Kalela tengah sibuk menyalin materi di papan tulis. Sementara, kedua gadis dengan riasan ala tante-tante, siapa lagi kalau bukan Cantika dan Sayra dimana kedua temannya itu daritadi mengganggu kegiatannya selama menulis. Mulut keduanya benar-benar tidak bisa diam, berkicau tanpa henti seolah ingin menyaingi burung.
"Kalela, please dengerin kita. Lo harus temuin Devilo, say to sorry ke dia."
"Kenapa juga lo lempar sepatu ke punggung dia, cari masalah banget."
"Sayra udah deh lo berlebihan banget kayak pernah berurusan aja sama Devilo."
"Berlebihan darimananya Cantika jelek, gue bicara sesuai fakta juga. Temen kita lempar punggung Devilo pake sepatu sama aja dia lempar tubuhnya sendiri ke kandang harimau."
"Itupun gak sengaja, kan? Udah lah gak usah di permasalahin. Devilo itu bukannya cowok pendiem, pasif, gak punya temen lagi jadi gue yakin dia gak bakal ngurusin masalah sepele yang Kalela buat."
"Sepele lo bilang, halo Cantika lo lupa gimana beringasnya Devilo ke orang-orang yang bersinggungan sama dia terlepas itu gak sengaja. Itu cowok emang diem, tapi kalau ada yang ngusik itu namanya bangunin harimau lagi tidur."
Cantika menatap Sayra jengah, "Lo percaya sama rumor orang-orang tentang dia?"
"Percaya lah udah ada pembuktiannya juga. Semua orang yang cari masalah sama Devilo pasti mendadak hilang bagai di telan bumi. Entah di apain sama itu cowok, bunuh kah? Ihhh takut." ujar Sayra sambil bergidik ngeri.
"Kaizer? Buktinya dia fine fine aja sampe sekarang. Bukannya dulu pernah-"
Plak!
Cantika mengelus lengannya yang di geplak Sayra.
"Lo ngapain compare sama Kaizer, orang itu cowok gak beda jauh sama Devilo." bisik Sayra dengan suara tertahan, takut ada yang mendengar perbincangan mereka karena kebetulan suasana kelas tengah ramai. Namun tampaknya orang-orang di kelas sibuk dengan urusannya masing-masing.
Kalela mendesis pelan terusik dengan perdebatan Cantika dan Sayra, fokusnya terpecah belah karena mereka. Buktinya, Kalela yang seharusnya menulis kalimat "Tata Surya merupakan" menjadi kalimat "Kaizer merupakan". Kalela meraih tipe ex untuk menghapus tinta yang sudah menempel di bukunya akibat salah menulis kata.
"Cantika, lo gak usah sok deh. Papasan sama Devilo aja ketar-ketir eh sekarang di belakang lo remehin dia." Sayra tersenyum puas melihat perubahan ekspresi Cantika yang kini meneguk ludahnya kasar.
Sayra kembali menatap Kalela yang masih sibuk menulis, tanpa tau kalau sebenarnya telinga Kalela pun menangkap semua kalimat yang di ucapkan Cantika dan Sayra.
"Kalela lo harus percaya apa kata gue okay? Itupun kalau lo pengen aman."
"He's a dangerous and mysterious guy at the same time."
"Cukup lo berurusan sama circle-nya Kaizer aja, Devilo jangan Kal."
Gerakan tangan Kalela yang tengah menulis terhenti seketika. Ditatapnya Sayra dengan pandangan menyelidik.
"Circle-nya Kaizer?"
Sayra mengangguk antusias, tampaknya Kalela mulai tertarik dengan pembahasan mereka.
"Yaps, Romeo? Itu cowok playboy kan circle-nya Kaizer."
"Dan ya, kenapa baru sekarang gue kasih tau lo tentang Devilo? Ya karena itu cowok gak ada angin gak ada hujan tiba-tiba munculin diri lagi. Padahal sebelumnya dia tuh gak pernah terlihat sama anak-anak sini, makanya aneh aja lihat itu cowok jalan di koridor umum kayak tadi. Dan parahnya sekali dia muncul lagi, lo langsung cari masalah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Pick Me, My Kalela!
AcakGadis itu lebih candu dari apapun! Gadis itu lebih manipulatif dari dirinya sendiri! Gadis itu lebih berbahaya dari psikopat! Psikopat saja kalah, haha. Jika seorang psikopat mainannya pisau, pistol, semurai, belati dan semacamnya tapi gadis itu...