" Terlalu sakit untuk di lanjutkan "
~Scarla Monica~
Scarla dia akan merebut apa yang sudah menjadi miliknya, kamarnya akan ia ambil kembali, mobil? Scarla akan menggunakan mobil yang kuncinya sudah ada di genggaman. Mobil yang Gea pakai itu ternyata mobilnya, jangan tanya dari mana Scarla tau, ingat bahwa Scarla memiliki orang kepercayaan, bi Ani.Di ujung tangga terlihat Gea sedang bercanda dengan papahnya, tangannya saling menggenggam di susul dengan ibu tirinya yang datang sambil membawa tas kantor milik ayahnya, sungguh keluarga harmonis. Scarla menatap mereka di depan pintu kamarnya lebih tepatnya kamar Gea.
Scarla menghampiri saat mereka sudah duduk di meja makan, decitan kursi terdengar begitu Scarla menarik kursi yang akan di dudukinya.
"Pah kunci mobil aku ilang" Ucap Gea.
"Kamu simpan di mana sayang? " Tanya
Dira."Di meja belajar, aku masih ingat ko" Jawabnya.
"Yakin di meja belajar? " Timrung Scarla.
,
"y-yakin ko" Ucapnya ragu."Lo salah, ni di tangan gue, lo sendirikan yang ngasih ke gue semalam" Ucapnya sambil memutar mutar gantungan kunci di jari telunjuknya.
"Lo pasti nyuri, gue ga ngerasa ngasih sama lo! " Ngegas Gea.
"Gue nyuri? " Ucapnya sambil menunjuk dirinya sendiri "makanya kalau ga bisa minum jangan sosoan, mabuk kan lo! " Lanjutnya.
"Jaga ya omongan lo!"
"Udah-udah, Gea udah ijin sama saya untuk ke ultah temennya, kamu minum juga sayang? " Bela Dira.
"Iya mah, aku minum tapi sedikit ko, itu juga aku di paksa sama yang ultah nya, aku ga enak nolak mah" Melas Dira. Cihh boong banget, sedikit tapi sampe mabuk. Semalem Scarla pulang jam dua ia kira di rumah sudah pada tidur, ternyata ia melihat Gea sedang berjalan sempoyongan di tengah rumah, kunci mobilnya terjatuh dan Gea tidak menyadarinya. Dari situlah kunci mobilnya berada di tangan Scarla.
"Sedikit tapi mabuk,gue ga bego ya Gea, gue tau lo minum banyak".
"Udah berisik, Gea minum itu karena temennya, jangan lupa kamu pernah ke club". Timbrung pria dewasa yang tadi diam saja.
" Bela terus, kapan aku pernah ke club?, kalau aku pernah Gea juga pernah ".
" Ga, aku ga pernah pah"sahut Gea.
"Yang ngasih poto waktu gue di club lo kan, berarti lo lagi main-main di club terus liat gue! "
"Ga, ga kaya gitu"
"Terus lo tiba-tiba tau gue ada di club gitu, lo punya kekuatan, bodoh" Ucap Scarla sengan tawa kecil.
"Gue tau dari temen gue" Ucap Gea ngegas.
Scarla hanya menganggukan kepalanya pelan."Di club viore bukan sih"
"Lo yang bego, nama club aja ga tau, poto yang gue tunjukin itu club grez".
" Gue ga nyangka, lo seapal itu ya, kayanya yang suka main ke club itu lo bukan gue". Ucap Scarla sebelum mengambil tasnya dan melangkahkan kakinya keluar, untuk pergi ke sekolah. Di dalam hatinya Scarla merasa puas ia tersenyum di setiap langkahnya.
Scarla mengendarai mobil miliknya. Jalanan terasa lebih macet dari kemarin, Scarla sedang memikirkan rencana yang akan di lakukannya nanti, tidak apa-apa Gea merebut ayahnya, Scarla sudah muak membenahi masalah seperti itu, toh hasilnya akan tetep sama seperti sebelumnya.
"Meteor, ya, dia satu-satunya orang yang bisa bantu balas dendam gue" Gumamnya begitu ingat bahwa Gea sangat menyukai Meteor.
Entah takdir atau kebetulan orang yang sedang di ucapannya berada di samping mobilnya, Scarla mengendarai mobilnya tepat dibelakang Meteor. Akhirnya gerbang sekolah sudah terlihat di depan mata, Scarla turun dari mobil begitu ia sudah memakirkannya, Orang-orang mulai memandang ke arahnya mungkin mereka berpikir tentang mobil yang ia bawa.
Sejujurnya Scarla juga tidak sudi menggunakan barang yang sudah di pakai oleh Gea, tapi apalah daya beli mobil pun uangnya tidak ada, ia sedang mengumpulkan uang untuk membeli motor incarannya.
Baru saja Scarla akan memanggil Meteor yang berjalan tak jauh di depannya, tapi bell sekolah sudah berbunyi, Scarla akan menemuinya pas jam istirahat saja.
*
Di sinilah sekarang Scarla berada, di tempat mengisi perut keroncongan banyaknya orang, di bangku kantin di sebelah paling pinggir, matanya memperhatikan seorang cewe yang sedang berusaha mendekati sangat cowo, Scarla sempat berpikir apa dia tidak malu dengan apa yang di lakukannya, ouh cobalah lihat bagaimana cara sang cowo menghempaskan kuat tangan si cewe yang dari tadi berusaha memegang tangan sang cowo.
Ini di kantin loh, Orang-orang terlihat biasa saja dengan drama ini, mungkin ini sering terjadi kali ya mangkannya mereka sudah tak heran."Menarik" Gumam Scarla sambil menyeruput es nya.
Kalian sudah tau siapa cowonya, ya, dia Meteor, tapi kalau kalian menganggap ceweknya itu Gea, no, kalian salah, temanya memanggil dia Clarisa, Entah siapa Scarla baru melihatnya.
Scarla berjalan ke arah meteor yang berada di bangku pojok kantin, ia memegang tangan Meteor yang akan pergi.
"Calm sayang harusnya kamu bilang kalau kamu selalu di ganggu hama kaya gini" Ucap Scarla sambil memandang rendah Clarisa.
"Jangan ikut campur lo" nyolotnya.
"Urusan meteor, urusan gue juga, lo udah mengganggu ketenangan cowo gue" Ucap Scarla sambil mengelus lembut pipi Meteor.
Tangan Clarisa saling mengepal erat matannya tertuju pada es cappucino yang berada di meja, dengan cepat ia mengambil dan mengguyurnya ke arah Scarla. Meteor yang melihatnya dengan cepat memutar posisi tubuhnya untuk melindungi Scarla.
Semua terasa cepat bagi Scarla, Orang-orang mulai ramai melihat bahkan ada yang mem-videokanya juga.
"Shit" Gumam Meteor begitu ia merasakan dinginnya es mengenai punggungnya.
"Meteor gue ga sengaja" Panik Clarisa ia mengambil tisu yang berada di kantong seragamnya dengan cepat ia melap yang basah di baju Meteor.
"Stop, don't touch me" Tekannya, sial, Meteor paling benci dengan kotor apa lagi ini di seragam putihnya.
Scarla yang melihat itu langsung menarik tangan Meteor ke dalam toilet yang berada tak jauh di dekat kantin, Orang-orang memperhatikannya sampai ia tak terlihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi: the fate of Aluna
Teen Fiction(Jangan lupa follow ) Kenapa tidak mencoba untuk mengikuti kisahnya meski baru di mulai, kalian harus mencoba siapa tau suka, jangan di lihat penggemarnya, orang punya selera yang berbeda. Di larang plagiat!! Cerita ini murni dari pemikiran saya...