Bujuk

411 67 18
                                    

Mengingatkan kembali bahwa ini hanya cerita fiksi hasil karangan saya sendiri, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata dari setiap tokoh yang ada dalam cerita.

Jadilah pembaca yang bijak !!
Selamat Membaca♡









Setelah tau alasan pasti dari Asahi, Jeongwoo langsung mengikuti saran dari Jaehyuk yang katanya minta maaf bakal lebih ampuh, kalo sekalian bawain apa yang Junghwan suka.

Awalnya Jeongwoo gak yakin, tapi setelah Doyoung ngangguk dia akhirnya sedikit percaya.

Jadi dengan pengetahuan sedikit soal Junghwan, Jeongwoo datang ketempat awal dia dipalak. Setelah parkir Jeongwoo berdiri bingung harus beli apa dulu, dia nyoba nginget-nginget apa aja yang Junghwan beli dulu.

"Ah...tanya aja apa yah?"

Karena dalam tiga bulan mengenal Junghwan, Jeongwoo tidak memiliki pengetahuan apapun soal lelaki itu. Walaupun pernah kesini dan liat sendiri Junghwan jajan, tapikan itu udah lama.

Lagian yang dipikirkan Jeongwoo bukan cuma Junghwan, masih banyak hal penting lainnya.

"Pak, permisi"

"Iya bang, mau beli apa?"

"Saya mau tanya, bapak kenal Junghwan gak yah?"

"Junghwan?" Jeongwoo ngangguk, "yang tinggi, besar, putih itu bukan?"

"Iya iya, yang itu"

"Oh tau, hampir semua pedagang di sini tau dia"

Jeongwoo ngangguk, di dalam hatinya dia bersyukur akan hal itu.

"Kalo gak salah, abang yang dulu nemenin dia jajan kan yah?"

"Iya pak"

"Oh.. sendirian kesini? Si Junghwan kagak ikut?"

"Enggak, ini biasanya dia beli apa aja yah pak?"

"Dia mah maniak aci, apa aja yang diolah dari aci pasti dibeli"

"Aci?"

"Iya, kayak cireng sama cimol"

"Oh" Jeongwoo ngangguk, udah mulai ada gambaran nih dia harus beli apa aja

"Disuruh si Junghwan kesini?"

"Oh enggak, saya inisiatif aja beliin"

"Widih, pacarnya yah?"

Dengan senyum yang diusahakan ramah, Jeongwoo menjawab.

"Kebetulan suaminya"

"Buset! Udah kawin tuh anak?"

"Sape?"

"Si Junghwan anjir!"

Jeongwoo gak tau harus apa dengan orang-orang yang mulai menyebarkan berita itu, emang beneryah, penyebaran berita lebih cepet lewat mulut.

WaktuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang