di hukum, lagi

82 43 6
                                    

" Entah mengapa aku benci yang namanya takdir  "

~Scarla Monica~

Scarla sedang terburu-buru merapikan
bukunya, sial ia terlambat jam sudah menunjukan pukul 07:39, PR belum di kerjakan lagi, masa bodolah Scarla akan menyontek pada temannya, ouh iya Scarla kan tidak punya teman, aish sial.

Scarla keluar dari kamar tergesa-gesa dia tidak sarapan karna waktu yang mepet, kebetulan ia berpapasan dengan bi ani yang sedang menyapu.

" Bi aku berangkat ya " Ucapnya sembari memakai sepatunya, di rumah sudah sepi kalau mamah tirinya Scarla tidak tau kalau Gea sudah pergi ke sekolah sedangkan ayahnya ke kantor.

" Iya, Hati-hati ya non ".

" Si ibu tiri kemana sih bi " Ucap Scarla bersalaman.

" hush jangan ngomong gitu, nyonya ada di kamar ko ". Balasnya

" Kalau dia ga ada di rumah kabari aku ya bi, punya kan nomor HP aku ".

" Iya, udah sana, makin telat nanti ". Ucap bi ani sambil melanjutkan pekerjaanya

Di rumahnya, ya pada akhirnya Scarla di anter pulang ke rumahnya, mau kemana lagi coba, apartemen tidak punya, Scarla sempet sih di tawarin nginep di rumah Meteor tapi kalau ga malu, itu sih kata Meteor.

Scarla menarik napas lega begitu ia melihat siswa yang sedang bersandar di tembok belakang sekolah dengan khodi hitamnya, berarti ia tidak telat sendiri.

" Telat juga lo " Ucap cowo itu.

" Menurut lo? " Tanya Scarla. " Lo atau gue dulu nih yang manjat " Lanjutnya.

" Buru deh, lo dulu " Ucapnya.

" Lah, bangkunya kemana? " Bingungnya ketika melihat tidak ada bangku yang selalu ada di sini.

" Di ambil maling kali " Sahut sang cowo.

" Malingnya lo "

"Ye sekate-kate, cepet deh gue bantu lo, "

" Gimana caranya, gue injek punggung lo gitu ".

" Eh janganlah, khodi mahal ini " Ucapnya.

" Yaudah gimana keburu siang ini ". Kesel Scarla.

" Yaudah cepet sini " Ucapnya,  kedua telapak tangannya ia tempelkan, telapak tangan kirinya berada di atas telapak tangan kanannya.

" Kuat ga lo " Ucap Scarla ragu.

" Kuat, percaya sama gue " Ucapnya.

Dengan ragu Scarla menginjak telapak tangan sang cowo, perlahan dia meninggi.

" Pengang tuh temboknya, sampe ga? ".

" Iya sampe " Ucapnya, ia pun berusaha untuk menaikkan kedua kakinya ke atas tembok. Udah mirip macam monyet aja. " Udah, sini gue bantuin lo " Lanjutnya ketika ia sudah duduk dengan nyaman.

Tanpa kata-kata cowo itu langsung meloncat sambil meluruskan tangannya ke atas untuk mencapai pembatas tembok dan ya ia berhasil dengan mudahnya.

" Keren kan gue " Ucapnya kepada Scarla.

" Kalau lo bisa kenapa ga dari tadi aja ". Gila keren juga ni cowo, tapi mon maaf bukan selera gue, batin Scarla.

" Mau gue tinggal " .

" Ouh iya juga ya " Ucapnya sambil memegang kepalanya yang tidak gatal.

" Gue zero, lo? "

" Kamu nanyea " Jawabnya " eh tolongin Gue! , jangan pergi ". Lanjutnya ketika melihat cowo yang baru memperkenalkan dirinya itu melompat dengan mudahnya. Jangan lupa mereka belum turun.

transmigrasi: the fate of AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang