"Lo telat 20 menit" ucap Azizi mengingatkan. Memiringkan kepalanya sambil menatap Harsha penuh selidik.
"Lagian, lo tau rumah gue darimana?"
Adel mengedikkan bahu acuh. "Nanya orang sekitar."
"Ternyata lo seterkenal itu ya," lanjutnya membuat Azizi mengerutkan dahi heran.
"Bu, kenal cewek rambut panjang segini, terus mukanya rada bule yang biasanya lewat sini?"
"Ohhh Neng Azizi? Kenal itu mah. Emangnya kenapa, Neng?"
"Ibu tau rumahnya?"
"Kalo rumahnya nggak tau. Tapi Neng Azizi biasanya dateng dari sana. Coba kamu nanya orang yang ada disana aja."
Jika dihitung, mungkin ada lebih dari delapan orang yang Adel tanyain tentang alamat Azizi.
"Lo kenapa bisa kepikiran nanya orang-orang di deket jembatan?" Tanya Azizi
"Soalnya rumah lo kemaren searah. Jadi pasti rumah lo deket area jembatan." Azizi mengangguk-angguk. Alasan yang cukup masuk akal.
Azizi segera memakai kacamatanya dan membuka laptopnya. Enggan untuk berlama-lama lagi dan terus membuang waktu. Ia ingin pekerjaan yang satu ini cepat selesai, sehingga ia bisa mengerjakan tugas lainnya.
"Terus gue ngapain?" Tanya Adel.
"Lo bisa pake HP gue, nggak di-password. Terus cari jurnal. Biar nanti gue gabungin,"
"Kenapa diem?" Gadis itu menggaruk tengkuknya lalu tersenyum kikuk.
"Jurnal itu apa?"
"Jurnal itu kek catatan, tapi lebih rinci dan detail karna itu catatan penelitian. Nah, lo nyari jurnal dulu. Terserah apa aja lo pilih, di google banyak. Nanti gue rangkum. Paham?"
Tiba-tiba saja terdengar suara sistem google dari ponselnya.
"Ini dia hasil terkait 'apa itu jurnal",
"Lo masih belum paham ya?" Pertanyaan Azizi itu tidak dijawab.
"Kalo belum paham itu nanya lagi. Daripada nanti salah terus kerja dua kali." Kini gadis berambut wolf cut itu telah duduk di sampingnya. Menghadapkan laptopnya ke arah Adel.
"Lo kalo ngetik jurnal di google, nanti langsung keluar kok. Jurnal itu contohnya kayak gini." Rasanya seperti sedang mengajari anak kecil. Harus pelan-pelan dan berawal dari hal-hal yang mendasar.
"Jurnal itu bisa macem-macem, tergantung penelitiannya. Semua penelitian yang berbau ipa, ips, bahasa, bahkan matematika juga ada. Kalo kita, nyarinya yang mental health. Jadi cari aja 'jurnal mental health nanti muncul sendiri. Banyak macemnya."
"Umumnya isi jurnal itu tentang konsep dasarnya mental health, dampaknya apa, penyebabnya apa, terus gimana ngatasinnya. Tergantung fokus penelitiannya. Nah cari yang umum minimal empat. Nanti gue baca dan rangkum semuanya."
"Paham?" Adel mengangguk.
Lalu Azizi menggeser laptopnya ke arah gadis di sampingnya. "Coba lo cari dulu, gue mau ke dapur bentar."
Senyum simpul muncul bersamaan dengan bahunya yang memberat. Azizi tau ini tidak akan mudah. Tapi itu lebih baik daripada gadis itu secara mentah-mentah menghibahkan semua tugas padanya. Tangan dengan perbedaan warna yang kontras antara telapak dan punggungnya itu terus bergerak, menuangkan es dan sirop lalu menuangkan satu liter air dan mengaduknya. Sesekali manik cokelatnya melirik ke arah gadis di ruang tengah, memastikan bahwa dia benar-benar bekerja. Kemudian tersenyum heran ketika Adel terlihat seperti sedang adu menatap dengan layar laptopnya. Azizi penasaran kira-kira apa yang tengah dia lihat hingga tak berkedip seperti itu.
Azizi membuka-buka kabinet atas. Mencari camilan yang tersisa, lalu menuangkannya ke dalam toples. Tangan kanannya membawa pitcher kaca berisi sirop, tangan kirinya membawa dua gelas dan setoples camilan yang ia himpit dengan lengan dan tubuhnya. Setelah meletakkan printilan-printilan tersebut, Azizi mengambil duduk di tempatnya tadi. Di samping Adel.
"Gue udah baca beberapa. Pengertiannya beda-beda soalnya sumber yang diambil beda. Tapi faktor penyebabnya sama semua. Dampak dan cara ngatasinnya juga sama. Jadi lo tinggal ngerangkum satu jurnal aja." Azizi menelan ludahnya kasar mendengar penuturan Adel.
Ia terkejut, atau lebih tepatnya speechless. Tugas yang ia pikir akan selesai dua hari lagi, bisa diselesaikan olehnya dalam satu malam. Adel menggeser laptopnya ke arah Azizi.
"Gue udah pilihin yang paling sederhana. Tinggal lo ringkas lagi aja."
"Cepet banget?"
"Gue cuma baca sekilas, tapi intinya sama semua. Jadi gue milih yang bahasanya paling sederhana. Faktornya cuman tiga. Kurang satu lagi," jelas Adel
"Pake alasan genetik bisa nggak? Tapi itu ngarah ke ipa." Tanya Adel
"Nggak papa. Selagi masih nyambung" jawab Azizi
Setelahnya mereka pun menyelesaikan semua jurnal dalam waktu singkat.
"Selesaii yeeyy" ucap Azizi kesenangan
"Lucu" gumam Adel
"Apa Del?"
"Nggak, udah semua kan? Kalau udah gue mau pulang"
"Udah sih, tapi ini udah malem Del gak mau nginep aja dulu?" Tanya Azizi
"Kalau gue nginep ntar bajunya gimana Zee, aneh-aneh aja lo"
"Gue bisa bangunin lo pagi-pagi Del terus nanti biar gue anter lo ambil baju terus.... Berangkat bareng deh" ujar Azizi diakhiri kekehan kecil
"Yakin lo bisa bangun pagi? Sedangkan ini aja udah jam sebelas lewat"
"Yakin, udah ah ayo"
Azizi segera membereskan bukunya dan bekas makanan tadi lalu mengajak Adel untuk ke lantai atas tempat kamarnya.
"Gue tidur di sana aja" ucap Adel sambil menunjuk ke arah sofa yang membuat Azizi heran
"Kenapa?"
"Apanya kenapa" heran Adel
"Ya kenapa tidur disitu, sini deh" Azizi menarik tangan Adel agar tidur disampingnya
"Gak mau"
"Lah kenapa?"
"Ya gak mau aja"
"Harus mau"
"Kalau gak?"
"ADEL! Padahal tinggal tidur disamping gue apa susahnya sih, gak bakal juga gue bunuh lo" Kesal Azizi
Adel tertawa sebentar. "Maaf, yaudah gue tidur samping Lo"
"Lo bisa gak?" Tanya Azizi
"Bisa apa?" Tanya Adel
"JANGAN NGESELIN SEHARI AJA" Marah Azizi lalu segera tidur membelakangi Adel.
Adel terheran dengan tingkah Azizi yang semakin hari semakin lucu menurutnya.
Tangan Adel reflek tergerak untuk mengusap lembut rambut Azizi."Zee maaf kalau gue ngeselin " Ucapnya dengan sangat pelan. Lalu Adel pun ikut tertidur sambil membelakangi Azizi.
Sedangkan Azizi? Gadis itu sebenarnya belum tidur dan mengetahui apa yang dilakukan oleh Adel tadi, jantungnya berdegup kencang dan senyuman manis tercipta di bibirnya.
"Gue kenapa jadi gini?" Batin Azizi
Suka gak sama ceritanya??? Nih kemarin yang minta kapal zeedel harus vote sihh😌😌😌😌
KAMU SEDANG MEMBACA
all we want [ZEEDEL]
Randomsemua yang gue mau, semua yang lo mau, dan semua yang kita mau gak ada di dunia ini. ~zee kalau gitu lo mau gak cari apa yang kita mau di dunia lain bareng gue. ~Adel gue bakal selalu ada untuk lo.~ zee janji?. ~Adel