38. I'm gonna love you completely

2.4K 133 27
                                    

Wajib banget sambil dengerin lagu Completely Jaehyun ya gaes, ya :")

Btw, siapa yang udah kangen?

Chapter ini mengandung konten dewasa, jadi bagi yang gak nyaman dan terlebih masih minor, silakan chapter ini sekarang juga!

Kalau yang suka dan sudah legal, selamat membaca ^^

"Kamu emang lembur apa sengaja pergi lama? Kok baru nyampe rumah jam segini, Mas?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu emang lembur apa sengaja pergi lama? Kok baru nyampe rumah jam segini, Mas?"

Bukan sekali Jeremy berhalusinasi kehadiran Anata di rumah, baik itu secara visual atau sekadar suara. Namun, belum pernah Jeremy membayangkan keduanya datang secara bersamaan, memenuhi sekujur indra sang pria yang bekerja lambat sejak pasangannya tidak ada. Anata duduk di ruang makan, mengamati Jeremy yang masih bergeming tanpa ada tanda-tanda akan mendekat.

"Mas?"

Panggilan kedua membangkitkan bulu roma Jeremy, memberatkan napasnya kala Anata bergerak kecil di tempatnya. Anata memiringkan kepala, mengamati wajah Jeremy secara saksama yang hanya dipantulkan cahaya minim dari ruang makan. Amat nyata, sampai-sampai Jeremy takut kegilaan sudah merusak kognitifnya.

"Aku nggak bisa tidur, ini kebangun buat ambil minum." Anata bicara lagi seraya menuangkan segelas air pada gelas kosong yang baru. "Minum dulu, Mas. Abis itu terserah mau mandi atau ganti baju doang sebelum tidur."

Bukan sebuah perintah, melainkan sekadar pengingat agar Jeremy lebih peduli pada tubuhnya yang berantakan. Bulu kuduk Jeremy makin berdiri, anehnya bukan karena ngeri. Jeremy hanya butuh waktu lama untuk mencerna, sekaligus menikmati bayang-bayang di depannya sebelum menghilang tanpa jejak.

Alih-alih memudar, bayangan Anata kembali bergerak membawa segelas air yang tidak diterima. Berjalan mendekati Jeremy yang masih berdiri di depan pintu kamar mereka, perlahan matanya membulat saat Anata makin dekat. Ini terlalu nyata untuk sekadar khayalan, tetapi Jeremy tidak mau memercayai seluruh indranya yang rusak selama sendirian.

Anata mengangsurkan gelas pada Jeremy, bersama senyum yang terpatri amat manis. Inilah Anata yang Jeremy ingat, masalahnya apa benar sungguhan?

"Mas, kamu kok kayak lihat hantu?" Anata tertawa pelan tanpa menyingkirkan gelas dari hadapan Jeremy. "Ini beneran aku. Enggak usah ragu-ragu gitu, deh."

Pundak Jeremy yang semula menegang perlahan runtuh akibat ucapan Anata, mengungkapkan diri yang bukan sekadar khayalan manusia putus asa. Tangan bebas Anata meraih pipi Jeremy yang panas, telapak tangan sang puan langsung diterpa embusan napas yang memburu cepat.

"Minum dulu. Nanti baru ngobrol."

Dengan kesadaran yang belum sepenuhnya dihimpun, Jeremy menerima segelas air dari Anata dan menandaskan dalam satu kali teguk. Setelah isi gelas kosong, Anata kembali ke ruang makan dan kali ini Jeremy menyusul sambil mengamati istrinya dari atas hingga bawah, mencari sebuah celah bila memang wanita itu ilusi fana.

Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang