"Apa yang lo punya sampe berani ajak Kalela pacaran?"
Kaki Daenis gemetar ketika manik mata tajam lelaki di hadapannya menatapnya dengan tatapan merendahkan. Savion Dominorgana, Ketua Osis Kadingga yang saat ini di tugasi untuk mengawasi Daenis yang sedang menjalankan hukuman setelah menggunakan aset sekolah tanpa izin sekaligus membuat kehebohan seantero sekolah dengan tindakan konyolnya.
"Ka-kamu kenapa marah, urusannya sama kamu apa? Emang kamu kenal sama Kalela?" tanya Daenis beruntun dengan keberanian setipis tisu.
Daenis mengernyit heran melihat lelaki dengan blazer Osis itu malah tertawa pelan. Apa yang lucu dengan ucapannya barusan?
"Kenal, gue sama Kalela itu---dekat."
"Sekarang gue yang tanya, emang Kalela kenal sama lo?" tanya Savion datar.
Lelaki dengan poni tipis di dahinya itu mengangkat wajahnya bangga, "Kenal dong, bahkan Kalela sendiri nyelametin nyawa aku waktu itu, dia peduli banget kan? Jadi makin suka deh, hehe." jawab Daenis di akhiri cengiran lucunya.
"Lagian kamu siapanya Kalela sih, gak usah sok deket sama Kalela deh karena dia udah jadi pacar aku sekarang." ujar Daenis sambil melotot garang, yang mana itu terlihat menggemaskan di mata para cewek yang melihat.
Savion bersedekap dada sambil angguk-angguk kepala. Percaya? Tentu tidak. Cowok di hadapannya ini polos polos bodoh, tentu saja Savion tidak percaya semua kalimat omong kosongnya. Savion pun tau betul bagaimana Kalela---gadis yang tidak mudah membiarkan orang asing memasuki kehidupannya.
"Daenis, gue kasih lo peringatan untuk yang pertama kalinya. Jangan deketin Kalela dan simpen sendiri perasaan lo ke dia. Paham sampe sini?" tekan Savion dengan wajah dingin dan tatapan yang menghunus tajam.
Napas Daenis tercekat, nada bicara dan tatapan Savion begitu mengintimidasinya sekarang.
Lima detik kemudian Savion mengubah raut wajahnya menjadi santai.
"Selesaikan hukuman lo, berdiri 8 jam di lapangan ini terus lanjut bersihin semua kamar mandi dari lantai kelas X sampai kelas XII." perintah Savion tegas lalu ia melangkah pergi meninggalkan Daenis yang ketar-ketir di tempatnya.
"Ketua Osis gak jelas, ngapain larang aku buat gak deketin Kalela? Emang dia siapanya Kalela, pacarnya? Ah ngaku-ngaku padahal dia sendiri aja gak punya pacar." cibir Daenis sambil menghentakan kakinya.
>•••••••••••••<
Seorang lelaki dengan topi merah terbalik menghembuskan vape-nya dengan santai. Pandangannya tertuju ke bawah tepatnya ke arah seorang lelaki yang sedang berdiri di bawah tiang bendera. Dari atas rooftop ia tidak bisa melihat bagaimana rupa lelaki tersebut.
Dia, Romeo.
"Berani-beraninya itu cowok nembak Kalela. Hadapin gue dulu, anjing." sentak Romeo keras, suaranya menggema di rooftop.
Rupanya aksi seorang siswa kelas X yang menyatakan perasaannya kepada senior kelas XI lewat pengeras suara tengah trending topik sekarang. Dan tentunya hal tersebut sampai ke telinga tujuh cowok paling berkuasa dan paling famous di Kadingga, sebut saja Seven Prince of School.
"Kalela Kalela Kalela, sebenarnya lo ada hubungan apa sih sama itu cewek?" tanya Senan tak habis pikir.
Semua yang ada hubungannya dengan Kalela, selalu Romeo yang terusik. Tak hanya Senan, tampaknya Yoga, Mierza, dan Firhan pun ikut penasaran.
Mendengar pertanyaan itu, Romeo mamasukan vape-nya ke saku lalu menghampiri teman-temannya yang sedang sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Ada yang tiduran di sofa, duduk di lantai, main game, dan lain sebagainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Me, My Kalela!
De TodoGadis itu lebih candu dari apapun! Gadis itu lebih manipulatif dari dirinya sendiri! Gadis itu lebih berbahaya dari psikopat! Psikopat saja kalah, haha. Jika seorang psikopat mainannya pisau, pistol, semurai, belati dan semacamnya tapi gadis itu...