Berisik

380 65 4
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡








Seminggu menjalani biduk rumah tangga dan hidup di bawah atap yang sama, tidak memberikan perubahan besar bagi kedua lelaki ini.

Bener-bener masih asing dan terkesan hanya seperti teman satu kost, atau mungkin lebih tepatnya Junghwan yang ngekos.

Soalnya tuh anak, beneran bersikap layaknya anak kost di rumah ini.

"Pagi mas" sapa Junghwan, udah siap berangkat kuliah

"Gak sarapan?"

"Emang ada sarapannya?"

Jeongwoo nunjuk atas meja makan, hanya roti tawar dan beberapa jenis selai yang selalu tersedia di sana.

Karena gak ada yang bisa masak, jadi isi kulkas pun kebanyakan makanan instan atau frozen food.

Mereka tau sih kalo itu gak sehat, tapi dari pada mati kelaparan, mending makan yang ada kan? Lagian Jeongwoo belum dapat info juga dari yayasan penyalur ART, jadi belum ada yang kerja.

Nah, karena suasana itulah membuat kesan anak kost sangat terasa di rumah ini.

"Oh, gue sarapan di kampus aja deh mas" Junghwan udah siap jalan kearah rak sepatu

"Bisa ngobrol dulu sebentar?"

Junghwan noleh lagi, natap lelaki yang kayaknya masih betah duduk di kursi meja makan itu.

"Boleh, tapi gue ambil kaos kaki dulu"

Junghwan lari cepet kearah rak sepatu, terus ambil kaos kaki di dalam sepatu nya dan balik lagi.

Setelah duduk di depan Jeongwoo, Junghwan balik natap lelaki itu, tapi sambil pake kaos kaki.

"Mau ngobrolin apa mas?"

Jeongwoo nyodorin sebuah kartu kredit kehadapan Junghwan, belum dengan penjelasan apapun.

"Ini, buat gue?" Tanya Junghwan yang masih ngepasin jari-jari kakinya di dalam kaos kaki

"Uang nafkah kamu saya taruh di sana"

"Nafkah apa aja nih? Termasuk belanja juga?"

"Iya, uang belanja bulanan sama uang saku bulanan kamu"

Junghwan ngangguk, "jadi yang belanja gue?"

"Lalu harus saya?"

Junghwan mencebik pelan, "yakan bisa berdua, gue takut boros kalo sendiri dan malah beli yang gak penting"

Seolah mempertimbangkan omongan Junghwan, lelaki di depan nya diam sesaat.

"Berdua ajalah mas" pinta Junghwan yang mulai ngunyah

Tadinya dia gak bakal sarapan soalnya bosen roti mulu, tapi karena diajak ngobrol dulu, jadi deh kepaksa sarapan.

"Yasudah, nanti untuk jadwal belanja kita sesuaikan kembali, dan kalo ada kebutuhan kuliah, kamu bilang langsung aja"

WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang