bab 6

19.8K 957 8
                                    

⚛》》》》Happy Reading《《《《⚛

"Abang Ken," panggil si kecil Rey.

Kenan yang sedang sibuk dengan laptop di pangkuannya pun langsung menutupnya lalu menaruhnya di meja dan langsung menoleh kearah si kecil.

"Kenapa baby?" Tanya Kenan lembut sambil mendudukkan Rey di pangkuannya.

"Abang-abang, mau kan tinggal disini sama Ley?" Tanya Rey menatap Kenan penuh harap.

Kenan tersenyum lembut kepada sang adik, lalu mengusap pelan rambutnya.

"Abang ga bisa sayang, soalnya abang akan tinggal di New York selama beberapa tahun kedepan. Karena ada masalah diperusahaan cabang yang ada di New York, yang mana masalah ini ga bakal selesai dalam waktu dekat, belum lagi abang juga punya urusan disana," jelas Kenan, sambil memberikan pengertian kepada sang adik.

Rey yang mendengar itu pun lantas langsung sedih, jika Kenan pergi dari sini maka siapa yang akan menjaganya? Rey tidak terlalu percaya kepada keluarga barunya ini. Ia hanya takut jika mereka sedang berakting saja dihadapan nya.

"Ley ikut ya bang," pinta Rey menatap Kenan penuh harap.

Kenan menghela nafas pelan. "Ga bisa baby, karena kamu sudah memiliki keluarga disini. Rey harus tinggal disini sama keluarga Rey," jelas Kenan.

Mendengar itu Rey menggeleng pelan. "Bagaimana kalau meleka jahat lagi sama Ley? Telus meleka pukul Ley lagi kaya dulu, atau lebih palahnya bagaimana kalau meleka sampai buang Ley di hutan. Ga ga ga Ley gamau pokonya, Ley mau ikut sama abang ajah," ujar Rey ribut.

Kenan menggaruk tengkuknya yang tak gatal, bagaimana bisa adiknya ini berpikir seperti itu? Apakah semenyeramkan itu tinggal di keluarga ini? Pikir Kenan.

Sedangkan tanpa Kenan dan Rey ketahui, bahwa ada beberapa orang yang terus mendengarkan percakapan mereka berdua dari awal di mulai.

Apakah setrauma itu Rey, terhadap perlakuan mereka dulu kepada nya? Hingga membuat Rey tidak bisa percaya kepada mereka yang statusnya adalah keluarga nya sendiri, bahkan Rey lebih percaya kepada Kenan yang bukan siapa-siapa di keluarga mereka.

Kenan menangkup wajah sang adik. "Hey, dengerin abang ya. Abang janji kalau sampai mereka apa-apa in Rey, abang bakal bawa Rey buat ikut sama abang. Bagaimanapun caranya, jadi sekarang Rey coba buat terima keberadaan mereka dulu ya. Mungkin Rey hanya perlu beradaptasi kembali dengan mereka," jelas Kenan, yang terus memberikan pengertian kepada sang adik, pelan-pelan.

"Tapi bang- suttt sudah percaya ajah sama abang oke," ujar Kenan.

Rey yang sudah mendengar itu hanya bisa mengangguk pelan, membuat Kenan tersenyum senang.

"Nah ini baru adiknya abang yang hebat," ujar Kenan sambil memberikan acungan jempol kepada adik laki-laki nya itu.

Rey tersenyum mendengar pujian dari sang abang.

"Owh iya, abang belangkat ke New Yolk nya kapan?" Tanya Rey.

"Mungkin besok," jawab Kenan, karena pekerjaan itu memang harus segera di kerjakan.

"Yah, kok abang balu bilang sekarang sih sama Ley?" Tanya Rey sedih.

"Maaf ya, soal nya ini juga dadakan dan ga ada dalam prediksi abang," sesal Kenan, karena ia juga baru mengetahui 2 hari yang lalu. Tapi belum memiliki waktu yang pas untuk berbicara dengan Rey.

"Tapi abang janji kan, bakal seling-seling ke sini buat ketemu Ley?" Tanya Rey menatap Kenan.

Kenan tersenyum sambil mengelus rambut sang adik. "Ia abang janji bakal sering-sering ke sini buat bisa main sama Rey?" jawab Kenan membuat Rey sangat senang.

"Yaudah sekarang waktunya Rey, buat tidur siang okey," ujar Kenan yang mendapat anggukan pelan dari Rey.

"Milk," ujar Rey yang dimengerti oleh Kenan.

"Tunggu sebenarnya ya sanyang, Rey tunggu sini biar abang bikinin," ujar Kenan sambil menduduki Rey disofa.

Tak lama Kenan kembali dengan membawa dot berisi susu vanilla kesukaan Rey.

"Ini susunya, dan sekarang waktunya Rey untuk tidur siang," Kenan sambil menggendong El ala koala, dan berjalan menuju kamar Rey yang berada di atas.

"Abang temenin ya," pinta Rey, yang mendapat anggukan dari Kenan.

"Iya abang temenin kok," jawab Kenan.

Sesampainya di kamar Rey, Kenan langsung merebahkan si kecil lalu menyelimutinya. Setelah itu ia ikut rebahan disamping Rey sambil mengelus pelan rambutnya.

Merasa nyaman, Rey pun mulai mengantuk dengan dot yang berada didalam mulut nya.

Perlahan mata nya mulai memberat, lalu tak lama terdengar dengkuran halus dari si kecil.

Kenan mencium pelipis sang adik. "Selamat tidur adik kecil nya abang," gumam Kenan lalu beranjak dari tidurnya dengan perlahan agar tidak membangunkan si kecil.

Setelah itu Kenan langsung keluar dari Kamar Rey, menuju kamarnya yang sudah di sediakan oleh tuan rumah.

Tak lama setelah Kenan pergi, masuklah beberapa orang kedalam kamar Rey.

Mereka menatap Rey sendu. Apakah kesalahan mereka dimasa lalu masih bisa di maafkan?

Mereka berjanji bahwa tidak akan mengulangi kesalahan yang sama untuk kedua kalinya, cukup dulu saja mereka bodoh oleh kenyataan dan sekarang tidak boleh sampai terjadi lagi.

"Maafkan kami, atas semua kesalahan yang pernah kami lakukan kepada mu Rey. Kami janji akan menebus semua kesalahan yang pernah kami lakukan kepada mu sebelumnya," gumam Kaivan sambil mengelus pelan rambut sang adik bungsu itu.

Ya mereka adalah, Kaivan, Ezra dan Kenza. Mereka sangat menyesal atas apa yang pernah mereka lakukan sebelumnya kepada Rey, dan mereka berjanji akan menebus semua kesalahan itu bagaimana pun caranya.

Transmigrasi Elyen (BL) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang