"Saya ngga paham kenapa dana segini banyak alirannya besar cuma di BEM padahal organisasi kita banyak" ucap Adnan, dia terus membaca lembar demi lembar laporan arus dana kegiatan mahasiswa di Fakultasnya.
"Ada yang bisa jelasin?" tambahnya lelaki itu masih terus membolak-balik halaman yang mencuri perhatiannya.
Adnan sudah dari kemarin mempelajari data kemahasiswaan terutama yang berhubungan dengan kegiatan mahasiswa, karena menurutnya penting untuk membangun sesuatu dari objeknya. Dan disinilah dia, membuat forum dan memberi kesempatan pada para mahasiswanya berdiskusi.
"Izin menjawab, Pak"
Adnan menaikkan kepalanya menatap seroang perempuan yang mengacungkan tangannya, "Ya, boleh silahkan" ucapnya.
Adnan menatap perempuan itu dengan seksama.
"Sebelumnya perkenalkan, saya Nadira dari komunitas tari Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Saya selaku Ketua tentunya sangat tau alasan dibalik aliran dana yang mengerucut kepada BEM. Maaf Pak, sebelumnya saya sudah pernah komplain terkait hal ini dengan Ibu Lilia. Dan dari jawaban beliau, bisa saya simpulkan jika memang Beliau lebih fokus pada kegiatan yang berhubungan dengan kegiatan linier di Fakultas ini. Jadi mungkin kegiatan yang tidak searah, sangat diminimalisir" jelasnya.
Adnan menganggukkan kepala, dia kembali mencari aliran dana untuk Komunitas Seni. Dan benar saja disana tertera hanya beberapa persen saja dana yang digunakan.
"Okay, terimakasih Nadira" ucapnya lembut pada perempuan itu.
"Lalu selanjutnya, dari hasil laporan yang saya baca hanya ada sedikit prestasi yang kita raih. Ada yang bisa menjelaskan juga? karena jujur saja, jumlah ini sangat jauh dari perolehan yang diraih oleh Fakultas lain" ucapnya.
"Mungkin dari fotografi yang paling sedikit meraih penghargaan? mana ketuanya?" Adnan menatap satu persatu manusia yang duduk melingkar di ruang rapat itu.
"Saya, Pak"
"Siapa nama kamu?"
"Yusuf, Pak"
"Okay, Yusuf silahkan kamu jelaskan"
"Baik, jadi seperti yang sudah di sampaikan oleh saudari Nadira. Bahwa alasan kenapa dari klub fotografi hanya sedikit mengikuti kompetisi dikarenakan tidak adanya support secara penuh dari Fakultas. Izin Pak, jika sebenarnya banyak dari anggota kami yang mengikuti kompetisi dan mendapat juara, bahkan bisa sebulan sekali. Tapi mereka tidak berkenan untuk membawa nama baik Fakultas dikarenakan mereka mengikuti lomba dengan biaya sendiri" jelas Yusup tenang.
"Itu artinya Fakultas tidak menfasilitasi?"
"Betul, Pak. Karena dana yang diberikan begitu terbatas"
"Bahkan kami dari organisasi tari hanya mempunyai kuota 3 kali kompetisi, Pak. Kami juga sering kali gagal berkolaborasi dengan Fakultas lain karena FEB sama sekali tidak berkenan untuk ikut kontribusi" tambah Nadira lagi. Perempuan itu tidak menyianyiakan kesempatan emas ini. Dia mengambil kesempatan ini justru untuk meraih keuntungan untuk komunitasnya.
Adnan menganggukkan kepala menatap seorang lelaki yang sedari tadi diam menunduk, "Panji, kamu sebagai Dewan Perwakilan Mahasiswa tau kalo teman-teman kamu dicurangi?" tanya Adnan.
Kini semua mata tertuju kepada laki-laki yang disebutkan, Nadira bahkan terang-terangan mencibir karena ketidakberanian lelaki itu didepan Wakil Dekan baru mereka.
"Tau, Pak"
"Kenapa hal semacam ini masih terjadi?"
"Kami dari Dema sudah mengupayakan semampu kami untuk bernegosiasi, Pak. Tapi pada akhirnya, keputusan tetap di tangan Ibu Lilia" jelasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
everything, in time.
FanfictionAdnan Juan, namanya berhembus kencang beberapa bulan belakangan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Muda dan menyenangkan, kata sebagian besar Mahasiswa dan Dosen disana. Tapi tidak bagi Alister, karena nama lelaki tersebut entah kenapa mampu membuatnya...