22. Goresan yang Membekas

1.9K 143 32
                                    

Siapa yang udah kangen sama Perfect Wife?

Selamat membaca ^^

Anata masuk ke kamar sambil membawa semangkuk bubur yang tadi dimasak oleh Daniar untuk putranya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anata masuk ke kamar sambil membawa semangkuk bubur yang tadi dimasak oleh Daniar untuk putranya. Setelah Anata memberi tahu soal anak untuk membungkam Daniar, ibu mertuanya berhasil kehilangan kata-katanya. Jeremy pun sama syoknya hingga bingung memberikan reaksi yang tepat.

Pasca keributan sengit yang dianggap seri, Anata membawa Jeremy kembali ke kamar untuk istirahat agar kesehatannya lekas membaik. Keadaan rumah benar-benar senyap tanpa ada yang mengucapkan sepatah kata pun, sampai akhirnya Daniar pulang setelah membuat bubur.

Anata duduk di tepi kasur, kemudian memberikan semangkuk bubur pada Jeremy untuk dimakan olehnya.

"Kok buburnya beda, ya?" tanya Jeremy seraya duduk bersandar pada headboard. "Ini bukan bubur buatan kamu tadi siang, ya?"

"Ini buatan Ibu," jawab Anata singkat.

"Yang kamu udah habis?"

"Masih ada."

"Aku mau punya kamu, bukan punya Ibu."

"Tapi Ibu udah bikin buat kamu, jadi harus dimakan."

"Aku maunya punya kamu, Anata. Bukan punya Ibu. Tolong, ya."

"Mas, tapiㅡ"

"Aku makan punya kamu dulu, baru punya Ibu."

Anata ingin kembali menyanggah, tetapi memutuskan menurut agar Jeremy bisa makan dan meminum obatnya. Anata keluar dari kamar dan kembali ke dapur untuk mengambil bubur yang ia buat. Sejurus kemudian Anata sudah duduk di sisi Jeremy dan menyerahkan semangkuk bubur untuk disantap.

"Mau disuapin," pinta Jeremy sambil mengerucutkan bibirnya.

Ya Tuhan! Anata sampai gemas melihat ekspresi Jeremy demi meminta disuapi oleh sang istri. "Tadi kamu udah seger, tuh. Kenapa masih mau disuapin?"

"Sekarang lemes lagi, makanya aku mau disuapin kamu. Boleh, ya?"

Kalau Jeremy sudah meminta dengan binar mata menggemaskan, Anata jadi tidak bisa menolak. Gemasnya Jeremy membuat Anata berhasil luluh, meski tak ada senyum yang timbul.

Jika dipikir menyuapi Jeremy adalah hal romantis seperti adegan di film atau drama, maka itu salah besar. Pasalnya dibandingkan merasa romantis, Anata justru letih dan ingin terlelap untuk menyembuhkan perih di lengan maupun pipi. Apalagi Jeremy sesekali menggodanya, seakan berusaha menghindari topik soal Daniar yang tadi berlaku kasar pada Anata.

Sebenarnya Anata tidak masalah bila Jeremy tidak ingin membahas. Bukan apa-apa. Bagi Anata, makin masalahnya dibahas, lukanya makin membekas. Anata butuh waktu untuk tenang agar tidak hilang kendali seperti acara tujuh bulanan waktu itu, di mana ia menangis karena gagal menenangkan dirinya. Bukannya Anata ingin sok kuat, ia anggap air mata tidak akan menyelesaikan masalah yang ada. Menangis tidak akan membuat Daniar tiba-tiba simpati pada Anata.

Perfect WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang