05. Fakta Mengejutkan

570 54 14
                                        

Sorry minggu ini juga agak telat lagi ya, lagi kurang sehat nih matanya atit huhuh :(

Enjoy yaa...

***



Melewati beberapa hari dengan rengekkan agar Hari mengizinkan pergantian agensi untuk menangani pengelolaan brand rejuvenation yang ingin dilakukannya. Chika terpaksa harus tetap menerima bahwa kesepakatan sudah terlanjur dibuat hitam diatas putih.

Penawaran dan kontrak kerjasama sudah saling disepakati oleh kedua pemimpin perusahaan, alias Hari dan Pandu.

"Saya mau untuk desain visual yang disuguhkan kali ini benar-benar masuk untuk gen-Z sampai kalangan dewasa," ucap Chika. Mereka sedang melakukan rapat koordinasi dengan salah satu staf dari PT Pandu Kreasi Bahagia termasuk pimpinannya, dan tentu dengan Hari sebagai pemilik perusahaan PT Hanaya Rasa Nusantara.

"Baik Bu Chika, karena target market bergeser apakah positioning-nya pun berubah? Kami perlu memastikan dari beberapa aspek lainnya agar hasil akhir yang diinginkan tidak keluar dari jalur perencanaan." Salah seorang staf Pandu Kreasi Bahagia menimpalinya.

"Tentu. Saya ingin dikenal sebagai perusahaan horeca yang bukan hanya sekedar siap saji. Tapi menjadi supplier horeca yang praktis, sehat dan berkualitas tinggi." Hari dan Pandu diam menyimak pembahasan antara beberapa staf teknis untuk keinginan Chika yang termasuk bagian rejuvenation baru dari perusahaannya.

"Jika dilihat dari data customer tiga tahun kebelakang semua adalah konsumen loyal sejak pandemi berlangsung. Dan dari data statistik hotel juga akomodasi tahun lalu, banyak pembangunan baru di beberapa kota baik itu hotel atau perusahaan cabang," ujar Chika menjelaskan dengan sangat detail dari tampilan presentasi di layar proyektor.

"Saya harus bisa menembus pasar itu, dimana pemilik dan manajer cabang saat ini sudah banyak diduduki oleh beberapa generasi milenial dan gen-Z." Sambungnya.

"Bagaimana jika dengan konsep minimalis tapi tetap mempertahankan warna lama?" Semua orang diam dan menimbang. "Apakah Pak Pandu ada ide lain?" Tanya Daniel memastikan.

"Ya. Saya setuju dengan idemu Daniel. Sebuah kepraktisan dari positioning brand harus dikemas dengan simpel. Gaya minimalis akan cocok," jawab Pandu tegas.

"Bagaimana Pak Hari? Bu Chika?" Daniel kembali bertanya.

"Saya menyerahkan semua keputusan pada Bu Chika," ucap Hari.

Chika sedikit gugup saat Hari berkata demikian. "Baik saya setuju, saya menunggu moodboard project dan copywriting di awal. Apa seminggu waktu yang cukup?" Tanya Chika.

"Cukup," jawab Daniel bersamaan dengan suara bariton Pandu yang mengatakan "Moodboard dan copywriting akan selesai dalam dua hari. Sebelum akhir pekan Anda sudah bisa menerimanya."

"Saya memang ingin ini selesai dengan cepat. Tapi," Chika menjeda kalimatnya. Dia menatap Pandu lebih tegas. "Saya tidak suka jika hasilnya berantakan karena pengerjaannya dilakukan secara tergesa. Minggu depan adalah deadline-nya."

Pandu hanya diam menatap Chika tanpa memberikan pembelaan. Daniel menatap ketiganya bergantian dan mereka tidak ada yang membuka pembicaraan kembali. "Baik Bu Chika terima kasih, kami rasa itu waktu yang cukup dan panjang. Kami akan sajikan yang terbaik." Tentu itu adalah kalimat yang keluar dari mulut Daniel.

"Ya. Senang bekerja sama dengan Anda, Pak Daniel." Chika berdiri dan mengajak berjabat tangan dengan Daniel. Sedikit lirikan ketus dia berikan pada Pandu. Pasalnya dia merasa kesal, sedari awal dia mengunjunginya di kantor Hari, ah ralat sejak pertemuan pertama mereka. Pandu bahkan sama sekali tidak memberikan keyakinan bahwa project ini akan memberikan hasil yang bagus.

SETARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang