Chapter 1

7.5K 532 5
                                    

"Lah habis ini jalan kemana ya.. argghhh bingung gue" ucap ali sambil mengusap wajahnya kasar.

Ali sudah sampai ditengah jalan menuju RS. Harapan Hati, tapi dia nampak bingung karena ada 2 arah jalan persimpangan.

"Ini ke kanan ato ke kiri sihh,, ckk ! Hmm gue tanya orang ajah deh".

Ali; "permisi mbk numpang tanya, tau alamat ini ndak ?" Tanya ali menyodorkan alamat.

Merasa dicuekin Alipun mengulangi pertnyaannya, "mbk.. apa mbk tau alamat ini ? Saya bukan orang sini jadi bingung jalannya".

Ini cewek tuli ato pura" tuli sih gue ngomong panjang lebar gak disautin sama sekali (batin Ali).

3 menit Ali menunggu tiba" cewek itu menyodorkan kertas bergambarkan arah jalan ke RS. Harapan Hati.

Ali; "lohh mbk mbk tunggu.. ehh mbk makasih" teriak Ali pada cewek yang berlari kencang menjauh dari taman setelah memberinya peta jalan ke tempat yang akan dituju tanpa menatap Ali sedikit pun.

"Hmm masih ada ajah cewek aneh kayak gitu"gumam batin Ali.

_ _ _ _ _ _ _ _



Prily pov

Tanganku berhenti memainkan pensil di kertas gambar saat aku dengar suara langkah kaki yang mendekat ke arah ku.
Langkah kaki yang terdengar berat itu membuat tubuhku seketika menengang.

Semakin dekat tubuhku semakin terasa kaku. Bayangan" buruk berterbangan di kepala ku. Siapa yang mendekat ? Apa keperluannya ? Apa dia perampok ? Apa dia preman yang berniat buruk terhadap ku ?

Ya Tuhan... tolong lindungi aku. Butiran bening pun mulai mengalir di pelupuk mataku. Kurasakan wajah ku memanas, ku tahan air mataku agar tak jatuh lebih banyak. Kucoba untuk mengendalikan ketegangan ku.

"Permisi mbk numpang tanya, tau alamat ini ndak ?" Ucapnya.

Wuushh.. kurasakan ada hembusan angin singkat di hatiku. Aku sedikit lega, setidaknya dia bukan orang jahat karna dia hanya tanya alamat. Tapi aku tetap menunduk tak berani menatapnya.

"Mbk.. apa mbk tau alamat ini, saya bukan orang sini jadi bingung jalannya" dia mengulang pertanyaan nya.

Mungkin karna merasa ku acuhkan. "Tunggu, aku sangat mengenal suara itu. Suara.. suara cowok urakan di kampus" batinku.

Degg... seperti batu menghantam jantung, seketika tubuhku kembali menegang setelah sadar bahwa suara itu ada suara cowok brandal di kampus.

Tanpa babibu aku langsung menarik kertas sembarangan yang aku bawa dan langsung membuat sketsa jalan ke alamat yang dicarinya.

Tak butuh waktu lama untuk membuatnya, cukup 3 menit. Dan aku langsung berlari pergi setelah menyerahkan sketsa tadi.

Bayangan yang membuat ku takut terus bermain riang di otak ku. Aku terus berlari tanpa terasa air mata yang sedari tadi kutahan ikut berkejaran dipipi ku.

Ku dengar suara itu berteriak teriak. Entah teriakan apa aku tak peduli. Karna teriakan itu semakin membuat ku takut. Aku terus berlari sekuat ku bisa agar hilang dari jangkauan nya.

Ku buka knop pintu apartemen ku, dan menguncinya setelah aku masuk kedalam tentunya.

Menenggelamkan tubuh diatas ranjang dan menutupinya dengan selimut tebal. Ya.. aku sedang bersembunyi sekarang. Sembunyi di bawah selimut itu terdengar konyol tapi itulah yang kubisa.

Ttiiitt... tiiittt..
Tiiitttt.... tiiitttt...

Ku dengar bunyi bel pintu apartemen, dan jangan kira aku akan berlari membukanya.
Demi apapun itu tak akan ku buka.

Aaaaa... aaaaa....
Hikss hikksss hiikksss

Aku semakin histeris karna ketakutan. Ku berteriak sekencangnya berharap ada orang yang menolong ku.

Tiba" kursakan ada tubuh yang memeluk ku erat bahkan sangat erat bersamaan dengan suara menenangkan "Prily... prily.. tenanglah nak ini mama, mama disini. Huussttt... lihatlah ini mama" ucapnya.

"Jangan nangis lagi, mama disini menjaga prily. Sekarang tenang lah" ucapnya lagi.

Aku pun langsung berhambur menenggelamkan tubuhku ke pelukan mama. Pelukan yang selalu aku rindukan, pelukan yang membuat ku tenang. Ya.. itu adalah pelukan mama Uly, mama ku.

"Ma.. prily takut ma.. prily takut banget" ucapku terisak.

"Sudah jangan takut lagi, tenanglah disini ada mama," jawab mama Uly.

"Sekarang tidurlah mama akan menemani mu" tambah nya.

Setengah jam berlalu dan nafas prily pun sudah kembali teratur. Terlihat bahwa Prily sudah terlelap di mimpinya.

Mama Uly pun merapikan tidur putri semata wayang nya tak lupa membersihkan sisa air mata di wajah Prily bekas tangisannya tadi.

"Maafkan mama nak.. mama tak bisa menjagamu, sampai kau mengalami kejadian yang membuat mu trauma seperti ini" ucap mama Uly menatap nanar putrinya, air mata pun keluar dari dalam mata sayunya.

_ _ _ _ _ _ _ _

Please ???
Vote and coment :-)

Sketsa of Love (Hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang