" Kepada siapa aku harus bersandar jika malaikat penjaga ku sendiri membenciku ".
Matahari telah menyingsing di gantikan oleh mata
hari yang sinarnya menerangi alam semesta, pagi yang cerah ini tak berpengaruh dengan Scarla dia masih bergulat di dalam selimutnya dengan mata yang bengkak.Pintu apartemen perlahan terbuka menampilkan sesosok remaja dengan baju seragamnya, berjalan ke arah dapur dan meletakkan sebungkus kresek di atas meja.
Setelahnya Kakinya perlahan berjalan menuju salah satu pintu yang masih tertutup rapat tangannya perlahan mengetuk pintu di rasa tak ada yang menjawab dia membukakan pintunya perlahan, ternyata pintunya tak di kunci. Dan terlihatlah seorang gadis di balik selimutnya, kakinya berjalan dan membuka gorden hingga masuklah sinar tata surya.
Terlihat sang empu melenguh dan memperlihatkan sedikit kerutan di antara dua halisnya tanda tidurnya terganggu.
" Scar bangun " Ucapnya sambil menepuk pelan bahunya.
Sang empu perlahan mengeluh dan membuka sedikit matanya." Meteor " Ucapnya pelan sambil menggerakkan tubuhnya untuk duduk.
" Ga usah sekolah ya, mandi terus sarapan di atas meja dapur ada bubur habisin " Ucapnya.
" Iya "
" Kalau gitu gue brangkat dulu " Ucapnya, setelahnya ia mengambil tas sekolahnya di kursi belajar dan menyampaikan di bahu kirinya.
" Meteor, makasih ya lo udah mau nampung beban kaya gue, nanti kalau gue udah dapat kerjaan gue bakal pergi ko dari apartemen lo, secepatnya " Ucapnya memberhentikan langkah Meteor.
Meteor memutar kakinya melangkah ke arah di mana Scarla berada setelah sampai Meteor hanya menatap Scarla cukup lama hingga akhirnya ia membuka suara
" Syutt bilang apa sih lo, lo boleh tinggal di sini selama apapun itu, gak usah kerja lo ada gue Scarla ".." Meteor mungkin lo kenal Scarla saat masih kecil,jangan biasain sikap baik lo terus kaya gini, gue bukan Scarla gue Aluna, kita hanya orang asing " Beber Scarla.
" Berhenti untuk bilang kalau gue dan lo itu orang asing, perlahan gue bakal singkirkan kata sialan itu, kalau ada apa-apa kabarin gue " Ucap Meteor sambil pergi melangkah kan kakinya keluar dengan muka datarnya.
" Meteor gue takut, takut jatuh semakin dalam kepada lo, lo ga tau aja setiap gue jalan bareng sama lo rasa di hati ini mulai ada, rasa tak pantas gue terlalu menyedihkan buat lo yang sempurna dalam hal apapun, keluarga, teman, sosial, uang sesempurna itu hidup lo Meteor. " Gumamnya sendiri.
Bayangkan saja di saat seisi dunia seakan membenci lo datang seorang pria yang menarik tangan lo untuk berjalan bersamanya menjadikan dirinya tameng lo bahkan memberikan hal yang belum pernah lo rasakan selama hidup lo, di saat lo akan melangkah lebih jauh, realita menyadarkan lo. Dia sempurna sangat malah, dan lo hanya perempuan menyedihkan yang sedang di hibur oleh semesta, jika di lanjutkan Scarla takut, takut takdir hanya mempermainkannya dan menjatuhkannya dengan keras.
*" Woy Kiano berhenti gak lo! " Ucap Zero sambil berlari di sepanjang koridor mengejar Kiano yang berada cukup jauh di depannya. Kiano itu temen baru Zero.
Sedangkan yang di panggil menolehkan kepalanya dan menjulurkan lidahnya mengejek.
" Kiano yupi gue balikin! " Teriak Zero menghiraukan tatapan siswa siswi yang melihat mereka seperti tom and jary.
" Yupi nya udah gue ambil buat gue aja ya " Ucap Kiano sambil membuka satu yupi untuk di suapkan ke dalam mulutnya. " Nyam nyam nyam " .
Bahaya Kiano bener-bener bahaya dari jarak empat km di sana terlihat seorang dengan mata tajamnya kalau di tivi sih bakal ngeluarin sinar laser dari matanya.
Yupi yang sengaja tidak ia makan karena sedang mengoleksinya dalam toples kini lenyap di makan temen biadabnya, yupi yang ada satu dalam kemasannya kini telah sirna. Yupi berbentuk pterosaurus.
Pterosaurus sejenis Dinosaurus yang bisa terbang
Waduh sepertinya Kiano berada dalam masalah besar tanpa di prediksi, bersiap ketika ia melihat Zero berjalan ke arahnya dengan rasa bersalah yang besar Kiano tidak akan lari atau menghindar jika Zero memukulnya karena ia tau bahwa ia salah.
Kiano menutup matanya erat ketika Zero sudah dekat, hening tidak terasa apa-apa hanya seliwir ngin saja yang menerpa wajahnya, perlahan kiano membuka matanya satu persatu, tidak ada Zero di depannya kepalanya langsung menoleh ke belakang dan terlihatlah Zero yang sedang berjalan ke arah kelas mereka.
Dengan cepat kakinya mulai berlari menyusul Zero yang tak jauh di depannya.
" Zero kok lo marah sih " Ucapnya yang di hiraukan oleh Zero.
" Udah jangan marah nanti gue beliin lagi deh " .
" Gak usah gak perlu! " Zero akhirnya menjawab perkataan Kiano.
" dih ambekan kaya bocil aja lo! ".
" Bodo! "
" Zer_
_Meteor " Ucap Zero memotong ucapan Kiano.
Mampus batin kiano ketika melihat Meteor yang sedang berjalan di depan Mereka.
" Kenapa lagi? "Tanya Meteor ketika melihat mata sepupunya itu terlihat memerah.
" Kiano makan yupi dino gue " Adunya kepada Meteor.
" Pake ngadu segala lagi si anjing " batin seorang kiano.
" Nanti gue ganti sepuluh udah sana masuk " Suruh Meteor dan di balas anggukan oleh Zero sebelum dia pergi Zero sempat mengarahkan tatapan permusuhannya kepada Kiano.
" Tadi gue bercanda ko Meteor, biar gue aja yang ganti deh ya " Ucap Kiano kepada pria yang sedikit lebih tinggi di depannya.
" Udah gak perlu, gue duluan " Ucap Meteor melanjutkan jalannya.
Demi apa ternyata yang orang bilang tentang rumor Meteor itu bener ya, tenang tapi Menyeramkan, jangan lagi deh berhadapan sama Meteor, ngeri-ngeri sedap euy, padahal kan kiano ga punya masalah besar tapi rasanya kaya lagi bertatapan sama malaikat maut.
Siapa sangka Zero ternyata sepupu kesayangannya Meteor, bukan kesayangan sih, Meteor tuh dapat kepercayaan dari orang tua Zero untuk menjaga anak kesayangannya itu, Zero itu aslinya anak manja atau istilahnya anak mami, karena sudah mendapatkan kepercayaan mau tidak mau keamanan Zero berada di tangannya.
See you, guys kayaknya baru kali ini gw up malem🐼
Tandai typo🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi: the fate of Aluna
Teen Fiction(Jangan lupa follow ) Kenapa tidak mencoba untuk mengikuti kisahnya meski baru di mulai, kalian harus mencoba siapa tau suka, jangan di lihat penggemarnya, orang punya selera yang berbeda. Di larang plagiat!! Cerita ini murni dari pemikiran saya...