11. Menutup Telinga

1.5K 122 46
                                    

Alhamdulillah bisa update lagi. Ada yang kangen gak?

Kali ini spesial diisi Jeremy-Anata aja. Chapter besok baru ada Bu Daniar :*

Selamat bulan Agustus. Semoga kita semua diberi kesehatan, dilancarkan segala urusannya, dan diberi rezeki melimpah.

Semoga bulan Agustus ini bulan baik juga untuk Perfect Wife, bisa makin banyak dibaca, rame terus tiap promosi, dan tentunya lancar sampai tamat!

Jangan lupa kasih vote dan komentar kalian, ya <3

Jeremy tiba pukul tujuh tepat dan disambut oleh Anata yang telah lebih dulu di rumah sejak senja

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeremy tiba pukul tujuh tepat dan disambut oleh Anata yang telah lebih dulu di rumah sejak senja. Anata mencium tangan Jeremy dengan wajah semringah, lantas menerima kecupan hangat di dahi dan bibirnya yang menjadi kebiasaan sejak mereka menikah.

Tercium aroma makanan ketika Jeremy masuk dan hal pertama yang pria itu tuju adalah dapur. Selain untuk merapikan makanan yang dibawa, Jeremy juga penasaran apa yang telah Anata lakukan hingga aromanya mengundang rasa ingin tahu. Bak cuci yang berantakan jadi bukti Anata baru melakukan apa selama Jeremy di perjalanan.

"Kamu habis masak?" tanya Jeremy yang kini beralih ke meja makan, berharap ada makanan yang Anata buat di sana.

Anata tersenyum kikuk dan mengusap lehernya yang tidak gatal. "Iya, tadi masak sayur kangkung karena aku pikir itu gampang. Ternyata bumbunya kurang enak," jawab Anata seraya meraih tas hitam yang Jeremy bawa dan membeliak melihat ada makanan di dalamnya.

"Terus sekarang mana kangkungnya?" Jeremy tidak menemukan apa-apa di meja selain satu wadah penuh sendok dan garpu, serta dua gelas yang kosong.

"Aku makan semua. Kan belum enak. Ini kamu beli atau gimana?" Anata malah balik bertanya seraya mengeluarkan tiga container dari tas dan membuka tutupnya satu per satu. "Atau dari Ibu?"

Jeremy tak terlalu fokus dengan pertanyaan istrinya, dia justru menyayangkan diri sebab melewatkan waktu melihat Anata mencoba memasak sesuatu, padahal dia ingin sekali berada di dekat istrinya saat berusaha. Yah, tidak apa-apa, masih ada waktu lain selama Anata masih mau mencoba lagi.

"Ini dari Ibu," ucap Jeremy yang kembali fokus. "Kenapa kamu nggak sisain kangkungnya?"

"Belum enak, Mas." Anata mengusap pipi Jeremy yang tampak layu dimakan lelahnya hari. "Nanti aku kasih kamu coba kalau masakan aku udah enak, ya. Biar dapet pujiannya beneran."

Jeremy mengangguk, tak ingin melunturkan semangat Anata yang akan selalu muncul untuk membuat sesuatu. "Kalau gitu aku yang cuci piring habis kita makan, ya. Aku siapin makanannya, kamu duduk manis aja."

Anata mengerjap pelan dan senyumnya menggantung ketika Jeremy menarik kursi serta mendaratkan tubuh sang istri di sana agar tidak melakukan apa-apa lagi. "Aku aja yang nyuci, Mas. Kan aku yang tadi masak. Kamu juga baru nyampe."

Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang