Acara open house yang diadakan Raga di hari senin pagi menuju siang ini tidak mengundang banyak orang. Selain karena lokasi yang berada di area hunian elit. Tentu ia harus menghormati penduduk setempat agar tidak membuat keributan dengan mengundang banyak orang dalam satu waktu.
Ia hanya mengundang beberapa kolega bisnis yang menjadi klien loyal dalam perusahaannya. Serta media anak muda untuk memberi informasi bahwa kantornya saat ini beralih lokasi.
Selain kolega juga ada beberapa keluarga Raga termasuk juga ibu-ibu yang sering membicarakannya dalam pertemuan keluarga turut hadir disini.
"Selamat Abang, makin sukses ya abis ini." Ashel sengaja cuti agar bisa menemani Anin menggantikan Hardan yang sedang keluar kota.
"Makasih Acel dan Mama udah nyempetin dateng." Raga memeluk keduanya bergantian.
"Tante liat-liat makin lengket aja sama cowok oplas itu." Raga tau yang dimaksud salah satu tantenya ini adalah Deo. Wajah Deo memang sedikit mirip artis Korea, tapi dia tidak operasi plastik jika harus Raga jelaskan.
"Apasi dek, orang ini anak kita lagi punya acara. Yang baik-baik dikit gitu ngomongnya." Bela Anin pada adik iparnya ini.
"Iya sih, makin sukses ya Raga. Kamu ganteng, jangan sampe suka sama yang ganteng juga."
Raga tersenyum, "iya tante terima kasih."
"Eh bukan makasih makasih, tapi diinget loh ya. Atau mau tante kenalin nih sama anak temen tante?" Raga menatap Anin dengan nafas sedikit berat.
"Gak udah dek. Biarin aja sih anaknya usaha sendiri."
"Loh mbak tapi bener daripada dia doyang batangan, mending aku jodohin aja lagian udah umurnya juga. Mbak gak kasian sama Masku, nama baik dia tercoreng gara-gara istri dan anaknya."
"Dek-" ucapan Anin terhenti saat seseorang tiba dengan senyuman khasnya.
"Congrats sayang, maaf aku telat. Tadi jemput Mami dulu." Chika memberikan satu buket bunga yang isinya beragam. Setelah memberi sedikit pelukan pada Raga, Chika menyalami Anin dan tante Raga serta Ashel. "Telat lu." Gurau Ashel. Chika terkekeh.
"Nggak telat kok. Makasih ya sayang, Mami Papi mana?" Tanya Raga.
"Di depan, Papi ketemu dulu sama Pak Hermawan."
"Wait, ini sayang sayangan udah resmi apa gimana?" Potong Ashel.
"Oh ya, Ma, Cel, tante kenalin. Ini Chika, pacar aku."
"Hanayasika lu bener-bener ye, gue udah duga ada sesuatu yang disembunyiin. Bagus lu udah punya tempat cerita baru?" Ashel sedikit meledak atas pengakuan sah dari Raga. Meski tempo hari Raga dan Chika sempat terciduk dengan hal yang kurang baik dipertontonkan. Keduanya pada saat itu benar-benar belum resmi berpacaran.
"Haha." Chika hanya terkikik dan memberikan dua jari tanda damai pada Ashel.
"Mama seneng akhirnya jawabannya gak bikin bingung lagi," sahut Anin yang sudah mengusap pundak Chika.
"Kamu kok mau sama Raga?" Chika yang ditanya dengan nada sedikit sinis oleh tante Raga bukannya merasa tidak enak justru semakin berani.
"Bang Raga baik, penyayang, kita berdua udah kenal dari kecil. Dan mohon maaf tante, Abang bukan gay seperti yang tante duga selama ini. Why not? Jelas aku mau."
"Deo." Panggil Chika saat melihat Deo yang sedang membawa beberapa lembar kertas dari arah luar.
"Iya Bu Chika ada yang bisa saya bantu?" Tanya Deo sedikit melambai.
"Cewek kamu dateng kesini gak?"
"Ah sayang sekali Ibu, Tiana gak bisa izin. Lagian Pak Pandu open house hari senen, orang mana bisa dateng kalo bukan CEO." Jawabannya sedikit casual tapi Chika menyukai situasi ini.

KAMU SEDANG MEMBACA
SETARA
Literatura Kobieca⚠️ Adult ⚠️ "Sstttt..." Aya mencoba menenangkan Chika dengan mengusap-ngusap bahu dan punggungnya. "Insecure itu cuma berlaku untuk yang jadi selingkuhan. Kalo kamu yang diselingkuhinya, apapun itu kamu tetep pemenangnya Nay." SETARA, 2024