" Jika hari ini aku tertawa aku takut, takut di saat itulah kata tertawa menjadi asing bagiku"
~Scarla Monica~
" Haha rasain cupu".
"Pantes nya kita apain ya, kita jadiin badut sekolah aja ga, sih, hahaha"
"Kalian jahat tau ga".
___
"Dasar gadis bodoh!, lebih baik kamu mati, dasar buat malu nama keluarga".
" Pah itu ga bener, itu fitnah ".
" Alah pasti ngeles itu mas, udah jelas ko itu buktinya ".
" Haha gimana rasanya di pukulin papah, enak? ".
___
" Dasar benalu, sekali lagi kamu buat ulah saya bakal asingkan kamu".
"Kenapa selalu aku yang salah, yang papah lihat itu ga semuanya kenyataan".
" Omong kosong".
Perkataan dan kilasan gambar tentang bagaimana hidupnya Scarla begitu tertampang jelas bagai radio rusak, Aluna masih tidak percaya bahwa ada yang lebih buruk darinya.
" Scarla bodoh kenapa lo diam aja saat orang-orang buli lo, kenapa lo ga ngelawan saat mereka menghakimi dan nyakitin lo". Mimpi itu begitu terasa nyata, dadanya begitu terasa sesak ketika ia terbangun, seakan menggambarkan bagaimana perasaan Scarla selama ini.
"takdir kita sama. Ga akan gue biarin hidup lo berakhir tragis, hidup lo, akan gue ubah, gak akan gue biarin, akhir hidup lo kaya gue" Ucapnya. Scarla, memikirkan begitu banyak cara yang harus dia lakukan, sampai tidak sadar bahwa ia harus sekolah.
"Astaga gue telat".paniknya, jam menunjukan pukul tujuh pagi, Scarla dengan cepat bersiap siap, dia menggunakan seragam yang sudah di siapkan. Tak butuh waktu lama hanya memakai sunscreen dan bedak bayi, di tambah Liptint agar bibirnya tidak pucat.
*
" Mampus tuh kan gue telat". ucap Scarla, ketika melihat gerbang sekolah sudah di tutup, Scarla tidak punya pilihan lain, dia akan mencari jalan agar bisa masuk kedalam.
"Nah bisa nih kayanya gue lewat sini" Gumam Scarla saat melihat tembok di belakang sekolah, lumayan tinggi sih tapi ada meja di sampingnya, sepertinya ini jalan untuk anak-anak yang suka bolos, karena ga mungkin meja ada di sini tanpa alasan.
Scarla mendarat dengan aman, meskipun kakinya sedikit sakit saat melompat dari tembok pembatas. Tapi, ternyata rencana yang ia pikirkan, untuk masuk dengan aman tanpa ketahuan, begitu hancur ketika melihat sosok pemuda dengan jas almameter yang sedang melihatnya.
"Berdiri di lapangan sampai jam pelajaran pertama" Ucapnya, sambil menghampiri Scarla.
"Gila, panas gini, ogah" Jawab Scarla dan melangkahkan kakinya untuk pergi, tapi suara pemuda tadi menghentikannya.
"Yaudah, bersihin toilet cewe semuanya".
" Ok, fine gue berdiri di lapangan".gila aja ngebersihin toilet, mending gue di jemur, kan bisa kabur. pikirnya
"Ga usah berpikir untuk kabur". Pemuda itu pergi setelah mengucapkan itu.
Ko dia tau apa yang gue rencanain ya?. Dasar, dia ga tau kali ya perjuangan gue untuk bisa ke sekolah, baru kali ini google maps berguna bagi gue, untung aja nama sekolahnya ada di buku coba kalau engga, si Gea pelit lagi, gue ga bakal minta tumpangan kalau tau arah jalan ke sekolah.
Iya, Scarla emang minta tumpangan sama gea, tapi, masa harus ngerjain PR dia sebulan sebagai syaratnya.
Baru empat hari dia di tubuh Scarla udah di bikin darting. Scarla, kalau lo pergi please dong, setok kesabarannya jangan lo bawa juga, gue ga punya kesabaran soalnya.Lapangan yang luas, sinar matahari yang begitu terik, di sinilah Scarla berada di depan bendera, dengan tangan yang sedang hormat, di tambah dengan suara berisiknya siswa siswi yang sedang bermain bola, mungkin, sedang pelajaran olah raga.
"Ya Tuhan haus lagi, ini kalau gue kabur bisa kali ya" Gumamnya, baru saja ia akan melangkahkan kakinya, ia melihat bola yang terbang ke arahnya,saat Scarla akan menghindar, tapi telat bola itu lebih dulu mengenainya.
"Awsh sial. Kesempatan, gue mending pura-pura pingsan" Gumam Scarla, ia pun menjatuhkan dirinya sendiri dengan tangan yang memegang kepalanya.
Scarla mendengar orang-orang yang datang menghampirinya, tiba-tiba tubuhnya terasa ringan ia merasa ada yang menggendong dan membawanya ke UKS.
Scarla berusaha mengintip saat tubuhnya sudah di baringkan, ia melihat cowo yang sudah memberi hukuman kepadanya, sedang duduk mengamatinya.
"Bangun lo, gue tau lo pura-pura" Titahnya. Scarla masih tidak menyangka ternyata orang ini sangat pandai membaca pikiran.
"gue ga pura-pura ya, kepala gue tuh pusing beneran, coba lo bayangin, se berapa kerasnya bola menghantam kepala gue, emang kepala gue batu apa" Keselnya, Pura-pura pingsan nya sih boongan tapi kalau sakitnya beneran, no tipu-tipu. "Lagian lo ga ada kerjaan lain apa? , ada aja".lanjutnya
" Tuh, gue mau ngasih lo minuman, eh pas mau gue kasih lo nya malah terdampar"ucapnya sambil menunjuk minuman aqua di meja.
"Terdampar, lo kira gue ikan apa" Nyolotnya, enak aja terdampar tuh lebih cocok untuk ikan, misalnya nih, ikan itu terdampar di sisi pantai. Kenapa coba harus terdampar, terbaring, kan bisa.
"Kenapa ya, gue masih ngurusin orang ribet kaya lo, masalah kecil aja di besarin" Ucapnya, dan pergi meninggalkan segudang kekesalan untuk Scarla.
"Huh sabar, ga di rumah, ga di sekolah, kenapa coba harus kesabaran gue yang di permainkan" Gumamnya lesu. Scarla baru saja memejamkan matanya,tapi sebuah buntelan kertas mendarat di mukanya dengan tepat.
"Sial, siapa sih" Keselnya, dia mau istirahat aja rasanya sulit.
"Gue!. Bangun lo, ke kelas, kalau sampe gue ga liat lo di kelas, habis lo" Ucap pria yang tadi dan pergi setelah mengucapkan itu.
"Cowo gila" Kesel Scarla, kalau ada kata yang lebih dari gila, Scarla akan menggunakannya. Dengan terpaksa Scarla pergi menuju kelasnya dengan ingatan yang ia ingat di buku pelajaranya. SMA BIMA TARUNA BANGSA, KELAS 12 IPAA, kata itu tercatat di buku pelajaran Scarla.
*
Kelas yang sama seperti umumnya, suara kelas seperti pasar adalah ciri khas saat tidak ada guru. Saat Scarla membuka pintu suara itu lenyap orang-orang mulai memperhatikannya, tapi Scarla, mengabaikan hal yang menurutnya tidak penting. Scarla mendudukan bokongnya di bangku jajaran ke empat, tak lama guru datang dan meng absen siswa siswi. Setiap guru akan memiliki buku absen masing-masing.
"Romi Prasetya".
"Hadir". Ucapnya sambil mengangkat tangan.
"Scarla Monica".
" Hadir"ucapnya, tapi langsung di pandang aneh oleh teman-temannya. Scarla bingung apa karena ia tidak mengangkat tangannya tapi bukankah itu alasan yang konyol.
"Scarla, ko dia berubah"
"Tuh kan apa gue bilang, dia itu Scarla"
"Njir yang bener, itu si cupu Scarla"
"Ternyata di balik kecupuanya, tersimpan wajah yang mempesona"
"Cantik gitu cocok sama gue, gasih? "
"Giliran cantik aja lo akuin"
" Gue masih ga percaya itu si cupu"
"Udah jangan berisik, pelajaran akan di mulai" Ucap guru .
Scarla mendengar apa yang mereka katakan, pantas aja saat ia masuk orang-orang memperhatikanya, bahkan saat ia sudah duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi: the fate of Aluna
Teen Fiction(Jangan lupa follow ) Kenapa tidak mencoba untuk mengikuti kisahnya meski baru di mulai, kalian harus mencoba siapa tau suka, jangan di lihat penggemarnya, orang punya selera yang berbeda. Di larang plagiat!! Cerita ini murni dari pemikiran saya...