Please, Dont't cry By

5.7K 367 3
                                    

Tak kan ada air mata lagi,
Tak kan ada derita lagi,
Tak kan ada ketakutan lagi,
Detik ini,, aku disini,,
Menghapus semua air matamu, deritamu dan ketakutanmu.

Don't cry again By, Iam promise.

***** ricky *****

····················

Ricky Pov

Kurasakan seluruh tubuhku menegang, darah mendidih memuncak di ubun kepala, mencoba menekan api besar yang ingin menyembur keluar.

Nafasku tercekat di kerongkongan, udara panas menghimpit paru" membuat ku merasakan sesak pada dada. Kepalan tangan membuat kuku ku memutih.

Ini sangat sakit, bahkan terlalu sakit. Menyadari kesalahan dan kebodohan ku sendirin. Tak Seharusnya ku biarkan dia pergi, tak seharusnya ku tinggalkan dia sendiri. Seharusnya aku mencarinya dari dulu, seharusnya ku bersamanya selalu.

Aaaarrrgghh... Breengsekk

Panas dan perih terasa di buku" tangan ku tak seberapa dg sakitnya hatiku sekarang.

Ku dengar suara isak tangis. Oh god itu suara By. Please By jangan menangis, kamu Chubby ku tak boleh menangis. Tangisan mu membuat hatiku tambah sakit.

Ku putar bola mata menyudutkan pandangan ke bangsal, Chubby ku bergetar terisak dalam pelukan Ule membuat mataku memanas dan menyemburkan butiran bening di sudut mata.

Disamping bangsal Ali berdiri dengan tatapan yang tak bisa dibaca diam tak bergeming. Dan di kirinya ada Mila yang menangis di pelukan Kevin. Mungkin dia terbawa suasana karna naluri sesama gadis.

Tubuhku terduduk lemas di lantai, kubenamkan wajahku di lipatan tanganku. Ku tak sanggup bergerak bahkan tuk berkatapun tak sanggup. Mulutku terasa ngilu untuk berbicara. Hanya air mata yang terus bergerak keluar. Aku kacau sangat sangat kacau.

"Ka - kak.. "
Kudengar suara serak Chubbyku. Sedetik setelahnya kurasakan tubuhku dipeluk, ku tau ini sentuhan By.

Kudongakan wajah mendapati kepala By bersandar di bahuku dengan tangan melengkung erat diperut dan pinggangku dari samping. Tubuhnya bergetar dia masih menangis.

Kubalas memeluk erat tubuh bergetarnya. Kami menangis bersama dalam pelukan.

"Maaf by,, maaf" hanya kata itu yang berhasil keluar dari bibirku. By menggelengkan kepala menjawab perkataanku.

"Ku mohon jangan minta maaf, ini semua bukan salah kakak" chubby berkata dengan mata menatap tepat di manik mataku. Kulihat guratan kesedihan disana tapi ada juga ketulusan dimatanya.

Ku tersenyum miris mendengarnya "aku tak berguna untuk mu. Aku tak ada saat kau terluka dan disaat itulah aku tak pantas kau panggil kakak".

"Yah.. loe benar. Loe emang sudah tak layak ku panggil kakak" kata chubby dengan senyum getir.

"Tapi apa loe udah gak mau jadi kakak lagi buat ku ? Apa loe udah gak mau hapus lagi tangisku ? Apa loe udah gak mau nglindungin aku lagi" rentetan pertanyaan keluar dari bibir mungilnya.

Aku menggeleng cepat, enggak itu gak bakal terjadi.
"Enggak,, meski kamu udah gak nganggep aku kakak, aku tetep akan hapus air matamu" ku keluarkan semua perasaan ku sekarang.

"Meski kamu nganggep aku tak ada, aku bakal tetep stay disamping kamu buat jagain kamu"

"Sekalipun kamu tak ingin aku didekatmu, aku akan tetep nglindungi kamu dari jauh"

"Miss you, I promise stay in here always with you,,, now and forever" ucapku menatap manik matanya.

Dia tersenyum dan menubruk kembali tubuhku, menenggelamkan wajahnya di dadaku. Kubalas merengkuh tubuhnya erat dalam pelukan ku. Tak kan kulepas pelukan ini, tak kan ku biarkan dia sendiri sekarang, detik ini menit ini dan jam ini.

Sketsa of Love (Hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang