"Takdir seseorang tidak bisa diatur oleh butiran salju pertama, tapi bolehkah kita berharap akan takdir kita kedepannya dengan harapan seputih salju. "
.
.
.
Malam ini terasa begitu dingin mengingat sudah memasuki musim dingin yang sebentar lagi akan dating, mungkin beberapa hari kedepan atau malam ini akan turun salju pertama. Perkiraan cuaca yang disiarkan pagi ini di televisi, tetapi itu tidak memungkinkan untuk terjadi karena perkiraan cuaca akan berubah tiap saatnya. Junkyu menggosokkan tangannya yang terasa begitu dingin, ia menatap sekitarnya yang terlihat sepi hanya ada dirinya yang berdiri disana. Tidak ada satu orang pun yang berlalu lalang di depannya, ingatkan Junkyu bahwa suhu pada malam hari ini begitu dingin, oleh karena itu hampir tidak ada orang yang berlalu lalang disekitarnya. Junkyu saat ini tengah berdiri di pinggir jalan dekat dengan rumahnya, pinggir jalan yang waktu itu dirinya bertemu dengan seseorang dan memutuskan untuk kembali bertemu di tempat yang sama.
Pemuda manis itu sudah memakai mantel tebalnya dengan syal berwarna biru muda yang melingkar di lehernya dengan apik, tidak lupa surai hitamnya ia tutupi dengan sebuah kupluk rajutan berwarna hijau dan maroon, perpaduan warna yang lumayan cocok untuk Junkyu, tangan pemuda itu juga ia baluti dengan sarung tangan tebal berwarna putih untuk melengkapi pakaian dinginnya, karena sesungguhnya angin dingin sudah berhembus terus-menerus menerpa tubuhnya bahkan Junkyu sudah berkali kali menggosokkan tangannya untuk menghilangkan rasa dingin itu, sarung tangan yang ia pakai rasanya percuma sekali.
"Ssshh... " desisnya saat tiba-tiba angin berhembus menerpa tubunnya lagi.
Junkyu memutuskan untuk berjongkok ditempatnya tepat dibawah lampu jalan yang kini sudah menyala, menerangi gelapnya jalanan. Rasa letih mulai terasa di saraf tubuhnya, ketika orang yang ia tunggu tak kunjung datang, sudah hampir 15 menit sosok itu belum juga muncul.
"Haruto... " gumamnya sambil terus menengok ke kanan dan ke kiri, berharap jika sosok itu muncul didepannya.
Tubuhnya perlahan mulai terasa menggigil, ketika hawa dingin yang entah kenapa begitu dingin dimalam ini, mungkin benar perkiraan cuaca yang ditampilkan media pagi tadi bahwa salju akan turun malam ini.
Tes.
Satu titik kristal salju turun mengenai tubuh pemuda itu, Junkyu membuka telapak tangannya dan kembali satu titik kristal salju itu mengenai kulit tangannya. Kepalanya langsung saja menengadah menatap gekapnya langit dengan mata yang membulat dan mulut yang terbuka lucu, ketika ia bisa melihat bukan hanya satu titik kristal salju yang turun tapi ribuan titik itu berlomba lomba turun dan jatuh ke tanah Sebagian jatuh ke tubuh dan wajah Junkyu. Ia masih tidak menyangka jika salju pertama turun didepannya, dan diriny bisa menyaksikan salju pertama ini secara langsung, begitu indah dimata Junkyu yang saat ini tengah berbinar bahagia.
Memang benar apa yang dikatakan ibunya, salju pertama yang kita lihat langsung itu sangat indah dan Junkyu mengalaminya saat ini dengan wajah yang menampilkan senyuman ceria dan mata yang berbinar. Junkyu bangun dari posisinya jongkoknya dengan kepala yang masih menengadah ke atas, tidak mau melewatkan satu detik pun salju itu turun dan menerpa wajahnya dengan decakan kagum yang terus menerus ia keluarkan.
Junkyu membuka Kedua tangannya, merentangkan tangannya itu lebar-lebar sambil memutarkan tubuhnya dengan pelan, menikmati rintikan salju yang turun dan mengenai tubuhnya, bahkan Junkyu kini tengah melompat-lompat riang berusaha menangkap kristal lembut berwarna putih itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
CHASING YOU [On Going]
FanfictionCHASING YOU [On Going] 🌹 EYD Masih Berantakan 🌹 Sinopsis : Park Jihoon seorang pemuda manis yang hidupnya hanya mencari berita seleb kampus di Universitas YG bersama teman temannya, seiring berjalannya waktu kehidupan Jihoon berubah saat dirinya...