Terror

446 65 7
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡










"Langsung ke lokasi?"

"Iya, anak-anak kampus lain juga udah mulai jalan ke lokasi"

"Berapa kampus yang turun?"

"Sekitar lima?"

Junghwan natap Haruto yang barusan ngejawab gak yakin, terus dia ngedengus.

"Tumben jawaban lo gak yakin"

"Lagi galau gue"

Sekali lagi, Junghwan natap temennya aneh, tapi yang ditatap malah ngehela nafas.

"Beneran ini gue" Haruto meyakinkan

"Sejak kapan lo galau?"

"Dua hari lalu kayaknya"

"Dih?! Lo beneran?"

Haruto ngehela nafas, "emang beneran anjeng!" Dia ngegas

Junghwan ngakak, terus natap temennya serius dan ikut berdiri.

Grep!

"Galau galau, kek punya cemceman aja lu!" Ledek Junghwan sembari merangkul bahunya Haruto

"Siapa bilang cemceman?"

"Jadi lo galauin punya orang?!"

"Kagak anjeng! Dia laki gue"

"Uhuk!" Junghwan kesedak ludahnya sendiri

"Segitunya banget apa?"

"Heh lontong kari! Lu kalo guyon yang bener aje"

"Gue beneran yah anjim"

"Tapi dari kapan anjir to? Dan makhluk apa yang mau sama lo?"

Haruto gak jawab, dia juga lagi gak mau ngerusak mood nya.

"Udah buruan deh"

"Yeuuu! Malah sensi ke gue"

Mereka akhirnya naik motor, Junghwan nebeng ke Haruto dan motor nya dia simpan di parkiran kampus.

Sebenernya udah sering kayak gini sih kalo mau aksi, biar lebih simple aja.

"Kita langsung masuk barisan atau ketemu yang lain dulu?"

"Ketemu yang lain, biar gak keong soal apa yang di demoin"

"Oke oke"

Junghwan diem, dia udah gak sabar buat teriak-teriak sambil ngedorong barikade aparat yang jadi tameng nya pemerintah.

"Laki lo gak bakal tau?"

WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang