25. Tanpa Jejak

2K 166 59
                                    

Update terakhir minggu ini sebelum besok libur

Selamat membaca

"Kita udahan, ya, Mas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kita udahan, ya, Mas. Aku udah nggak sanggup jalanin pernikahan ini lagi."

Volume televisi yang samar-samar terdengar kini lenyap di telinga, hanya ada kalimat Anata yang melayang-layang di rungu Jeremy selagi berusaha mencerna. Letih yang tadi sirna menumpuk lagi untuk memperlambat kinerja otak Jeremy, lidah pria itu pun kelu saat ingin merespons ucapan sang istri. Bermenit-menit diam tanpa ada yang mengakhiri kesunyian dengan tawa, Jeremy jadi ragu bila Anata tengah bergurau.

"Sayang, kamu nggak apa-apa?" tanya Jeremy setelah cukup lama bungkam, mengumpulkan logikanya untuk meluruskan maksud Anata. "Iniㅡkamu lagi bercanda atau gimana? Aku nggak paham."

"Aku nggak bercanda." Anata merespons amat cepat, menunjukkan keseriusan dari maksud ucapannya. "Aku pengin pisah, Mas. Aku udah nggak tahan."

"Aku ada salah?" Jeremy bertanya lagi seraya berlutut tanpa melepaskan pandangan dari Anata yang memilih menatap ke sisi lain. "Anata, aku minta maaf udah salah, apa pun itu, aku minta maaf. Tapi nggak pisah gini."

Tangan Jeremy mendadak bergetar saat meraih pergelangan istrinya yang dingin. Otaknya mulai berpikir, mencari alasan mengapa kata-kata pisah itu terlontar dari Anata, mengira bahwa penyebab perpisahan itu diinginkan karena Jeremy sudah membuat kesalahan besar.

"Anata ...," panggil Jeremy lirih. "Kasih tahu aku, hmm? Kenapa? Aku bakal perbaiki diri, asalkan kita nggak pisah."

"Bukan kamu masalahnya, Mas." Napas Anata terputus ketika mendaratkan tatapan pada Jeremy yang tengah mengiba. "Ini Ibu .... Ibu masalahnya dan aku nggak tahan lagi."

"Anata, itu bisa kita atasin bareng-bareng. Enggak perlu pisah. Aku juga nggak akan berhenti ingetin Ibu, aku bakal ke rumah Ibu dan nyuruh Ibu buat jauhin kita, jauhin kamu." Jeremy meraih dagu Anata yang mengetat akibat tumpukan emosi di sana. "Kita juga bisa pergi jauh dari Ibu, jalanin hidup bertiga sama anak kita. Caranya nggak usah pisah gini."

"Tapi percuma, Mas. Ibu nggak suka sama aku. Ibu nggak pernah restuin aku. Kamu tahu itu, 'kan? Enggak buta sama itu, 'kan? Kamu mau kita nikah tanpa restu? Dan aku yakin kamu paham nikah tanpa restu itu nggak bikin rumah tangga kita baik-baik aja!"

Anata menarik tangan dari genggaman Jeremy dan berdiri untuk meredakan pening yang menimpa kepalanya. Jeremy menyusul dan siaga di belakang, memangkas jarak yang Anata buat dan memeluk tubuh sang istri untuk memberi ketenangan. Baru sedetik pelukan itu mendarat, Anata tiba-tiba saja berontak, berbalik dan mendorong Jeremy dengan sisa tenaga yang ada.

"Aku capek sama kelakuan Ibu, Mas!" Anata menjerit untuk menumpahkan beban yang ditumpuk berbulan-bulan. "Aku tahu kamu bakal selalu belain aku, tapi itu nggak cukup kalau Ibu masih sama. Ibu, tuh, nggak akan berubah sampai kita bener-bener pisah dan itu yang harus kita lakuin supaya kita bebas."

Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang