takdir yang sama

150 67 11
                                    

                               

" Takdir sudah di tetapkan di saat kamu berkata 'ya' ketika dalam kandungan"

~Scarla Monica~

Sebuah mobil taxi berhenti di depan rumah mewah, pintu terbuka menampilkan seorang gadis cantik dan perempuan berkepala tiga, itu adalah Aluna dan bi ani.

Gila mewah juga ni rumah, jadi si Scarla ini onak orang kaya juga, batin Aluna.

"Sini biar bibi bawa tas nya" Tanganya mengambil tas yang berada di genggaman Aluna.

" Makasih bi, simpan aja di kamar biar aku beresin sendiri"ucapnya,

'Yaudah kalo gitu bibi juga mau beresin kerjaan yang lain" Setelah mengucapkan itu bi ani pamit pergi.

Bi ani pergi ke atas berarti kamar gue di atas tapi ngomong ngomong pembantu di sini ko ga ada ya?, apa lagi pada sibuk karna ini masih jam setengah sembilan? Aluna penasaran seperti apa papah dan mamah barunya, ouh iya sekarang tidak ada lagi Aluna hanya ada Scarla bukan Scarla yang seperti dulu tapi Scarla versi Aluna. Mari panggil Aluna dengan Scarla.

"Udah pulang kenapa ga mati aja" Langkah nya di berhenti di ujung tangga oleh suara perempuan.

Scarla melihat ke belakang dan menemukan perempuan kisaran umur tiga puluh, tidak ada yang salah sih sebenernya, tapi penampilan nya yang menggunakan baju begitu sexi membuat Scarla ilfil, bahkan bajunya pun mengalahkan kesopanan mba kunti.

"Gila, yang bener aja kali ini ema nya si Scarla" Batinya. Matanya memerhatikan perempuan itu yang datang menghampiri nya.

"Udah berani kamu liatin saya" Ucapnya melotot

Eh ini ibu-ibu kenapa sih, emosian amat padahal gue ga ngapa ngapain juga. Batinya. Udahlah gue diem aja.

"Eh iya maaf mah " Eh, benerkan ini mamahnya.

"Udah deh sana, muak saya liat muka kamu" Tangannya mendorong bahu Scarla. Eh kasar banget lagi untung gue ga jutuh, pikir Scarla.

Scarla pergi menuju kamar yang tadi di masuki oleh mba ani, kamar yang di dominan oleh warna biru dan putih, Scarla baru saja akan duduk tapi wanita yang tadi menghampiri dan menariknya keluar.

"Berani ya kamu, lancang" Tangannya melambangkan di udara bermaksud memukul Scarla tapi untungnya Scarla mempunyai reflek yang bagus, bukan Scarla sih lebih tepatnya Aluna, ia menahan tangan itu dan menghempasnya kuat.

" Anda pikir saya akan diam saja di saat anda ingin melukai saya, apa yang salah? itu bukannya kamar saya ya? "Enak aja mau main pukul, Aluna emang sudah terbiasa di pukul ayahnya tapi jika orang yang tidak di kenal memukulnya Aluna tidak akan diam saja.

" Berani ya kamu melawan saya, BI...BI SUMI" Teriaknya.

"Iya nyonya ada apa? "

"Tolong tunjukin kamar dia sekarang, bawa juga tuh tasnya. Dasar gembel" Ucapnya dan pergi dengan menghentikan kakinya.

What apa gembel? Wah emang kurang ajar dasar prempuan gila, nene lampir, seburuk apa sih Scarla sampai di bilang gembel, kalau aja kaki gue ga sakit gue tendang. Batinya menggrutu.

"Nah ini kamar Non sekarang, kalau gitu bibi pamit dulu ya"

"Eh iya bi makasih, tolong dong bi sekalian panggilin bi ani".

" Baik saya pamit ya Non"ucapnya.dan tak lama kemudian pintu terketuk, itu pasti bi sumi.

"Masuk aja bi" Ucapnya, dirinya masih sibuk memperhatikan ruangan yang menjadi kamarnya, ini ga salahkan kamarnya bahkan lebih luas dari ini, Scarla akan bilang saja pada bi ani bahwa Scarla amnesia, pusing juga soalnya.

transmigrasi: the fate of AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang