prolog

2.4K 94 5
                                    

Manik cokelat yang berbinar terkena sinar matahari itu, menyipit ketika ia menangkap sosok yang tak asing di seberang. Sosok yang tengah menyodorkan brosur pada manusia-manusia yang bahkan tak melihatnya walau setitik pun. Kalau tidak salah ingat, gadis itu adalah teman sekelasnya. Ia pernah melihatnya beberapa kali di sekolah. Iya, beberapa kali. Saking jarangnya ia melihat kehadiran teman sekelasnya tersebut, sampai-sampai membuat para murid lainnya kerepotan. Terlebih lagi dirinya, selaku sang ketua kelas.

Jika kembali melihat ke belakang, ia tidak pernah mendengar sesuatu yang baik tentang gadis tersebut dari mulut teman-temannya. Sebagian besar hanya, dia yang tidak pernah masuk, dia yang selalu menjadi beban saat kerja kelompok, dia yang selalu menyusahkan guru sebab nilainya yang selalu kosong. Maka kepalanya hanya menggeleng kecil kemudian melengos begitu saja meninggalkan gadis brosur, menuju rumah temannya untuk sekedar menghabiskan waktu di hari libur.

Azizi tengah membereskan buku-bukunya yang baru saja selesai digunakan untuk pelajaran Bahasa Inggris ketika sang guru memanggil namanya.

"Azizi, Bu Feni mau minta tolong sama kamu," ujar Bu Feni, selaku wali kelas dan guru bahasa inggris favoritnya. Beliau memang suka memanggil namanya sendiri.

Azizi masih diam, menunggu Bu Feni untuk melanjutkan kalimatnya.

"Ini soal Adelia. Kamu tau Adelia, kan?" Tanya Bu Feni seolah Azizi tidak mengenal teman sekelasnya tersebut saking seringnya absen. Gadis dengan rambut panjang bergelombang itu mengangguk.

Siapa yang tidak kenal dengannya? Semua murid di kelas 11 IPS 3 telah mengecap permanen gadis tersebut sebagai siswi paling tidak jelas sepanjang masa. Menurut cerita dari beberapa temannya, Adelia itu tidak pernah nyambung jika diajak berbicara. Entah suaranya yang terlalu pelan dan tidak jelas, atau memang gadis itu yang sengaja hanya bergumam dan tidak niat berbicara yang pasti mereka semua sebisa mungkin menghindar agar tidak mengobrol dengannya.

"Kamu ada informasi tentang dia? Dimana rumahnya sekarang, atau nomor orang tuanya?" Tanya Bu Feni, menatap si ketua kelas dengan penuh harap.

Sayangnya gadis misterius itu memang amat sangat jarang berinteraksi dengannya. Sehingga Azizi benar-benar tidak tahu-menahu tentangnya. Berujung hanya gelengan kecil ia berikan.

"Saya kurang tau, Bu." Terdengar helaan napas berat setelahnya.

Kemudian Bu Feni hanya mengangguk sambil tersenyum. "Ya udah. Kalo misalnya nanti kamu tau sesuatu, langsung bilang Bu Feni ya. Soalnya dari dulu Bu Feni udah coba telpon walinya, tapi sampai sekarang tetep nggak ada hasil," keluh Bu Feni, entah benar-benar mengkhawatirkan muridnya atau justru mengkhawatirkan nasib pekerjaannya.

Belum lama ini, Azizi sempat dengar bahwa Bu Feni mendapat peringatan dari kepala sekolah setelah mendapat laporan tentang Adelia. Katanya, wali kelas macam apa yang tidak tau apapun tentang muridnya. Wali kelas macam apa yang membiarkan muridnya tertinggal jauh dari teman-temannya. Seorang wali kelas, seharusnya membimbing, membantu, dan membina muridnya. Wali kelas adalah orang tua kedua, di rumah kedua. Tipikal sekolah swasta yang sangat bertanggung jawab terhadap muridnya.

"Tolong ya, Azizi. Cuman kamu yang bisa Bu Feni andalkan," ujarnya dengan senyum memohon.

Tak bisa berlama-lama lagi, sembari lanjut membawa buku dan kertas absensi, Bu Feni segera pamit untuk berpindah kelas.

"Kalo gitu makasih ya, Azizi." Azizi balas tersenyum ramah.

"Iya, Bu."

Bersamaan dengan kepergian Bu Feni, tiba-tiba saja Flora sudah berdiri persis di sampingnya. Pasti habis menguping, pikir Azizi. Decakan berturut-turut terdengar.

"Kasian Bu Feni nggak sih? Udah ngurusin mapel enam angkatan, ngurusin anak kelas, belum urusan rumah, sekarang malah nambah satu beban lagi. Mana bebal banget lagi yang ini," komentarnya julid.

Azizi tak membalasnya. Ia hanya bungkam seolah tak peduli namun diam-diam berpikir.

Apakah ia harus membantu Bu Feni untuk mencari informasi tentang Adelia agar beliau tidak lagi kesusahan?

Haruskah?








Aku udah putusin buat bikin kapal zeedel yaa cinta cintakuu😁😁😁🌷

all we want  [ZEEDEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang