21. Misi Sudah Selesai

24 10 3
                                    

"Lovy, aku sangat merindukanmu."

Lovy sangat terkejut ketika tubuhnya tiba-tiba didekap oleh seorang pria bahkan di tempat ramai orang seperti ini. Dia berusaha melepas pelukan itu namun, dia langsung menyadari siapa yang telah berani memeluknya. Saat tubuhnya berbalik, betapa indahnya pemandangan yang dilihatnya sekarang. Seorang pria yang sangat dicintainya, yang hampir membuatnya tidak bernyawa ketika ditinggal begitu lama.

"Kenzo?" Dia pun langsung memeluk balik Kenzo dan melompat-lompat bahagia di pelukan itu.

"Lovy, aku kembali. Aku tidak akan meninggalkanmu lagi."

Lovy merasa sangat bahagia, dia bahkan tidak bisa menangis atau tertawa, semuanya terasa sangat bahagia bahkan tidak bisa diungkapkan melalui kata-kata.

"Bagaimana kamu bisa kembali? Apa kamu sudah mendapat petunjuknya?" tanyanya ketika melepas pelukan itu.

"Iya, aku sudah menemukannya."

Lovy pun kembali memeluk Kenzo dan melompat-lompat lagi seperti tadi. Rasa bahagia ini bahkan membuatnya lupa kalau saat ini dia bukan sedang berada di tempat sepi, melainkan banyak orang yang terus melihat kelakuannya.

"Lovy, sepertinya orang-orang akan mengira yang berlebihan kepada kita," bisik Kenzo ditelinga Lovy.

"Ah, iya maaf, aku lupa."

Kenzo tersenyum menatapnya. Hal itu sungguh membuat wajahnya mungkin sekarang sudah berubah warna seperti bunga mawar. Merah dan merona, menyatu dengan cuaca panas yang mencekam.

"Ayo kita kembali dulu, aku akan menceritakannya padamu," ajak Kenzo sambil memegang tangannya.

"Baik, ayo."

Mereka pun berjalan menyusuri jalan sambil berbincang hangat. Seperti sepasang kekasih yang sudah lama LDR dan baru bertemu lagi. Padahal, jika dihitung-hitung, hanya baru 5 hari Kenzo meninggalkannya. Itu bisa dikatakan bukan LDR namanya. Memang lucu, tapi itulah kisah cinta mereka.

Saking senangnya mengobrol bersama, kini langkah kaki mereka sudah sampai di taman Jingga. Lovy menunjukkan sesuatu yang dibawanya dari penerbit Naratama Publisher tadi.

Ya, saat setelah berpamitan dengan Yingjun, dia pergi menuju kantor Naratama Publisher untuk mengatakan bahwa naskahnya sudah selesai beserta gambarnya. Hasil yang di dapatkan dari kerja kerasnya bersama Kenzo, dia sudah jelaskan itu semua. Dan, Damar sebagai CEO menerima dengan antusias yang bahagia kepadanya. Itu sungguh membuat hatinya menjadi bahagia juga, mengingat bagaimana beberapa hari yang lalu dia telah bertengkar dengan Mamahnya hanya untuk memaafkan Damar.

Dan, sesuatu yang dibawanya setelah kembali dari kantor itu adalah kertas tanda tangan kontrak penerbit. Seharusnya dia melakukannya di kantor, tapi karena dia masih ingin mempertimbangkannya, maka kertas itu dia bawa pulang ke rumah untuk dibaca dan dipahami terlebih dahulu.

"Apa sudah bisa terbit?" tanya Kenzo kepadanya.

"Bisa, kita akan pergi bersama besok," ungkapnya sangat bahagia, terlihat indah di rona wajahnya.

"Aku akan menemanimu, ke mana pun."

Dia tersenyum lagi setelah mendengar ucapan Kenzo. Kali ini, senyumnya lebih dari manis biasanya. Senyuman yang menunjukkan arti kebahagiaan yang sesungguhnya.

Hatinya sudah mulai tenang, ketika semua sudah kembali pada tempatnya. Kenzo yang tidak jadi pergi meninggalkannya dan Mamahnya yang sudah memaafkan Damar dengan ikhlas. Dia merasa sangat bersyukur atas keberuntungan yang baru-baru ini datang ke dalam hidupnya.

"Kenzo, ayo kita makan bersama, bersama Mamah," pintanya kepada Kenzo.

"Aku? Sekarang?"

Dia mengangguk.

Mr. Kenzo | Sudah TerbitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang