8. Melukismu disebuah buku

59 43 6
                                    

Kamu tahu apa bedanya kamu dengan buku? Buku ini sudah dibaca sudah lupa lagi ceritanya, tapi kalau kamu sulit dibaca perasaannya tapi gampang diingat wajah tampannya.

💔💔💔

"Berikan beberapa alat menggambar!"

Saat ini Kenzo sedang berada di rumah Lovy karena mengajaknya untuk bekerja sama membuat buku komik. Tentunya sejak perdebatan beberapa hari yang lalu, Lovy akhirnya menyetujui ajakkan Kenzo untuk membuat buku komik bersamanya. Meskipun Lovy masih belum terlalu ikhlas menerima bahwa Naratama Publisher lah yang menjadi penerbitnya, namun Lovy tidak bisa melakukan apapun lagi untuk menolak Kenzo.

"Mana, ada tidak?" pinta Kenzo lagi karena Lovy masih terdiam.

"Aku nggak punya, aku nggak bisa menggambar juga," balas Lovy.

"Aku bisa, serahkan saja padaku."

Lovy terkekeh. "Hei, kamu baru lahir ke dunia dan sudah dalam keadaan besar kenapa begitu percaya diri bisa menggambar?" Tawa Lovy seketika sangat riuh.

"Kamu menyepelekanku?"

"Nggak kok, cuma kurang yakin aja. Kalau disuruh bandingkan dari 1 sampai 10, aku sih pilih nol," canda Lovy sambil terus tertawa.

Kenzo yang ditertawakan terlihat mulai merasa kesal. Dia pun berdiri dari kursinya. "Yasudah, kalau gitu aku akan pergi menemui Mamahmu dan mengatakan kalau aku ini adalah manusia panggilan Lovy."

"Kok gitu? Kamu kan bukan aku yang panggil. Peri yang bawa kamu kesini!" tukas Lovy yang mulai merasa kesal.

"Terus, apa bedanya? Itu sama saja karena panggilan darimu."

"Ya ... aku bingung. Tapi, apa benar kamu bisa menggambar? Aku hanya ingat satu kelebihanmu yaitu lompat dari bawah ke lantai 3," tutur Lovy perlahan karena merasa takut melihat Kenzo yang begitu dingin.

"Ya sudah, bawa apa yang bisa aku lakukan untuk membuat gambar sekarang," perintah Kenzo lagi.

"Iya, sebentar ya."

Lovy pun berjalan menuju kamarnya untuk mengambil tablet yang sudah dengan stylush pen. Dia segera membawa benda itu keluar dan kembali menghampiri Kenzo.

"Benda ini, salah satu teknologi canggih. Apa kamu bisa menggunakannya?" jelas Lovy sambil memberikan benda itu kepada Kenzo.

"Tentu, aku sudah lihat di youtube."

Lovy terbelalak sedikit. "You —youtube? Bagaimana kamu tahu youtube?"

"Tahu, Yingjun yang mengajarkan aku."

Lovy menarik tangannya hingga menyilang ke depan dada. Tidak habis pikir dengan kelakuan Kenzo. "Apa saja yang sudah diajarkan Yingjun padanya?" batin Lovy di dalam hatinya.

Kenzo terlihat begitu fasih dalam memainkan stylush pen di tablet milik Lovy. Dengan tangan yang tergerak begitu lihai, sosok wajah seseorang mulai tampak di layar tablet itu yang telah digambar oleh Kenzo.

"Daebak! Kamu bisa bikin orang?" teriak Lovy dan hal itu berhasil membuat Kenzo terkejut.

"Suaramu itu ... hampir merobek telingaku," ketus Kenzo dengan datar.

"Ah ... iya maaf."

Lovy kembali melihat lukisan Kenzo yang sudah mulai berbentuk manusia. Namun, bukannya melihat lukisan yang ada di layar tablet, Lovy malah salah fokus menatap ketampanan wajah Kenzo. Dengan wajah yang tegas sambil melukis, tangan gagah serta jari lentik membuat Lovy terbungkam.

Kenzo sendiri mulai menyadari kalau Lovy hanya menatapnya sejak tadi. Kenzo pun langsung menatap Lovy dan tentu berhasil membuatnya terbelalak.

"Argh!" Tubuh Lovy terjatuh ke lantai karena spontan kaget melihat Kenzo yang tiba-tiba menatapnya.

Mr. Kenzo | Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang