21. Crazy Day

853 108 24
                                    

"Bagaimana sayang, apa kamu sudah nyaman dengan Raja? Ah tentunya sudah karena dia memang lelaki yang bisa di andalkan. Pilihan nenek selalu tepat kan? Yeah." ucap Krisana di sela-sela makannya, wanita tua itu terkekeh nyaring.

Gerakan Kalela yang akan menyuapkan makanan ke mulut terhenti seketika. Dahinya mengernyit tidak terima mendengar ucapan neneknya.

"Kalela sayang, kalau kamu mau cari cowok untuk di jadikan pendamping hidup kriterianya harus seperti Raja, karena dia itu cowok yang sempurna untuk di jadikan suami." ucap Krisana dengan senyuman lebar, tatapan lembutnya ia arahkan pada lelaki yang duduk berhadapan dengan Kalela.

"Grandma, what did you say?"

"Nenek kok bicaranya ngelantur sih?"

Setelah menatap protes pada neneknya, Kalela mengalihkan pandangan pada Raja, dimana lelaki itu tengah menatap lurus ke depan dengan sorot dingin.

"Raja, dia bahkan jauh dari tipe aku. Jauh banget!" ujar Kalela menatap Raja lekat.

Raja yang mendengar itu menarik sudut bibirnya dengan satu alis terangkat. Jauh banget ya?

"Lalu tipe kamu yang seperti apa sayang? Apa dia salah satu dari sahabatmu itu?" tanya Krisana berniat meledek cucunya itu.

Padahal ucapan Krisana sekedar bercanda gurau saja untuk mencairkan suasana sarapan pagi yang senyap, namun Kalela menanggapinya dengan serius.

"BUKAN!" Tanpa sadar Kalela menaikan nada suaranya.

"Kalela gak punya sahabat, nek." ujar Kalela pelan.

Krisana mengerutkan dahi keriputnya, "Enggak punya, lalu mereka? Bukannya kalian sekarang udah berada di satu sekolah yang sama? Jadi kalian udah saling bertemu bukan? Ah nenek jadi kangen dan pengin ketemu sama mereka juga. Terakhir lihat mereka saat perpisahan sama kamu dulu. Sekarang mereka udah besar dan pasti banyak berubahnya, benar begitu sayang?"

Guratan panik terlihat di wajah Kalela, tidak mungkin Kalela menceritakan hubungan terbarunya dengan mereka, keempat lelaki yang kini berstatus ex bestfriend.

Kalela menggeleng ribut, "Eng-enggak tau nek. Kalela udah gak ada hubungan lagi sama mereka. Nenek jangan tanya kenapa, karena ini urusan anak muda oke? Hehe. Jadi, jangan bahas tentang mereka lagi ya. Lebih baik nenek fokus sama kesehatan nenek aja, gak usah pikirin hal yang gak penting." jelas Kalela dengan wajah serius.

Krisana menatap Kalela curiga, tidak biasanya Kalela bereaksi seperti ini jika membahas sahabatnya yang bisa di bilang cukup berarti di hidup cucunya itu. Sepertinya cucunya itu sedang menyembunyikan sesuatu. Terlepas dari itu semua, Krisana tidak ingin mencari tahu sebelum Kalela sendiri yang terbuka kepadanya. Karena se-posesif apapun keluarga besarnya pada cucu perempuan satu-satunya itu, mereka tidak sampai mencampuri urusan pribadinya terlalu jauh.

Disisi lain Raja yang duduknya berseberangan dan berhadapan dengan Kalela hanya diam menyimak dengan wajah dingin. Tanpa sadar tangannya mencengkram pinggiran kursi yang di duduki hingga menimbulkan goresan pada kursi mahal tersebut.

'Mereka' yang dimaksud Krisana itu siapa? Otak jenius Raja di bebani dengan memikirkan hal yang bahkan sama sekali tidak berguna dan tidak ada urusan dengan dirinya.

"Raja, kenapa makanannya masih utuh? Masakan nenek tidak menarik ya?" tanya Krisana mengalihkan pembicaraan. Wajah keriput wanita tua itu sedikit murung.

Benar, makanan yang disajikan untuk lelaki itu masih utuh belum tersentuh sama sekali.

Raja mengerjapkan matanya, "Ah bukan begitu nenek. Saya masih kenyang karena saya sudah makan sebelum kesini." jawab Raja datar namun bibirnya mengulas senyum tipis, sangat tipis sekali sampai Kalela harus menatapnya lebih intens.

Pick Me, My Kalela!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang