***
Hingar bingar ibukota sudah terasa sejak pukul enam sore tadi, saat baru saja Chika mendarat di bandara Soekarno Hatta setelah menempuh lima belas jam perjalanan jalur udara dari Inggris menuju Jakarta.
Gadis dengan tinggi badan 164 cm itu hanya menarik sebuah koper besar dengan tangan kirinya. Sementara tangan kanan dia menjinjing satu paper bag yang berisi oleh-oleh spesial. Bukan, dia bukan pulang dari liburan musim dingin di awal tahun 2024 ini. Dia baru saja menyelesaikan pendidikan masternya di program studi Bisnis dan Manajemen selama dua tahun penuh ke belakang.
Kacamata hitam yang semula terpasang di atas hidung mancung bak perosotan anak TK itu kini sudah berhasil ia lipat. Pandangannya menatap sekeliling, menatap satu persatu pelalulalang dan berbagai papan petunjuk yang terpampang.
Kini matanya berpindah menatap layar ponsel yang terdapat foto dirinya bersama sang kekasih, Arvi namanya. Lebih tepatnya calon suaminya. Karena sebelum Chika terbang ke UK, mereka sudah bertunangan dan akan melangsungkan pernikahan jika Chika sudah selesai dengan pendidikannya.
Mobil sedan berwarna biru telur asin menjadi tumpangan Chika menuju apartemen Arvi. Rencananya dia ingin memberikan kejutan dari kepulangannya yang tidak dia beritahu pada siapapun. Chika sudah senyum-senyum sendiri di kursi penumpang belakang. Dia sudah berpikir bahwa Arvi pasti akan terkejut dengan kedatangannya yang mendadak ini. Selain karena merindukannya, Chika ingin menebus rasa bersalahnya karena di hari ulang tahun Arvi seminggu lalu Chika tidak bisa pulang untuk merayakan bersama.
"Mbak, kita udah sampe Apartment Parama. Mau saya antar sampai mana ya?"
Sibuk memikirkan reaksi Arvi dan membayangkan wajah tampannya ternyata supir taxi ini sudah membawa Chika sampai di depan lobby utama.
"Sampe sini aja Pak. Makasih ya, kembaliannya ambil aja." Jelas itu sebagai ungkapan terima kasih Chika pada supir taxi karena sudah membantu memasukan dan mengeluarkan koper super berat dari bagasi.
Ah Chika rasanya sudah tidak sabar berjumpa dengan Arvi, dia ingin segera menemui lalu memeluk kekasihnya itu sepuasnya. Lift masih berada di lantai 3 sedang unit Arvi ada di lantai sembilan. Terakhir dia mengunjunginya disini mungkin sekitar tujuh bulan lalu saat Chika sedang libur kuliah dan mereka merayakan anniversary yang ketiga tahun.
Lift sudah membuka pintu saat Chika berada di lantai sembilan. Unit Arvi berada paling ujung dan Chika segera menempelkan sidik jari di finger print akses. Dia berharap di malam minggu ini Arvi sedang ada di apartemen. Karena sebelumnya dia pun bertanya apa agenda Arvi hari ini, mendapat jawaban tidak ada agenda apapun Chika langsung memutuskan pulang ke Jakarta.
Ruangan apartemen Arvi masih sama. Tidak ada yang berubah. Bahkan aroma maskulin pria itu tercium semerbak dari ujung pintu saat Chika baru saja masuk dan menyeret kopernya.
Oleh-oleh yang dimaksud adalah sebuah kue tart kecil lengkap dengan lilinnya. Setelah landing tadi dia menyempatkan memilih kue ulang tahun di salah satu jajaran kuliner yang ada di bandara.
Lilin sudah terpasang dan ia nyalakan. Baru saja ingin membawanya mencari keberadaan Arvi untuk memberinya kejutan, betapa kagetnya Chika melihat tunangannya itu sedang asik bercumbu dan menggiring wanita setengah tak berbaju keluar dari sebuah kamar.
Kue tart yang dipegangnya sudah jatuh ke lantai dan berserakan, bunyi piringan kue yang beradu dengan lantai vinyl sedikit menggema dan membuat dua orang yang sedang dimabuk birahi itu menghentikan aktivitasnya.
"Chi.. ka.."
Chika benar Arvi terkejut. Bahkan wajahnya seketika memucat. Tapi Chika tidak berpikir bahwa dia juga akan sama terkejutnya akibat ulah Arvi.
Cincin berlian di jari manisnya sudah terlepas. Wanita yang menjadi selingkuhannya itu sama sekali belum membalikan badan. Alih-alih mengamuk, Chika malah mengangkat cincin itu ke atas agar Arvi melihat lalu menyimpannya di atas meja buffet. "We are done! Thanks Arvi."
Kembali Chika menyeret kopernya meninggalkan apartemen Arvi tanpa menghiraukan teriakan tunangannya, ralat mantan tunangannya yang tidak mungkin menyusulnya karena dia sudah tidak memakai celana sama sekali.
***
Holaaa ges, welcome back wkwk anw ini aku update via browser ya biar lebih enak ngetik tapi sepertinya spasinya agak kurang nyaman kalo by mobile sorry ya. Semoga masih tetep enak dibacanya. Oh ya cerita ini updatenya mau dijadwalin sih rencananya. Coba pilih mau yang mana?
1. Setiap hari minggu
2. Seminggu sekali bebas asal bukan senin
Komen dulu menurut kalian setelah baca prolog ini, gimana? Baru vote dan komen kalian pilih no 1 atau 2. See you 😊

KAMU SEDANG MEMBACA
SETARA
ChickLit⚠️ Adult ⚠️ "Sstttt..." Aya mencoba menenangkan Chika dengan mengusap-ngusap bahu dan punggungnya. "Insecure itu cuma berlaku untuk yang jadi selingkuhan. Kalo kamu yang diselingkuhinya, apapun itu kamu tetep pemenangnya Nay." SETARA, 2024