Perjanjian

622 87 31
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡









Dipertemuan kedua ini, mereka hanya datang sendiri-sendiri. Jeongwoo sih yang datang lebih dulu, dia nunggu di sebuah cafe.

"Udah lewat lima menit, kemana coba?"

Jeongwoo nyoba buat ngehubungin lagi, tadi dia cuma ngirim lokasi cafe ini aja.

Me
Apa masih lama?
Saya tidak suka menunggu

Bocil
Sabar bos!
Ini sampe

Kling!

Jeongwoo noleh, ternyata itu sosok yang dia tunggu. Takut gak keliatan karena dia duduk di pojok, jadi dengan inisiatif Jeongwoo angkat tangannya.

Tapi bukannya dapat respon, orang itu malah balik badan dan memilih untuk memesan lebih dulu.

Jeongwoo hanya bisa ngehela nafas, baru kali ini dia ngeliat manusia seperti ini.

Tapi gak lama, Jeongwoo ngeliat orang itu datang sembari bawa nampan.

"Sorry lama bos" ujarnya setelah duduk

"Bisa stop panggil saya bos?"

"Kenapa? Mau gue panggil Daddy?"

Jeongwoo ngegeleng heran, balasan orang di depannya cepet banget bikin dia kehabisan kata.

Jadi karena gak mau makin lama dan malah makin banyak nguras tenaga, akhirnya Jeongwoo mulai mengeluarkan map coklat yang dia bawa.

"Perjanjian yang mau kamu ajukan sudah siap?"

Junghwan cuma ngangguk, mulutnya masih ngemut cake yang dia barusan makan.

"Boleh saya lihat?"

"Boleh" Junghwan ngeraba setiap sakunya, "nih" dia nyodorin kertas dari buku big boss yang udah dilipat sekecil mungkin

Jeongwoo bisa ngerasain emosinya naik, soalnya baru kali ini ada perjanjian yang setidak niat ini.

Padahal dia sendiri berusaha serapih mungkin, bahkan sampe dipakein map, tapi ini cuma dilipat dan di masukan kedalam saku.

Tapi yaudalah, Jeongwoo gak mau memperpanjang bahasan ini.

"Ini, kamu juga bisa baca milik saya"

"Oke"

Jeongwoo ngebuka lipatan kertas itu, lalu dia baca setiap poin nya.

Gak ada permintaan aneh sih, cuma banyak hal yang gak bisa Jeongwoo campuri. Seperti, pertemanan nya, kehidupan pribadinya dan kondisi kamar nya.

Sebenernya gak beda jauhlah sama isi perjanjian punya Jeongwoo, yang sekarang lagi Junghwan baca juga.

"Ini maksudnya selalu terbuka soal keuangan tuh gimana?" Tanya Junghwan, "guekan belum berpenghasilan" lanjut nya

WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang