Anjani mengelus kepala Bagaspati yang sedang berbaring di pangkuannya. Saat pria itu membawa Anjani ke rumahnya, Anjani benar-benar takjub dengan arsitekturnya. Dari awal datang, gadis itu menjelajahi sekeliling rumah dengan semangat. Tapi, sekarang mereka tak ada kegiatan.
Dua lovebird itu hanya bersantai di kamar tidur Bagaspati. Anjani duduk dan bersandar pada kepala ranjang, sedangkan kekasihnya berbaring dengan nyaman di pahanya. Sungguh, Anjani mulai bosan. Bukan karena tidak suka bermesraan dengan Bagaspati, hanya saja Anjani ingin melakukan sesuatu yang lain.
Tiba-tiba, terbesit sebuah ide di otak pintarnya. Dengan polosnya dia berkata, ''Agas, ayo main petak umpet!"
Mendengar itu, Bagaspati yang sedari tadi menutup kelopak matanya, menikmati belaian tangan halusnya seketika membuka matanya. Manik merah gelapnya menatap wajah cantik gadisnya.
''Petak umpet? Jangan ah, di luar gelap."
Setelah mengatakan itu, dia kembali menutup matanya. Kepalanya menyeruduk perut Anjani, mencari kenyamanan lebih. Bagaspati nampak seperti anjing besar yang manja dan senang dibelai. Dia jinak dalam genggaman pemiliknya, namun sebenarnya punya sisi yang garang.
Wajah Anjani seketika cemberut mendengar penolakannya. Dia bosan hanya berdiam diri dan memanjakan pria besar di pangkuannya. Anak muda sepertinya butuh kegiatan yang lebih bersemangat.
''Ayolah, Agas! Kita mainnya di dalam aja, gak usah keluar!" Anjani mencoba membujuk pacarnya itu. Nada suaranya terdengar manja.
Tak lama, terdengar helaan napas dari Bagaspati. Dia tak bisa menolak permintaan gadis pujaannya. Semua yang Anjani inginkan harus dia berikan.
''Baiklah, kalau itu maunya Kanjeng Ratu!" ucapnya sambil bangun dari pangkuan Anjani.
Bibir Anjani yang tadinya cemberut seketika tersenyum lebar. Sebagai cara menunjukan rasa senangnya, dia bertepuk tangan dan mencium pipi kekasihnya. Hal itu membuat Bagaspati ikut menyunggingkan ujung bibirnya.
Di ruang tamu, Anjani berkumpul bersama Bagaspati dan dua orang lainnya. Mereka adalah Jajang dan Surti, dua bawahan Bagaspati yang diajak agar suasana kian ramai. Semakin banyak yang ikut bermain, maka akan semakin menyenangkan.
Mereka melakukan hompimpa dan ternyata Bagaspati yang harus jaga.
''Yey, Agas jaga. Ayo tutup mata!"
Pria itu menghela napas, dengan malas menutup matanya dan mulai berhitung. Ketiga pemain lainnya berpencar dan mencari tempat persembunyian. Sungguh, ini permainan yang sangat kekanakan.
Anjani masuk ke dalam sebuah ruangan dan bersembunyi di balik pintu. Dia duduk di lantai sambil memeluk lutut, berharap tak ditemukan dengan mudah.
Dan benar saja, ditunggu punya tunggu, Bagaspati tak kunjung menemukannya. Entah dia terlalu pandai bersembunyi, atau kesayangannya itu sedang mempermainkannya. Saking bosannya menunggu, rasa kantuk mulai menyerangnya. Kepalanya bersandar ke lututnya, kelopak matanya mulai terasa berat. Gadis itu terkantuk-kantuk hingga beberapa kali mengangguk-anggukan kepalanya tanpa sadar. Hingga akhirnya, dia tak bisa menahannya lagi dan tertidur.
Bangun-bangun, Anjani berada di tengah hutan dikeliling oleh penduduk desa. Seorang kakek tua yang tidak dia kenal sedang memegangi kepalanya sambil membaca doa. Melihat Anjani membuka matanya, sontak semua orang mengucap hamdalah dengan serentak.
''Alhamdulillah, Jani ... akhirnya kamu ketemu!" Nirmala langsung menghampiri Anjani dan memeluk putri semata wayangnya itu. Eko juga berjalan mendekat dan menepuk kepala putri tersayangnya.
Dalam pelukan ibunya, Anjani malah mengerutkan dahinya, tidak mengerti dengan situasi yang terjadi. Seingatnya, dia berada di rumah Agas dan sedang bermain petak umpet. Kenapa tiba-tiba dia ada di tengah hutan dikeliling oleh banyak orang?
KAMU SEDANG MEMBACA
Swastamita
RomanceAnjani datang ke desa untuk menemui kakek dan neneknya setelah sekian lama. Sejak tiba di sana, Anjani selalu bermimpi bertemu dengan seorang pria tampan di tengah hutan. Anjani juga jadi sering mengalami kejadian mistis yang tak pernah ia alami seb...