Berapa lama gw udah ga up lagi huhu. Kalian masih ada kan?
Share terus ya ceritanya dan jangan lupa votment biar gw semangat upnya.Selamat membacaヾ(^-^)ノ
" tak semua orang bisa menerima takdir tanpa ada rasa bahagia tapi Garis takdir mungkin gak selamanya tentang bahagia. "
Ada yang bilang kebahagiaan itu di cari bukan di miliki, karena tidak ada kebahagiaan yang abadi. Ada juga yang bilang harus ada kesedihan atau keterpurukan sebelum kebahagiaan karena katanya kebahagiaan itu akan terasa meski sedikit.
Hidup itu kadang tak semulus jalan ibu kota Jakarta tak se lurus penggaris dan tak seindah yang ada di film. Garis takdir yang berbeda namun nyatanya semua sama saja pada ujungnya. Kesedihan kebahagiaan atau kehancuran itulah yang selalu berputar dalam garis takdir.
Semuanya memang sulit untuk di Terima tapi kita bisa apa selain menerima, bersyukur dan bersabar itulah caranya menjalani kehidupan.
Kalau membahas tentang ikhlas.... Ikhlas itu tidak ada justru adanya ikhlas ketika kita sudah terbiasa. Terbiasa menjalani hidup dengan ketidaksempurnaan dan terbiasa menjalani takdir yang suka bermain sesukanya.
Tidak semua orang bisa menerima yang namanya takdir, seseorang pernah berkata takdir itu bukan cuma Tuhan yang menetapkan ada juga takdir yang berjalan karena kita sendiri yang salah dalam mengambil arah.
Lantas jika takdir yang selama ini scarla lalui itu siapa yang harus di salahkan, Tuhan? rasanya kurang ajar jika menyalahkan Tuhan atas semua yang terjadi, tolong beritahu Scarla kesalahan apa yang sudah ia lakukan di kehidupan sebelumnya hingga takdir baik selalu berpaling darinya.
Seorang gadis dengan punggung yang bergetar hebat dan jangan lupakan isak tangis yang terdengar begitu pilu.
Scarla gadis malam dengan seribu luka di balik sikap nakalnya.
Air mata selalu ada di setiap harinya hati yang belum sembuh kini terluka kembali dan hati yang sudah remuk kini hancur berkeping-keping.
Kamar ini ah salah maksudnya kamar apartemen Meteor inilah yang menjadi saksi bisu di setiap isak dan tangisan Scarla.
Sedangkan di belahan bumi lainya ada seorang remaja yang sedang memfokuskan tatapannya pada laptop yang menunjukkan sebuah berkas yang baru saja di kirimkan oleh asistennya.
Kaki yang saling menompang dan tubuh tegapnya dengan tangan kiri yang memutarkan sebuah bolpoin.
Jarinya menekan satu tombol hingga yang tadinya menunjukkan tulisan-tulisan berpindah menjadi poto seorang gadis remaja Ujung bibirnya sedikit tertarik ke atas.
" Dia gadis yang pernah menabrak mobil kamu Meteor " Beo marcell yang memecahkan keheningan.
" Hm " Gumamnya, Meteor ingat dua bulan yang lalu Meteor pernah menemuinya walau sekilas Meteor mengenal mata indah itu, dia Aluna.
Gadis yang marah ketika motornya menabrak mobil Meteor, memang aneh. Saat itu Meteor yang berada dalam mobil melihat mata itu melotot ketika bertatapan dengannya setelahnya gadis itu pergi menggunakan motornya, matanya berpindah menatap Marcell yang berjalan masuk ke arahnya.
" Kenapa kamu membiarkan gadis itu pergi begitu saja dia yang menabrak dia juga yang marah " Ucap Marcell ketika mengingat Meteor menelponnya dan menyuruhnya masuk.
" Gue buru-buru, goresannya tidak begitu parah bukan? bawa saja ke bengkel " Ucapnya tak mau ambil pusing.
Sedangkan Marcell dia bisa apa selain menurut, goresannya memang tidak parah tapi lihat dulu mobil apa yang sudah tergores ini.
Mobil yg di maksud🙂
" Untuk apa kamu meminta data tentang Scarla dan gadis itu? " Tanya Marcell membuyarkan lamunan Meteor.
" Perlu gue kasih tau? " Jawabnya serkas " Tugas lo udah selesai kalau gue butuh lo gue hubungin lagi " Lanjut Meteor yang secara tidak langsung mengusir Marcell dari ruangannya.
Marcell dengan sopannya dia sedikit membungkukkan tubuhnya sebelum melangkahkan kakinya keluar.
Jari-jarinya dengan lincah menekan tombol keyboard, dengan sorotnya yang tajam dia membaca satu persatu kalimat yang ada di layar depannya.
Perusahaan Reno prahmana ayah dari Scarla sedang menjalin kerja sama dengan cabang perusahaan dady nya. Untuk menjungkir balikan perusahaan prahmana crop itu bukanlah hal yang sulit untuk di lakukan. Belum lagi perusahaan itu pernah hampir bangkrut jika tidak mendapatkan suntikan dana dari perusahaan keluarganya.
Entah apa yang terjadi seingatnya keluarga Scarla saat itu terlihat seperti keluarga harmonis, sekarang banyak yang berubah Meteor dengan jelas melihat bagaimana tersiksanya Scarla berada di lingkungan keluarga itu.
Meteor tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya kalau saja ia telat melindungi Scarla dari reno.
Kemarin sore tepat kejadiannya.
Setelah pulang sekolah Meteor mengajak Scarla ke danau mungkin mereka menghabiskan waktunya di sana 2 jam tak lupa Meteor mengantarkan kembali Scarla pulang sampai depan rumahnya.
Meteor menghubungi Marcell untuk menjemputnya karena pada saat itu motor Scarla yang ia gunakan ( cek episode 18 ) siapa sangka saat sedang menunggu terdengar suara keras dari rumah Scarla tapi Meteor mengabaikannya, sesaat suara itu sudah tidak terdengar Meteor dengan tubuh kekarnya melangkahkan kakinya memasuki rumah Scarla yang pintunya terbuka lebar.
Matanya membulat dan kakinya langsung berlari secepat yang ia bisa, di sana Meteor melihat bagaimana Scarla terduduk dengan kepala yang menoleh ke arahnya, wajah yang tadinya terlihat cantik kini di penuhi oleh lebam mata indah itu terlihat membiru dan bibir se merah cerry itu terlihat sedikit berdarah. Meteor memutar tubuhnya di sela ia berjalan kencangnya menendang sebuah pisau yang di arahkan reno kepada Scarla.
Prangg......
Pisau itu terlempar jauh hingga berhenti di dekat kaki Gea dan seorang wanita berumur yang pernah di lihat oleh Meteor, mereka terlihat menyaksikan seolah kejadian di depannya ini hiburan.
" Untuk anda yang sudah menjadi ayah yang buruk " Ucap Meteor sebelum melayangkan pukulannya satu kali tapi cukup membuat sang empu terjatuh. Setelah itu Meteor membawa pergi Scarla ala bridal style ( gimana sih tulisnya? ) di belakangnya terlihat reno yang sedang terbatuk sambil memegang perutnya.
Saat keluar Meteor melihat Marcell di depan mobil nya yang sudah menunggu di depan gerbang.
Dengan cepat Marcell langsung membuka pintu belakang yang langsung di masuki oleh Scarla dan Meteor.
" Ada masalah apa Meteor? " Tanya Marcell ketika melihat Meteor dari kaca depan dengan wajah datar namun dengan aura mencekam yang kuat, di sampingnya terlihat Scarla yang memejamkan matanya dengan banyak luka di wajahnya.
" Ke apartemen gue! " Ucap Meteor tanpa menjawab pertanyaan yang di lontarkan oleh asistennya.
Entah apa yang sudah terjadi kepada Scarla.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi: the fate of Aluna
Teen Fiction(Jangan lupa follow ) Kenapa tidak mencoba untuk mengikuti kisahnya meski baru di mulai, kalian harus mencoba siapa tau suka, jangan di lihat penggemarnya, orang punya selera yang berbeda. Di larang plagiat!! Cerita ini murni dari pemikiran saya...