bab 18

498 65 3
                                    

Azizi mengedarkan pandangannya memperhatikan suasana kafe yang belum terkalu ramai. Mungkin karena saat ini orang-orang masih sibuk bekerja, jadi sebagian besar pengunjung kafe adalah anak sekolahan. Sama seperti mereka.

Adel yang baru kembali dari kasir untuk memesan pun mengambil duduk di hadapan Azizi.

"Kenapa?" Tanyanya ketika Azizi masih sibuk menoleh kanan dan kiri. Gadis berambut wolf cut panjang itu pun menggeleng.

"Kepikiran aja, gimana kalo kita belajar disini. Sekalian cari suasana baru." Hari ini adalah hari bebas terakhir sebelum UAS.

Adel juga memutuskan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Dan semua sudah lunas, tidak ada lagi hambatan lain untuk fokus pada ujian. Jadi Azizi berniat untuk merayakannya kecil-kecilan di kafe tempat Adel bekerja dulu.

Ada sedikit cerita lucu ketika untuk pertama kalinya Adel datang ke ruang guru dan mengumpulkan tugas. Guru-guru yang mengenal siapa dirinya, seketika terkejut kala ia membawa setumpuk buku tugas dan diberikan kepada guru mapel masing-masing untuk dinilai. Mungkin mulai saat ini mereka percaya pada sebuah keajaiban.

Tiba-tiba ditengah keheningan antara mereka, lagu light milik hand asal Korea-wave to earth, mengalun lewat sound kafe. Memenuhi tiap sudut ruangan dengan melodi indie yang khas. Sebagai pendengar setia wave to earth, senyum cerah Azizi seketika mengembang sempurna. Terlebih lagi lagu yang diputar adalah lagu kesukaannya. Otomatis tubuhnya ikut bergerak-gerak sembari menggumamkan liriknya.

You, always, wanted to see the moonlight

Apa yang Azizi lakukan itu tentu tak lepas dari netra hitam Adel, la tersenyum kecil melihat Azizi begitu menikmati alunan musiknya.

And I. I just wanted to see your smile

Merasa senang karena ia tidak salah memilih lagu.

There is a light not far away from us From us

lya, Adel yang meminta mantan rekan kerjanya untuk memutar lagu milik band kesukaan Azizi. Lagu yang sering sekali ia dengar entah di rumah, di halte, di bis, dimana pun itu.

The light will shine with the clouds

Tanpa sepengetahuan Azizi, selama ini Adel juga sering menggunakan lagu-lagu dari band kesukaannya itu untuk belajar Bahasa Inggris. la bahkan hampir menghafal seluruh lagu milik band tersebut.

We're gonna fly up into the blue sky So slowly And we held the moon in our arms

Adel memilih lagu ini juga bukan tanpa alasan, la tau, light adalah salah satu lagu terfavorit Azizi, karena gadis bule itu selalu menggumamkan liriknya setiap saat.

You always had me You're always shining

Merasa seperti diperhatikan, Azizi seketika berhenti ketika mata mereka bertemu. Lalu menutup wajahnya dengan kedua tangan dan memekik pelan karena malu.

"Lo kenapa liatin gue terus sih?!!"

Adel terkekeh. Masih tenang walaupun gadis di depannya itu sedang menutup-nutupi wajahnya seperti orang gila. Sama sekali tidak terganggu dengan beberapa pasang mata lain yang menatap ke arah mereka, bertanya-tanya. Adel mencondongkan tubuhnya lebih dekat dengan Azizi lalu berbisik.

"Pemandangan di sini yang bagus cuman lo doang soalnya." Entah sudah seperti apa wajahnya saat ini, rasanya Azizi ingin sekali mengumpati Adel dan mulutnya itu. Dasar sinting.

Di saat Azizi berjuang mati-matian menahan luapan perasaan di dadanya, dengan entengnya Adel hanya tertawa puas melihat reaksi Azizi.

"Misi, Kak. Ini pesanannya ya." Beruntung pesanan mereka datang. Jika tidak. Azizi. benar benar tidak tau harus apa, la pasti akan terlihat seperti manusia tak waras hanya karena mahkluk di hadapannya ini.

all we want  [ZEEDEL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang