Perfect Wife

Prolog: Istri Sempurna

Halo! Dengan aku Han Jung!

Selamat datang lagi di cerita aku!

Ada yang masih inget aku gak?

"Sebenernya istri yang sempurna itu kayak gimana, sih?" 

Pertanyaan yang sering muncul di benak Anata Hapsari, kini berani dikeluarkan di hadapan suaminya, Jeremy Adinata, yang tengah memainkan jemarinya di helaian rambut sang istri. 

"Menurut Mas, istri bisa dibilang sempurna itu kayak gimana?" 

"Kayak kamu," jawab Jeremy dengan tawa renyah, tepat di daun telinga Anata. 

Mendapat jawaban manis tak lantas menimbulkan kelegaan di hati Anata. "Serius, Mas. Kayak gimana?" 

"Kayak kamu." Jeremy terdengar lebih serius. "Yang paling sempurna itu Tuhan, tapi kalau boleh nawar manusia yang sempurna, jawabannya selalu kamu." 

"Tapi aku nggak bisa masak," sungut Anata, membahas kekurangan yang dianggap besar. 

"Enggak mengurangi nilai kamu di mata aku," pungkas Jeremy yang kini membelai pipi istrinya. 

Senyum Anata terbit ketika pandangannya menyatu dengan Jeremy, turut membelai pipi sang suami yang licin tanpa ada noda setitik. Jeremy yang gagah berani ini selalu terdepan setiap membela Anata, sebab tahu wanitanya tetap jadi segala meski memiliki kekurangan. 

"Mas," panggil Anata yang kini dibaringkan hati-hati oleh Jeremy di atas sofa. 

Kalimatnya terpaksa terputus ketika bibir Jeremy mengecup lehernya berkali-kali. Langit kian gulita, mendukung pikiran Anata yang makin penuh oleh berbagai pertikaian. Ciuman hangat Jeremy di bahunya pun tak mampu mengenyahkan itu. 

"Mas," panggil Anata lagi, kali ini lebih lantang hingga Jeremy bangkit. 

"Kenapa?" bisik Jeremy yang pandangannya menggelap, menunjukkan gairah tertahan. 

"Aku denger Ibu sebenernya pernah nyuruh kamu nikah sama yang lain. Itu bener, ya?"