awal yang sesungguhnya

143 70 12
                                    

" Takdir itu tidak akan pernah sempurna, pasti akan ada air mata kita hanya tidak menduga "

~Scarla Monica~

"Awshh" Ringisnya ketika menyadari bahwa kakinya sedang cidera.

"Kaki gue ko cidera sih, apa jangan jangan terbentur ya pas gue nyebur, aish kenapa sih gue malah selamat" Gerutunya kesal. Kalau ada cewe yang tidak bersyukur itu Aluna udah dikasih selamat malah ingin mati.

Tapi ko ada yang aneh sejak kapan kamarnya berubah,eh ini kaya di rumah sakit ga sih, tuh kan bener bajunya juga baju pasien tapi ko ada yang aneh ya. Bingungnya

"Allhamdulilah non akhirnya non sadar juga, biar bibi panggil dokter dulu ya" Ucap seorang wanita berumur tiga puluh limaan,

"Hah? i iya, eh gausah mba aku ga papah ko" Tolong siapa yang dapat menjelaskan kepada nya, ini di mana dan dia siapa?

"Maaf mba siapa ya? " Tanya-nya.

"Non bercanda kan masa lupa sama bibi, ini bibi art nya keluarga non mba ani" Jelasnya.

"Mba ani, maaf tapi saya ga kenal mba" Bingungnya, Aluna bener loh dia ga kenal sama perempuan yang ada di depannya. Apa mungkin art baru pikirnya.

"Non jangan gini donk, non pasti sedih kan karena mamah sama papah nya non belum jengukin non" Tanya-nya

"Papah? Mamah? Emang mamah saya masih hidup ya?" Tanya-nya dengan wajah bingung.

"Astaghfirullah non, jangan bicara sembarangan tuan kalau tau pasti bakal pukul non lagi" Ucapnya dengan wajah serius. Ringan kali tuh tangan maen pukul Aluna aja untung ga sakit.

Apaan sih orang mamahnya emang udah meninggal ko sejak dia masih orok, lagi? Ko orang ini tau sih kalau Aluna sering di pukul, tapi ada ke anehan di sini.

"Non ko malah ngelamun sih" Celetuk nya, ketika melihat anak majikannya sedang melamun.

"Eh iya maaf jadi mba ini namanya mba Ani? "Tanya- nya.

" Non beneran inget kan ga amunisi "

"Hah amunisi apaan tuh? "

"Itu loh non masa ga tau kalau orang lupa gitu tentang hidupnya setelah kejadian kecelakaan" Beritahunya.

"Amunisi? Amnesia bi Amnesia bukan amunisi" Beritahunya dengan wajah lelah, ada ya orang se random ini. (Bicaranya pake nada TABE)

"Nah iya itu maksud bibi" Ucapnya dengan tawa Canggung. Tanganya memberikan sepiring semangka yang sudah di potong olehnya.

"ngomong-ngomong bibi dari kapan kerja" Ucapnya sembari memakan semangka yang baru saja di terimanya.

"Lumayan sih udah lama, mungkin lima belas tahunan"jawabnya, yang berhasil membuat Aluna keselek biji semangka untung yang ia makan bukan buah salak bisa beda alam nanti.

" Lima belas tahun? " Fiks ini sudah di tahap tidak benar, orang ia memiliki satu art saja dan apa tadi katanya lima belas tahun.

"Awsh" Ringisnya ketika kepala nya terasa sakit, eh kok apa ia terbentur ya sampai harus di pakai perban gini.

"Eh non kenapa? " Panik bi ani.

"Eh iya ga papah cuman pusing dikit" Balasnya.

"Bibi panggil dokter aja deh takut ada apa-apa, soalnya kan non udah satu minggu baru sadar" Ucapnya panik dan pergi memanggil dokter

"Eh bi" Telat, bi ani sudah tidak terlihat dari bilik pintu.
Ceroboh banget si kan panggil di sini juga bisa tinggal pencet aja tombolnya, ngomong-ngomong ia sudah satu minggu lama juga ya, kira kira siapa ya yang menemukannya, harusnya ia sudah mati meskipun ketemu, dan apa ini hanya cedera kaki wah Aluna emang ajaib.

" Ini dok, tadi mengalami pusing di bagian kepalanya " ucap bi ani, ketika tiba di ruangan Aluna dengan dokter yang masih muda. Tampan juga ni dokter batin Aluna.

" Bu silahkan tunggu di luar biar saya periksa" Ucapnya sambil tersenyum.

" Dok udah punya pacar belum" ucap Aluna antutias ketika bi ani pergi.

"Kamu pertanyaannya ada ada aja" Ucapnya.

"Tinggal jawab aja kenapa sih" Ucapnya malas

"Kalau belum kenapa"bingung juga emang ya anak jaman sekarang di bercandain dikit aja langsung bete.

"Ga papah sih nanya aja" Aluna tidak percaya kalau dokter ini belum punya pacar orang tampan gini ko.

"Udah dok di periksanya, cepet amat"

"Scarla Monica "

"Hah? " Bingung Aluna

"Itu kan nama kamu? " Tanya nya

"Hah? " Bingungnya, ko Scarla, nama siapa lagi yang dokter ini sebut orang nama gue Aluna pikirnya.

"Hah heh hoh, udah saya tebak kamu amnesia ringan, bahkan kamu juga bingung dengan nama sendiri".

Woylah dokter ini bicara apasih orang ia gak amnesia ko, bahkan ia ingat namanya Aluna maheswari dari bapa Dito Rendava. Ga boleh gegabah ini. Pikirnya

" Dok tau di mana kalau saya amnesia" harus di tanyakan dulu kepastianya jelas jelas dokter ini tidak memeriksa bagian kepalanya.

" Kamu bahkan gak mengenali saya "

"Bapa kan dokter rumah sakit ini, tau saya" Ucapnya.

"Saya dokter pribadi keluarga kamu".duh makin pusing sejak kapan dokter pribadi keluarganya semuda dan setampan ini. Mari dengarkan penjelasannya dari dokter ini. Aluna akan berpura-pura amnesia.

"Yah ketahuan, jangan kasih tau bi ani ya dok kalau saya amnesia takut dia khawatir, jadi siapa nama saya". Pura pura dulu lah.

" Scarla Monica, kamu anak dari keluarga prahmana. Saya ada pasien lain, kamu hanya mengalami amnesia ringan, cepat atau lambat ingatan kamu bakal kembali tapi saya sarankan beritahu keluarga kamu".ucap sang dokter dan mengusap kepala Aluna sebelum melenggang pergi.

Aluna tidak pokus otak nya tiba tiba blank, apa apaan ini apa ada yang merubah identitasnya, tapi di rasa tidak mungkin, tapi hanya ada satu kemungkinan.

" Non dokter bilang apa? "Tanya bi ani

" Bi ada kaca ga? "Tanya Aluna

" Ada nih Non buat apa? ".

" Pinjem sebentar bi" Tangannya mengambil kaca yang di sodorkan bi ani dan ketika ia bercermin, ya apa yang terpikirkan olehnya ternyata benar, Aluna mengalami transmigrasi.

Tak terpikirkan olehnya hal fiksi ini bisa ada dalam dunia nyata bahkan Aluna sendiri yang mengalaminya. sepertinya raga yang Aluna tepati bernasib sama dengannya, terbukti tidak ada keluarga yang menjenguknya di saat ia baru sadar hanya ada bi ani yang menemaninya dari pagi. Hari sudah mulai gelap, Aluna akan tidur dan terbangun sebagai scarla, mari kita lihat seperti apa kehidupan Scarla Monica.

transmigrasi: the fate of AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang