28. RAYER

3.4K 273 2
                                    

Sorry kalo ada Typo !!

___________________









Cerah nya cuaca siang ini tak mencerahkan salah satu meja di sebuah cafe chinese.

Suasana meja dengan kursi berisikan tiga mahasiswa itu nampak mati karna tak ada suara manusia. Hanya dentingan sendok, garpu dan piring yang mengisi acara makan siang tersebut.

Sesekali Rayer berucap untuk mencairkan suasana. Namun hanya di tanggapi datar oleh Ali, "ya", "nggak", "hmm" hanya tiga kata itu yang ia keluarkan.

Sedangkan Prily sendiri, seperti biasa dia lebih memilih diam. Bahkan dia tak memesan makanan seperti dua pria yang bersama nya. Secangkir cappucino cukup untuk dirinya.

Hingga suasana sedikit berubah karna ucapan Rayer yang menyentakan Ali akan sesuatu.

"Sepertinya kau benar2 lupa padaku" ucap nya sambil tersenyum miris.

Ali dan Prily mendongak menatap Rayer penuh tanya. Kalau Prily jelas tidak tau maksud ucapannya. Tapi dia tau ungkapan itu ditujukan untuk Ali.

Namun Ali sendiri tak mengerti maksud pria imut ini. Dia mencoba memgingat mungkin saja dia pernah bertemu dengan Rayer sebelum nya. Tapi tak berhasil, sampai kepala nya berdenyut nyeri tak membuat dia ingat akan Rayer.

"Menjijikan ! Ucapan mu membuat perut ku mual. Benar2 mual !" ucap Ali jujur.

Kedua mata tajam nya menusuk sampai ke ulu hati Rayer. Membuat si korban menggeram dengan tangan mengepal kuat.

Dan Prily,, dia menatap Ali cemas. Ekspresi wajah Ali membuat nya takut jika Ali kehilangan kendalinya lagi.

"Hahahahhaha"

Suara tawa yang berasal dari mulut Rayer mengalihkan perhatian Prily. Dia menatap Rayer dengan mata menyipit. Berbeda dengan Ali yang hanya menatap pria itu datar.

Tak lama tawa aneh itu berganti dengan isakan kecil. Lagi2 Prily dibuat tertegun. Dia benar2 tak mengerti. Tapi melihat ekspresi Rayer yang berubah ubah, membuatnya berpikir bahwa pernah terjadi sesuatu antara kedua pria ini.

"Lantai atas gedung kosong. Seorang anak laki2 tak berdaya sedang dianiaya oleh segerombol anak nakal di sekolah nya. Awal nya mereka memang hanya memalak, tapi karna tak diberi. Mereka menganiaya nya sampai tak berdaya" ucap Rayer datar.


Ali mengernyit dengan kening berkerut membuat kedua mata nya menyipit. Bayang2 anak laki2 yang dipukuli masuk dalam pikiran nya.

Meski bayangan itu abu2 tapi dia bisa melihat jelas. Semakin ingatan nya masuk bayangan2 itupun semakin jelas dimatanya. Dan saat itu juga nafas nya terasa sesak. Tangan nya mengepal menahan sakit di kepala yang tiada tara.

Prily semakin cemas dibuatnya, dia menatap Rayer yang malah tersenyum miring melihat ekspresi Ali.

"Kemudian seorang anak laki2 dengan seragam berbeda datang. Dengan wajah datar dan tenang dia memukuli semua anak nakal itu dengan membabi buta" tambah Rayer.


Keringat dingin sudah mengucur di kening Ali. Bahkan untuk mengangkat wajah dia tak sanggup. Dia melihat dirinya dalam ingatan itu. Bayangan anak laki2 yang menghabisi semua anak nakal itu adalah dirinya.

"Hentikan cerita mu Rayer !" emosi Prily.

Dia menatap tajam Rayer namun tak dihiraukan. Pandangan Rayer hanya terpusat pada Ali. Dia tak berhenti tersenyum melihat ekspresi kesakitan di wajah Ali.

Sketsa of Love (Hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang