Sejak aku mengenalmu, ada rasa takut untuk menerima. Namun, kamu berhasil membuatku percaya, bahwa kenyataan yang hadir adalah petunjuk untuk membawaku ke dalam kebahagiaan.
💔💔💔
Saat malam tiba, Lovy tidak bisa menutup matanya untuk lelap karena sosok pria yang tiba-tiba hadir ke dalam hidupnya. Sosok yang tidak pernah dinanti olehnya, namun datang begitu saja untuk menyelamatkan hidupnya. Bahkan jika harus tenggelam pun, dia tidak akan melawan takdir itu, karena dia hanya ingin pergi bertemu dengan Papahnya, orang yang sangat dicintainya.
Sampai pukul 5 pagi tiba, matanya perlahan terbuka walau sedari malam tidak benar-benar tidur. Yang dirasakannya hanya takut dan cemas melihat bagaimana kondisi pria itu begitu tegas dan ketus padanya.
Suara kretek datang melalui celah pintu sedikit. Membuatnya segera bangkit dari kasur dan pergi menghampiri sumber suara tersebut. Saat dilihat, ternyata Mamahnya —Kirana— yang sudah berada di dapur tengah menyiapkan makanan sambil membereskan piring-piring. Dia segera mendekati Kirana.
"Mah, selamat pagi," sapanya dan ikut membantu Kirana.
"Pagi, sudah bangun? Tidak biasanya," ungkap Kirana dengan tangan yang masih sibuk memegang alat makan.
"Iya, aku hanya tidak bisa tidur pulas," balasnya santai.
Kini pikirannya kembali berkecamuk dengan sosok pria tadi. Entah kenapa masih saja rasa takut dan cemas menghampiri meski sudah tahu apa yang perlu dilakukannya. Semalaman dia berunding dengan isi kepala, bagaimana kalau pria itu tinggal bersama Yingjun saja? Melihat bagaimana Yingjun tinggal sendiri dan bekerja sendirian, kasihan bukan tidak ada yang membantunya?
Walau rencana itu sudah menyatu dengan tekad, dia takut membuat pria itu malah menolak mentah-mentah dan mengatakan hal tidak berperasaan. Rasanya dia ingin sekali menghilang saja dari bumi ini. Dan semoga apa yang dirasakan saat ini hanyalah mimpi semata, semoga dan semoga.
"Lovy, kamu kenapa?"
Tubuhnya kembali tersadar, bahwa apa yang dipikirkan tadi hanyalah lamunan. Panggilan Kirana berhasil membuatnya terbelalak cukup sedikit.
"Nggak, Mah."
Kirana hampir selesai menyiapkan makanan dan membereskan piring. Kini Kirana mendekati meja makan dan mengelap segala sisinya agar tidak ada bekas-bekas noda. Dia yang melihat itu, datang lebih dekat menghampiri Mamahnya.
"Mah, aku mau tanya sesuatu," ungkapnya pelan namun terdengar oleh Kirana.
"Tanyakan saja, memangnya ada hal yang penting sekali?" balas Kirana sambil mengelap meja.
"Apa ... Mamah tahu Desa Pelangi?"
Pertanyaan yang baru saja dilontarkan olehnya, berhasil membuat aktivitas Kirana terhenti sejenak. Kirana menatapnya begitu serius dan seperti seorang yang kebingungan.
"Desa Pelangi? Kenapa kamu menanyakan hal itu?"
"Aku, hanya penasaran, Mah. Apa Mamah tahu?"
Kirana kembali bergeming, dia juga seperti terlihat sedang memikirkan sesuatu. "Ya, Mamah tahu. Dahulu, Mamah dan Papah tinggal di sana," jelas Kirana dan kembali mengelap meja makan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mr. Kenzo | Sudah Terbit
FantasyCerita sudah terbit dan open PO dari tanggal 1 - 13 Agustus 2024 Cek part terakhir👉 🌳🌳🌳 Bagaimana kalau hanya dengan memohon kepada Pohon Peri, segala keinginanmu akan terpenuhi? Apakah bisa juga mendapatkan kebahagiaan dan kehadiran seorang pa...