bab 24

4.1K 199 8
                                    

⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

Reyvaro mengerjapkan matanya menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam indra pengelihatan nya.

"Ck sial, pake acara ketiduran lagi," gumam rey.

Rey merubah posisinya menjadi duduk dengan kaki yang bersila,tapi ia merasa ada yang aneh dengan sebelah tangannya lalu menoleh.

Reyvaro menatap borgol itu datar. "Xavier Sialan! Kalau gini gimana caranya gue kabur," batin Rey kesal.

Rey berusaha untuk melepaskan borgol yang memborgol tangannya itu tapi sangat sulit karena borgol itu harus dibuka mengunakan kuncinya.

"Arghh sial," kesal Rey karena tidak bisa membuka borgol tersebut dengan tangan kosong.

"Sssttt," desis Rey tangannya lecet karena terus menerus bergesekan dengan borgol tersebut.

Ceklek

"Kau sudah bangun sayang?" Tanya Rey yang datang sambil membawa nampan berisi makanan untuk Rey.

Rey diam tidak merespon ucapan Xavier, lalu Xavier menaruh nampan tersebut diatas meja kecil yang berada di samping tempat tidur.

Xavier duduk di kursi yang memang sudah di sediakan untuk Xavier duduk disamping Rey.

"Aku punya salah sama kamu? Salah Aku apa? Kenapa kamu pergi dari aku? Tolong bilang sama aku sayang," pinta Xavier lembut sambil menatap Reyvaro penuh kasih sayang.

Rey masih diam enggan menjawab pertanyaan yang di lontarkan Xavier untuk nya.

"Lepasin gue," ujar Rey dingin tanpa menatap Xavier.

Xavier menggeleng pelan. "Aku udah janji sama diri aku sendiri kalau kita bertemu aku tidak akan melepaskan mu lagi," ujar Xavier dengan nada yang masih lembut.

"Plis lo pergi dari sini Vier, gue gamau nangis didepan lo," batin Rey, sedari tadi ia sedang menahan tangis agar tidak menangis dihadapan Xavier.

Jujur Rey juga rindu dengan Xavier tapi Rey teringat dengan permintaan Aiden yang sudah ia iyakan waktu itu.

Xavier tau bahwa Rey juga merindukan nya tapi ia tidak tau apa yang membuat Rey seperti ini, dengan pelan Xavier menarik dagu Rey agar mau menatap nya.

Tapi tetap saja, walaupun wajah mereka sejajar tapi Rey masih tetap menghindari bertatapan dengan Xavier.

"Sayang tolong tatap aku," pinta Xavier.

Rey terdiam hingga akhirnya ia mulai menatap wajah Xavier, mata mereka saling menatap dan tanpa Rey minta air mata yang sedari tadi ia tahan keluar bagitu saja.

Xavier menatap Rey khawatir lalu dengan lembut mengusap air mata Rey. "Hey sayang kenapa? Kok nangis? Ada yang sakit hmm yang mana yang sakitnya?" Tanya Xavier lembut.

Rey menggeleng pelan. "Boleh peluk?" Cicit Rey sambil menatap kebawah.

Xavier terkekeh mendengar itu, baginya Rey sangat menggemaskan. "Tentu," jawabnya dan langsung memeluk Rey erat.

"Aku merindukan mu baby, apakah kamu merindukan ku juga?" Tanya Xavier.

"Aku pun sama," jawab Rey pelan.

Xavier melepaskan pelukan nya lalu menatap wajah Rey serius. "Kenapa kamu pergi dari ku? Apakah aku melakukan kesalahan yang membuat mu tidak nyaman bersama ku?" Tanya Xavier beruntun.

Rey menggeleng pelan. "Bukan begitu, aku... Aku di suruh oleh daddy untuk tidak berhubungan dengan mu lagi," jawab Rey.

Xavier mengernyitkan dahinya binggung. "Daddy? Bukan kah daddy serta para abang mu sudah tiada akibat kecelakaan?" Tanya Xavier lagi binggung.

Reyvaro terdiam, apakah dia harus menceritakannya kepada Xavier.

Sudah lah percuma Rey turup-tutupi karena pada akhirnya semuanya juga akan mengetahui kebenarannya, akhirnya Rey menjelaskan semuanya kepada Xavier.

Kenapa daddy serta para abangnya masih hidup dan kenapa Rey pergi dari Xavier.

"Maaf," cicit Rey sambil menunduk.

Xavier tersenyum dan mengusap pelan rambut Rey. "Tidak apa sayang, aku mengerti mereka hanya khawatir kepada mu jika kamu bersanding dengan ku karena aku bukan lah manusia baik-baik,"

Sebenarnya Xavier sangat sedih saat mengetahui cerita yang sebenarnya, ternyata ini semua rencana keluarga Rey agar Xavier dan Rey tidak bersatu.

Tapi Xavier paham kalau mereka hanya khawatir kepada anak/adik mereka jika Rey terus berada disamping nya, tapi Xavier berjanji akan terus menjaga Rey walaupun nyawanya yang menjadi taruhan.

"Makan dulu ya sayang," ujar Xavier lembut.

Rey mengangguk pelan. "Lepas, sakit," rengek Rey kepada borgol disebelah tangannya.

Xavier baru ingat bahwa ia memborgol tangan Rey tadi, karena dia takut Rey akan kabur kembali dari nya.

Dengan Cepat Xavier mengambil kuncinya yang berada disaku celananya lalu membuka borgol tersebut, Xavier dapat melihat tangan Rey yang memerah karena lecet.

"Maafkan aku sayang, aku tidak bermaksud untuk menyakiti mu," sesal Xavier.

"Gapapa kok Vier," jawab Rey sambil tersenyum, senyuman itu senyuman yang selama ini Xavier rindukan.

"Tunggu sebentar," Xavier pergi dari sana untuk mengambil salep.

Tak lama Xavier kembali dengan salep yang berada ditangan nya. Dengan perlahan Xavier mengoleskan salep tersebut ketangan Rey yang lecet.

Setelah selesai Xavier mulai menyuapi Rey hingga pemuda manis itu kenyang.














•••

Helo semuanya

Maaf ya kalau cerita nya ngawur banget hehehe😁

Jangan lupa vote and komen

Transmigrasi Elyen (BL) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang