Seorang istri harus pandai memasak.
Seorang istri harus pandai mengurus rumah.
Seorang istri harus pandai mengurus suami.
Seorang istri harus pandai mengurus anak.
Ada berbagai keharusan untuk seorang istri agar dianggap sempurna. Satu kekurangan...
Jangan lupa tinggalkan vote dan komentar kalian <3
Yang di-follow back base Wattpad, boleh banget lho kalian promosiin cerita ini supaya makin banyak dikenal <3
Selamat membaca ^^
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Aku denger Ibu sebenernya pernah nyuruh kamu nikah sama yang lain. Itu bener, ya?"
Jeremy sontak bangkit mendengar pertanyaan Anata yang turut mengingatkannya pada konversasi lama bersama Daniar, membongkar sesuatu yang selalu dia tutupi sebab khawatir istrinya akan terluka.
Anata yang semula berbaring lantas ikut duduk tegak, memperbaiki piamanya yang sedikit tersingkap mendapati Jeremy hendak bicara sambil tergugu-gugu.
"Itu ... kamu ...." Jeremy embuskan napas pelan, inginnya membantah, tetapi perangai Anata yang serius menandakan bahwa kebohongannya tidak akan manjur.
"Kamu denger dari mana?" tanya Jeremy setelah suaranya terisi, tak lupa menggenggam tangan Anata yang mendingin.
"Di rumah Ibu pas kita baru nikah banget. Kalian kira aku tidur, sebenernya aku sempet kebangun dan nggak sengaja denger," aku Anata, ikut mengungkapkan rahasia yang dipendam. "Aku kira saat itu nggak bener karena masih agak ngantuk pas denger. Makanya aku nggak pernah bahas, setelahnya pun kita pindah dan tenang-tenang aja. Tapi akhirnya ... Ibu sendiri yang ngasih tahu kalau itu bener. Ibu ternyata pernah nyuruh kamu nikah sama perempuan pilihannya, cuma kamu nolak."
Jeremy membasahi tenggorokannya yang kering dan perih, nama Daniar selalu mengerikan setiap kali disatukan dengan sang istri. "Kapan Ibu ngomong kayak gitu ke kamu?"
"Tadi sore. Ibu dateng ke studio aku, kami ngobrol dan hasilnya nggak baik, terus Ibu bilang kayak gitu. Berarti bener, ya, Mas?"
Jeremy eratkan genggaman, secara tak langsung mengiakan pertanyaan Anata sekaligus meyakinkan sang istri bahwa pernyataan ibunya itu bukan hal besar.
Jeremy mendesah pelan dan kembali mengumpulkan suara yang malam ini berat sekali untuk disiarkan, perlahan dia pun berucap, "Iya, tapi aku nggak tahu siapa. Ibu nggak pernah ngenalin dan di situ aku mikir Ibu cuma asal ngomong. Makanya aku nggak pernah mikirin. Ibu juga nggak maksa supaya aku nikah sama orang lain. Pokoknya setelah aku bilang cuma mau kamu, Ibu langsung ngerti dan ngasih restu."
Tak ada yang salah dengan cerita Jeremy, tetapi Anata menemukan celah lain yang baru dimengerti. Mengapa Daniar bisa sesinis ini karena ternyata sejak awal restu yang Jeremy dapatkan bukan dari hati ibunya. Anata embuskan napas pelan dan berusaha menarik tangannya, sayangnya gagal sebab Jeremy tidak mau melepas.
"Kenapa kamu nggak pernah cerita soal itu? Padahal penting lho, Mas. Itu bisa jadi pertimbangan sebelum nikah."
"Kita udah dapet restu, makanya aku nggak ngerasa perlu ceritain itu. Kalau aku cerita, kamu mau pertimbangin apa?"
