21. Rahasia Lama

3.7K 369 2
                                    

Hiks,, hiks,,, nyesek deh Lihat gmbr mata dan bintang skor prbandingannya jauh banget.

Skor bintang gak ada 50%
Dari skor si mata.

Kasian banget deh saya !!!

Jadi minta jempol lebih banyak lagi donk..

Ya ya yahhh... hihihi

###### h@pP¥ rE@d!Ng #######

"Gue seneng loe bisa bersama Ali, karna gue yakin loe lah orang yang ditunjuk Tuhan buat nyembuhin nya"

Suara lembut milik Michel membuat Prily mengalihkan pandangannya. Dia baru sadar kalau Michel sudah ada di sampingnya entah sejak kapan.

"Maksud nya ?" Tanya Prily tak paham arah pembicaraan Michel. Dengan senyum lembut Michel mulai menanggapinya.

"Gue yakin loe udah tau tentang Ali kan" ucap Michel menatap lembut Prily.

"Hmm yah sedikit tapi sepertinya masih banyak yang belum aku tau" jawab Sine lesu sambil menerawang jauh ke area sirkuit.

"Gue gak ada hak disini buat critain siapa Ali dan bagaimana Ali di masa dulu dan sekarang"

"Tapi satu hal yang perlu loe tau kalau Ali butuh cewek kayak loe, sejak Ale meninggal baru kali ini gue lihat Ali seperti orang normal dan itupun karna kehadiran loe" ucap Michel panjang lebar.

Prily sangat serius mendengar seriap kata yang diucapkan Michel tanpa ada niat sedikit pun untuk menyela. Dia diam karna ingin Michel lebih banyak bercerita tentang Ali. Pria yang beberapa bulan ini sudah mengisi tiap waktunya.

"Sejak Ale meninggal, Ali berubah menjadi anak laki2 yang no control. Dia berubah dingin kepada semua orang termasuk daddy nya. Selalu mengurung diri di kamar sampai akhirnya daddy Ali terpaksa membawa Ali ke tempat rehabilitasi untuk penyembuhan psikolog nya"

Michel menghela napas panjang di akhir kalimatnya. Sedangkan Prily menutup mulutnya yang menganga sangking kagetnya dengan pernyataan Michel. Selama ini dipikiran Prily hanya menduga kalau Ali masih terpuruk karena kehilangan Ale. Tanpa tau kalau sampai separah itu dampaknya.

"Setahun Ali di rawat tapi belum ada kemajuan sama sekali bahkan malah semakin menjadi. Gangguan psikolog nya sudah dalam taraf yang mengkhawatir kan. Karena sikap nya sama sekali tidak bisa ditebak." Lanjut Michel.

"Dia akan berubah menjadi hewan buas saat dirinya atau orang yang disayanginya di ganggu orang lain, saat seperti itu emosinya akan sangat sulit di control. Tak sekedar melukai untuk membalas bahkan sampai membunuh"

Lagi lagi Prily menegang dengan mata melebar, ingatannya kembali menerawang akan kejadian di gudang kampus siang kemarin. Ali yang dilihat kemarin bukan seperti Ali tapi seperti malaikat pencabut nyawa yang teramat bengis. Itu kah yang dimaksud Michel.


"Perubahan lain adalah kaca, sejak kejadian itu Ali phobia pada cermin sampai sekarang. Saat melihat cermin dia bisa langsung menghancurkannya dengan tangan kosong. Tidak peduli tangannya akan terluka yang penting adalah kaca cermin itu hancur" lanjut michel.

"Kaca cermin ? Kenapa ?" Pertanyaan pertama Prily keluar setelah Michel menjelaskan.

"Karna saat melihat bayangannya dalam cermin yang dilihat bukanlah dirinya melainkan wajah Ale. Itu yang membuat Ali ketakutan saat melihat bayangan nya sendiri"


"UDAH PUAS LOE NGOCEH CHEL !"

Suara bariton tiba" datang membuat Michel dan Prily kompak mengalihkan pandangan pada si empunya suara.

Ali, entah sejak kapan Ali berdiri disitu dengan mata tajam seakan menguliti Michel. Rahangnya mengeras menahan emosi. Rahasia yang telah ditutupi mati2an kini terbongkar dengan mudahnya oleh mulut seorang Michel.


Ali tidak marah rahasia itu diketahui oleh Prily karena dia gadis yang sudah di percaya Ali sendiri. Tapi yang menyampaikan nya lah yang membuat Ali emosi. Dia menutupi semuanya dari Prily agar nantinya Prily tau sendiri. Dan saat itu terjadi Ali ingin tau apa Prily masih mau berteman dengan manusia aneh seperti dirinya atau malah pergi jauh darinya.


Tapi keinginan itu kini tinggal kata saja karna semua sudah terbongkar. (Eh ada lagi yang belum terungkap kugh,lebih ekstrim malah).


Michel dan Prily sama2 ketakutan sekarang melihat mata Ali. Michel sudah pasti takut karna dia salah. Sedangkan Prily, dia takut kalau Ali akan melukai Michel. Bagaimanapun itu bukan sepenuhnya salah Michel. Karna dalam hati ini lah yang sangat di inginkan Prily saat ini. Mengetahui hal tentang Ali yang belum dia ketahui. Dan dia bersyukur Michel sudah menjawab rasa penasarannya walau pun belum semua terungkap.

"A.. Ali gu gue cu.." ucap Michel gagap karna takut.

Tapi belum tuntas ucapannya Ali sudah menyela dengan mengakat telapak tangan kanan nya. Meski tanpa suara Michel sudah tau kalau itu bertanda dia tak boleh lagi berucap.

"Pergilah.." perintah Ali dingin pada Michel.

Michel yang ragu akan ucapan Ali pun menengok kesamping untuk meminta persetujuan Prily. Dan Prily yang mengerti arti tatapan Michel pun hanya mengangguk pelan sambil tersenyum manis pada Michel.

Mendapat persetujuan Prily dia pun berlalu meninggalkan tempat itu. Meninggalkan Ali dan Prily berdua dalam keheningan.

Kini Ali dan Prily sudah duduk berdua dengan keadaan hening. Tak ada yang memulai untuk mengeluarkan suara. Keduanya sibuk dengan pikiran masing2. Meski rintikan air hujan sudah mengguyur keduanya, mereka tetap tak bergeming. Sampai akhirnya suara Ali lah yang keluar lebih dulu di tengah guyuran hujan.

"Apa yang akan kamu lakuin setelah ini ?" Tanya Ali pelan tapi masih terdengar oleh Prily.

Merasa pertanyaan itu ditujukan untuknya Prily pun mengubah posisinya dan menghadap Ali. Memandangi dengan intens wajah Ali di tengah guyuran hujan. Wajah tampan Ali terlihat bertambah tampan saat di tetesi air hujan. Mata tajamnya tak luntur meski air hujan menerjangnya. Kulit wajah yang putih bersih terlihat semakin putih dan segar.

Pandangan Prily kembali pada mata tajam Ali. Menerobos masuk lebih dalam mata itu. Mata hitam tajamnya terlihat mengerikan di luar tapi juga terlihat penuh luka di dalamnya. Luka yang teramat dalam sampai hanya orang tertentu yang bisa melihatnya. Keduanya sama2 tenggelam dalam pandangan.

Hingga kedua tangan Prily terulur membelai lembut tangan Ali lalu menggenggamnya erat. Matanya tetap mengunci mata Ali dengan tatapan yang teramat lembut.

"Dulu aku sangat takut jika kau mendekati ku tapi sekarang aku sangat takut jika kau pergi dariku. Kamu adalah satu2nya pria yang tulus menjadikanku prioritas. Kamu adalah satu"nya pria yang mau mengajak ku berbicara saat semua pria mengacuhkan ku. Kamu juga satu2nya pria yang rela melukai orang lain demi membela ku. Kamu adalah semangat ku sekarang, matahari ku, nafas ku dan tempat tiggal ku. Tidak perduli siapa kamu, bagaimana keadaan mu aku akan tetap bersama mu. Aku akan tetap di samping mu, menemani mu dan menjaga mu dengan caraku. Karna kenyamanan hidupku sekarang adalah dirimu Ali"

Pernyataan panjang Prily membuat tatapan tajam Ali berubah menjadi sayu. Mata Ali bisa menangkap sebuah ketulusan di mata Prily. Mata hazel Prily memberinya kehangatan luar dalam. Hatinya menghangat meski tubuhnya kedinginan. Tak di rasa air mata Ali jatuh bersamaan dengan air hujan. Dalam hati dia sangat beruntung bisa bertemu dengan Prily. Gadis yang bisa membuatnya terkontrol hanya karna sentuhan dan suara lembutnya.

Dengan sekali tarikan Ali membawa tubuh Prily ke dalam pelukannya. Mendekap tubuh Prily dengan erat seoalah tak ingin terlepas. Menenggelamkan wajahnya di curuk leher jenjang Prily. Air hujan kini menjadi saksi cinta mereka. Meski tidak terungkap keduanya sudah menyadari kalau ada cinta yang besar dan tulus di hati mereka.

Di sudut lain dua pasang mata terlihat menitikan air mata dengan senyum mengembang melihat sepasang insan di luar sana. Air mata yang jatuh memberi tanda kebahagiaan mereka akan sepasang insan itu.


Ya, cinta itu memang unik. Kedatangannya tidak terduga waktu dan tempat. Cinta tak memandang siapa dan bagaimana orang itu. Hatilah yang mendominasi dan yang mengarahkan kemana cinta akan berlabuh.


Sketsa of Love (Hold) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang