" Gue benci di anggap lemah meski itu kenyataan nya "
Scarla terdiam di sebrang jalan sambil melihat sebuah kafe dengan harap di sana sedang membutuhkan pegawai, hatinya meramalkan berbagai kata.
" Scarla lo bisa " Ucapnya menyemangati dirinya sendiri. Melihat ke kanan dan kiri di rasa aman Scarla menyebrang kakinya berjalan menuju kafe dengan perlahan tangannya membuka pintu kafe hingga terdengar suara kringggg .... Kring.
" Permisi " Ucapnya kepada orang yang sedang membersihkan meja.
" Ya ada apa?, loh " Ucapnya ketika membalikkan badan dan melihat orang yang di depannya terasa familiar.
" Kayanya gue pernah liat lo deh, tapi di mana ya " Lanjutnya." Gue kan yang udah bantuin lo, pas di kepung preman " Ucap Scarla. Ah iya juga ya maaf dia lupa otaknya emang sedikit ngelag akhir-akhir ini.
" Ouh iya " Ucapnya sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal. " Lo mau pesen apa? "Tanya pemuda itu.
" Gue bukan mau beli, tapi lagi nyari kerjaan di sini ada loker ga? ".
" Ada " Jawabnya dengan cepat. "Yuk gue anterin " Ajaknya, maklum dia ini emang suka caper anaknya.
" Kerjaan lo kan belum selesai? ".
" Udah ga papah " Ucapnya sambil berjalan dan di ikuti oleh Scarla.
Mereka berdua melangkah ke arah pintu yang berada di ujung ruangan tangan Rafa perlahan mengetuk pintu cukup lama tapi tidak ada sahutan karena dia ini termasuk orang dengan kesabaran setipis tisu akhirnya ia langsung membuka pintunya.
" Gak sopan! " Ucap Scarla sambil memukul bahu orang yang ada di depannya.
" Bodo! , udah ah ayo masuk " Scarla heran ko orang kaya gini bisa di Terima kerja sih, curiga jalur orang dalam.
" Jadi patung pancoran kayanya aku kalau ga langsung masuk " Ucapnya keras hingga si pemilik kafe yang sedang duduk dengan berbagai berkas di meja depannya.
wanita yang sudah berumur tapi masih terlihat muda itu perlahan membuka kedua earphones yang terpasang di kedua telinganya.
Sumpah Demi apapun rasanya Scarla ingin menyumpal mulut Rafa, sangat tidak sopan apa Rafa tidak takut di pecat.
" Apa lagi sih Rafa " Ucap sang wanita itu, matanya teralihkan kepada sosok perempuan manis yang ada di belakang sosok yang selalu menguras emosinya itu.
" Nih ada yang mau kerja " Ucapnya sambil mendudukan bokongnya di sofa yang tak jauh dengannya.
" Loh kita kan lagi gak butuh pegawai, lagi ga ada lowongan ".
" Ada! ".
" Ga ada! " Duh Scarla jadi bingung, kenapa jadi debat gini sih. Ini lagi si Rafa ga ada takut-takut nya apa nyolot sama atasan gitu.
" Udah deh gak papah, gak ada kan bu kalau gitu aku pergi dulu, permisi " Ucap Scarla sambil berjalan balik menuju pintu keluar.
" Mah, itu orang yang udah nolongin aku loh pas di kepung sama preman ".
" Hah, kapan? ".
" Yang waktu itu aku di suruh beli kinderjoy " Ucapnya sembari menekankan kata kinderjoy nya.
" Astaga kenapa baru bilang sih, cepet bawa kesini! " Ucapnya sambil mendorong-dorongkan pelan bahu sang anak.
" Astaga ma, iya " Ucapnya sambil berlari.
" SCARLA " Panggil Rafa yang membuat semua pengunjung mengalihkan arah ke padanya dia hanya tersenyum sambil menyatukan kedua tangannya sambil menunduk sedikit.
" Apaan sih anjir gak usah teriak-teriak " Ucap Scarla sambil berjalan ke arah Rafa.
Rafa pun menjelaskan kepada Scarla kenapa dia memanggilnya, akhirnya mereka berdua masuk bersama beriringan.
" Maaf Bu apa benar saya di Terima di sini " Ucap Scarla sopan.
" Iya, kamu sudah bisa bekerja mulai besok ".
" Terima kasih bu sekali lagi, saya janji saya akan bekerja dengan rajin dan jujur ".
" Maaf Nama kamu siapa? ".
" Scarla " Ucapnya sambil tersenyum manis.
" Harusnya saya yang Terima kasih karena kamu sudah me __
__Sepertinya urusan kita sudah selesai, kami pamit dulu permisi " Ucap Rafa memotong pembicaraan dan langsung melenggang pergi bersama Scarla.
Begitu mereka keluar Scarla langsung menabok punggung Rafa.
" Gak sopan lo, bos lo belum kelar itu bicaranya maen pergi aja lagi ".
" Yaudah si " Ucapnya tak peduli.
" Karyawan jahanam, di pecat baru tau rasa lo! " Ucap Scarla sambil melenggang pergi.
" Mau di pecat siapa coba orang pemiliknya ema gue " Ucap Rafa sambil melanjutkan pekerjaannya yang tertunda.
Jangan anggap dia anak rajin karena mau membantu bekerja di kafe ibunya penyebab ia di sini karena sedang di hukum you know lah ya bagaimana nakalnya anak remaja.
Tapi ini rahasia jangan kasih tau Scarla bahwa ini kafe milik ibunya dia, syutt... Pokoknya ini rahasia kita ya.
*
Meteor menginjakan kakinya di apartemen Scarla ah... lebih tepatnya apartemen miliknya yang di tepati oleh Scarla
Hening di lihatlah sekeliling yang masih terlihat rapi seperti tidak ada kehidupan disini, Kakinya langsung melangkah ketika matanya tak sengaja melihat secarik kertas di atas meja.
~~
Kalau lo baca surat ini berarti gue udah gak ada, Makasih ya tumpangannya nanti lain kali gue bakal balas kebaikan lo, tentang kehidupan keluarga gue yang udah lo tau gue harap lo ga ember, ya gue tau sih lo bukan tipikal orang yang suka ngurusin hidup orang lain, itu aja deh gue bingung mau bilang apa lagi, intinya gue pamit bye selamat bertemu di lain tempat.
Scarla
~~
Meremas kuat surat itu dan melemparnya ke dalam tong sampah yang ada di sudut ruangan.
Wp ku error huhu kangen kalian, akhirnya bisa up lagi.
Tandai typo🍭🍭🍭
KAMU SEDANG MEMBACA
transmigrasi: the fate of Aluna
Teen Fiction(Jangan lupa follow ) Kenapa tidak mencoba untuk mengikuti kisahnya meski baru di mulai, kalian harus mencoba siapa tau suka, jangan di lihat penggemarnya, orang punya selera yang berbeda. Di larang plagiat!! Cerita ini murni dari pemikiran saya...