***
Semua urusan dengan vendor telah Hari selesaikan dengan baik. Kecuali urusan dengan keluarga Arvi yang katanya sore ini mereka akan segera berkunjung untuk mencari solusi.
Tapi bagi Chika, ini semua tidak ada solusi selain diselesaikan dengan pembatalan.
Begitu juga dengan Hari dan Aya yang tidak ingin menjerumuskan anak pertamanya untuk membangun rumah tangga dengan pria brengsek seperti Arvi. Semua memang harus batal dan berakhir dengan sia-sia.
"Nay..." Chika banyak melamun seharian ini. Dia sedang duduk menatap kolam renang tanpa kedipan. Panggilan Aya sama sekali tidak masuk dalam pendengarannya.
"Nay..." Sekali lagi Aya mencoba menyapa Chika dengan posisi yang lebih dekat. Chika sama sekali belum terusik.
"Naya..." Satu usapan berhasil membuat Chika terlonjak kaget.
"Eh.. Ya Mi?" Chika sedikit terkejut dengan sentuhan Aya. Pikirannya saat ini sedang penuh dengan banyak pertanyaan mengapa, mengapa dan mengapa.
"Kenapa nak? Mikirin apa, hmmm?" Aya duduk di samping Chika.
Chika sekilas menatap Aya lalu kembali melihat ke arah kolam renang. "Naya kurang apa ya Mi?" Pertanyaan Chika membuat Aya terdiam.
"Naya jelek ya?" Nada insecure dalam suara Chika tercekat jelas. "Apa Naya kurang sexy?" Sambungnya lagi.
Aya segera membawa Chika ke dalam pelukannya. Dia mengerti dalam situasi sekarang ini Chika lebih butuh validasi dan diyakinkan bahwa semua yang terjadi itu bukan karena kurang ataupun karena kesalahannya.
"Anak mami tuh cantik, pinter, rajin, jago masak, bodynya menggoda iman gini masih ditanya kurangnya apa?" Aya berbicara dengan nada menghibur. Sedang hatinya sama runtuhnya dengan Chika. Ibu mana yang tidak ikut merasa sakit hati ketika mengetahui anaknya disakiti.
"Ya gak adalah." Aya meneruskan kalimatnya sendiri.
"Terus..." ucapan Chika terpotong. "Sstttt..." Aya mencoba menenangkan Chika dengan mengusap-ngusap bahu dan punggungnya.
"Insecure itu cuma berlaku untuk yang jadi selingkuhan. Kalo kamu yang diselingkuhinya, apapun itu kamu tetep pemenangnya Nay."
Chika dan Aya saling menguatkan dalam dekapan tanpa saling melempar lagi obrolan satu sama lain.
Sungguh pikir Chika ini adalah akhir pekan yang buruk untuk awal tahun yang baru dia jalani di Indonesia. Bahkan belum ada 24 jam. Sibuk dalam hening, rupanya ada seseorang yang menghampiri mereka.
"Mi.. kayanya keluarga Arvi udah dateng." Hanayaristy, adik semata wayang Chika yang datang serta turut duduk di ayunan panjang tepi kolam.
"Papi udah tau dek?" Tanya Aya.
"Papi ada di ruang tamu dari tadi," jawab Risty dengan mata tetap fokus melihat telepon genggam yang bising dengan suara seseorang menawarkan produk kecantikan di live streaming TikTok.
"Yuk Nay, kita kelarin satu lagi. Biar kamu bisa tenang." Aya mengajak Chika bangkit dan berjalan ke ruang depan.
"Naya, nanti nyusul. Mami sama adek duluan aja."
"Yaudah. Inget ya Nay, kamu tetep pemenangnya." Chika hanya mengangguk dan masih berdiam diri duduk di ayunan panjang itu. Sedangkan Aya dan Risty sudah berlalu masuk. Ada banyak hal yang ingin dia siapkan sebelum benar-benar menatap lelaki bajingan yang sudah ia nobatkan sebagai mantan tunangannya itu. Salah satunya untuk terlihat baik-baik saja meski hati dan pikirannya begitu kacau.
![](https://img.wattpad.com/cover/370857278-288-k164914.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
SETARA
ChickLit⚠️ Adult ⚠️ "Sstttt..." Aya mencoba menenangkan Chika dengan mengusap-ngusap bahu dan punggungnya. "Insecure itu cuma berlaku untuk yang jadi selingkuhan. Kalo kamu yang diselingkuhinya, apapun itu kamu tetep pemenangnya Nay." SETARA, 2024