bab 7

9.9K 521 0
                                    

⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

Sekarang hari dimana Kenan akan berangkat ke New York, untuk mengurusi urusan pekerjaannya.

Dan mereka sedang berada di depan pintu masion Xeyen.

"Abang benelan mau tinggalin Ley?" Tanya Rey sedih.

Kenan tersenyum lalu berlutut di hadapan sang adik, ia mengelus pelan rambut Reyvaro.

"Abang ga ninggalin Rey kok, abang cuman pergi dari sekitar Rey untuk sementara," jelas Kenan.

Lalu ia mendekat kan wajahnya dengan wajah Rey. "Rey tenang ajah, abang udah nyuruh orang buat ngawasin Rey selama Rey berada di keluarga ini. Jadi kalau misalnya Rey kenapa-napa karena mereka, abang bakal langsung bawa Rey buat ikut sama abang. Jadi Rey tidak perlu khawatir okeyy, abang akan selalu ada di sisi Rey," bisik Kenan membuat Rey sedikit lega.

Sedangkan mereka menatap penasaran kearah Kenan dan Rey, apa yang mereka berdua bicarakan?

Rey tersenyum, lalu memeluk sang abang. "Makasih abang, Ley sayang abang. Jaga kesehatan ya selama disana, Ley selalu nunggu abang di sini," ujar Rey.

Mereka melepaskan pelukan nya, lalu Kenan mengangguk pelan. "Iya sayang, kalau gitu abang berangkat dulu ya," pamit Kenan lalu berdiri.

"Hati-hati abang," ujar si kecil yang mendapat anggukan dari Kenan.

Kenan menatap keluarga Xeyen lainnya. "Kalau begitu saya pamit dulu semuanya, terimakasih atas tumpangan nya selama beberapa hari ini," ujar Kenan.

Mereka mengangguk mendengar itu. "Hati-hati boy," ujar Aiden.

"Iyaa om terimakasih," ujar Kenan lalu pergi dari sana, dengan menaiki mobil hitamnya menuju bandara.

Rey menatap mobil sang abang yang perlahan mulai menghilang dari pandangan nya. Jika Kenan pergi lalu bagaimana dengan dirinya? Ia masih tidak yakin dengan keluarga barunya ini, bagaimana kalau misalnya mereka melakukan hal seperti dulu lagi?

Ia harus berbuat apa? Seandai umurnya sama seperti dulu mungkin ia bisa kabur, tapi sekarang kan ia berada di tubuh anak kecil. Dan apa yang bisa dilakukan oleh anak seumuran nya sekarang?

Melawan juga ia tidak akan bisa, kabur? Kabur kemana? Yang ada Rey akan menjadi gelandangan di luar sana dan Rey tidak mau itu terjadi.

Mereka menatap Rey yang terus terdiam dengan pandangan kosong yang lurus kedepan.

"Rey," panggil Aiden.

TapiRey tidak merespon apa pun, karena anak itu masih asik dengan lamunan nya.

"Reyvaro!" Panggil Aiden lagi dengan nada sedikit tinggi, ia khawatir dengan putra bungsunya itu.

Rey segera tersadar dari lamunannya. "A ah iya kenapa?" Tanya Rey menatap Aiden.

Aiden berlutut di hadapan sang anak. "Ada apa? Kenapa melamun hmm?" Tanya Aiden.

"Gapapa," jawab Rey singkat membuat mereka menghela nafas pelan.

"Baiklah kalau begitu ayok kita masuk," ajak Aiden lalu mereka pun masuk kedalam masion.

Jika yang lain berkumpul di ruang keluarga, maka berbeda dengan Rey yang lebih memilih untuk istirahat di kamarnya.

"Apa setrauma itu Rey kepada kita Dad?" Tanya Revin sedih, ia sangat ingin dekat dengan sang adik.

Aiden menatap putra keempatnya. "Mungkin iyaa, kita coba saja perlahan untuk bisa dekat dengan nya. Jangan terlalu dipaksa yang ada nanti Rey akan semakin benci kepada kita," jelas Aiden yang mendapat anggukan dari anak-anak nya.

Transmigrasi Elyen (BL) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang