Menyembunyikan rasa sakit yang amat dalam setelah sekian lama hanya demi seseorang agar tidak ikut terluka, itu adalah cinta yang sebenarnya.
💔💔💔
"Mawar ini, sama seperti wajahmu, cantik."
Kenzo tidak habis pikir dengan apa yang baru saja diucapkannya kepada wanita yang kini berada di hadapannya. Wanita yang sedang berdiri dengan wajah merona, mata terus berkedip kaku, dan bibir terdiam kelu.
Dia segera menghela nafas panjangnya, mencoba kembali membuat hatinya tenang agar tidak berirama lebih keras dari biasanya.
"Ayo, masuk," ajaknya seraya menarik tangan mungil wanita lucu yang masih terdiam di depannya —Lovy.
Setibanya di dalam, Lovy menjauh darinya dan pergi menuju tempat buku-buku fiksi. Dia tidak mengikutinya kembali karena masih bertengkar dengan pikiran dan perasaannya.
Untuk menjaga dirinya tetap terlihat netral, dia mengambil asal buku dan membacanya secara acak. Saat membaca sepenggal kata, dia segera melirik kembali ke arah Lovy yang masih terdiam sedang membaca buku.
Matanya ini, tidak bisa berhenti untuk diam sekali saja. Mengapa rasanya selalu ingin melihatnya? Dia kembali fokus pada bukunya dan berusaha untuk melawan rasa ingin tahunya lagi. Saat sudah bosan membaca buku yang tidak memiliki gambar itu, alias buku ensiklopedia, dia segera menaruh kembali buku tersebut, dan malah berjalan menghampiri Lovy.
"Lovy ... " panggilnya sangat lembut.
Lovy langsung menoleh ke arahnya, matanya yang coklat dan bulu mata panjang itu seperti memberi isyarat bahwa pertanyaan 'ada apa' melintas dipikirannya.
"Buku itu, sangat tebal. Apa kamu bisa membacanya?" tanyanya sambil menunjuk buku novel yang sedang dipegang Lovy.
"Ah ... ini. Aku rasa bisa selagi ini adalah buku novel. Aku tetap akan membacanya," ujar Lovy sambil kembali membaca buku tersebut.
Pikirannya kembali gusar. Dia merasa bosan jika tidak diajak untuk mengobrol, dan kenapa Lovy ini selalu saja mendiamkannya saat-saat seperti ini.
"Kenzo, apa kamu tahu?"
Matanya terbelalak ketika pertanyaan itu berhasil terlontar dari mulut Lovy yang sedari tadi sibuk membaca. Dengan sigap dan semangatnya yang utuh, dia segera menatapnya dan berusaha mendengar kelanjutan pembicaraan dari Lovy.
"Buku ini, sangat tebal bukan?"
"Iya, tebal sekali."
"Di antara banyak tebalnya buku ini ... aku lebih menyukaimu."
Tidak, itu pasti hanya mimpi. Kata-kata barusan yang diucapkan langsung oleh Lovy, mungkin hanya sebuah ilusi.
"Apa yang kamu bicarakan," rintihnya dan kembali mengambil asal buku untuk menjauhi pandangannya dari Lovy.
"Aku hanya mengutarakan perasaanku. Aku menyukaimu," ucap Lovy lagi sambil terus menatapnya.
"Ke—kenapa kamu menyukaiku?"
"Karena ... kamu adalah teman pria pertamaku." Lovy membalikkan halaman selanjutnya pada buku novel. "Kamu juga ... sudah banyak membantuku, meski menyebalkan. Kamu, seperti saudaraku," sambungnya lagi, kali ini tanpa menoleh kepadanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kenzo | Sudah Terbit
FantasyCerita sudah terbit dan open PO dari tanggal 1 - 13 Agustus 2024 Cek part terakhir👉 🌳🌳🌳 Bagaimana kalau hanya dengan memohon kepada Pohon Peri, segala keinginanmu akan terpenuhi? Apakah bisa juga mendapatkan kebahagiaan dan kehadiran seorang pa...