tinggal di apart Meteor

24 5 1
                                    

" Utuh tapi rapuh "

Terlihat seorang perempuan yang sedang mengusap kedua bahunya dia menggunakan baju lengan pendek sudah satu jam dia terlihat masih nyaman dengan posisinya di temani teh manis sambil melihat pemandangan ibu kota yang terlihat indah jika di lihat dari atas, tak lupa langit yang gelap di taburi banyak bintang yang cantik. Malam ini bulan nampak bersinar dengan terang.

Terdengar ada langkah seseorang yang mendekatinya tidak perlu menoleh untuk tau siapa orangnya, wangi manis dan mint, itu Meteor.

Meteor memakaikan selimut di bahu Scarla sebelum ia mendudukkan dirinya tepat di bangku samping Scarla.

Scarla merapatkan selimutnya " Makasih ".

" Udaranya dingin kenapa diem di luar dengan baju lengan pendek ".

" Langitnya indah ya Meteor " Ucap Scarla mengabaikan perkataan Meteor.

" Masuk ke dalam nanti sakit " Titah Meteor yang di balas gelengan pelan oleh Scarla.

Tangannya perlahan terangkat menunjuk bintang yang paling terang di antara bintang lainnya cahaya bulan tidak membuatnya redup meskipun jaraknya yang paling dekat. " Itu lo " Ucapnya sambil menoleh menatap Meteor. Tangannya perlahan bergerak menunjuk bintang di ujung langit yang bahkan ke hadirannya pun tak terlihat jika tidak di perhatikan " Dan itu gue " Lanjutnya sambil tersenyum kecut.

" Gue lemah ya, ga seharusnya gue sedih dan ga seharusnya air mata ini jatuh cuman karena luka yang tak asing, gue lemah meski gue udah terbiasa dengan lukanya hati gue tetep sakit dan diri gue tetep terasa hancur ".

" Boleh ga gue iri sama mereka, hidup gue terlalu menyedihkan " Beber Scarla sambil melihat lurus ke depan dengan tatapan kosong.

" Udah bicaranya? " Tanya Meteor yang dari tadi diam menatap Scarla. " Lo hebat siapa bilang lo lemah, jangan iri sama kehidupan orang lain cukup jadi diri lo sendiri Scarla, mungkin kebahagiaan sedang menunggu lo untuk menjemputnya ".

" Semua orang punya Froblem yang berbeda-beda, jangan ngerasa diri lo paling menyedihkan Scarla, gue ga suka! " Ucap Meteor tegas sambil menyorot Scarla dengan mata hitam legamnya. " kehidupan itu seperti permainan, kita akan di serang berbagai macam masalah jika kita ingin bahagia tanpa masalah kita perlu bertahan sampai menang, " Lanjutnya.

" Permainan macam apa yang lo maksud, talking run kaya gitu bukannya kita cape ya lari menghindari segala masalah yang ga ada habisnya sedangkan untuk menang, bagaimana cara dia bahagia kemenangannya saja tidak ada " Jawab Scarla sambil menatap Meteor yang berada di sampingnya.

"Lo jadi orang pesimis juga ya? Kita ga tau orang bahagia dengan cara seperti apa, lo bisa liat dari game itu, lo tau kan game talking run itu permainan tentang seekor kucing yang lari di jalan dan kita sebagai pemainya yang handle untuk menghindari bus dan halangan yang ada memang ga akan menang karna ga ada garis finishnya, tapi tanpa lo tau dia tertawa bahkan setelah kalah, lo tau kenapa? "Tanyanya dan di balas gelengan oleh Scarla.

" Karna dia butuh pengalihan hidup, mungkin juga dia tidak mengharapkan kemenangan, dia hidup sendiri dalam permainan itu memang ada orang tapi hanya orang asing, dia mungkin bahagia dengan melihat pemandangan di sepanjang larinya, inget kata gue orang bahagia dengan caranya sendiri " ucapnya sambil menatap mata indah itu.

Scarla terperangkap dalam tatapan mata setajam elang itu, tidak ada yang ingin memulai pembicaraan keduanya diam seakan sedang memahami satu sama lainya, angin malam mulai berhembusan menerpa rambut panjang Scarla yang membuatnya terbang tak tau arah.

Scarla membuang mukanya untuk melihat bulan, Meteor entah mengapa lebih terlihat tampan, Meteor emang tampan tapi hari ini Scarla mengakui Meteor itu bukan tampan tapi sangat tampan, mungkin Tuhan sedang bahagia ketika menciptakan Meteor.

Tiba-tiba terlintas bayangan ayahnya yang mengatai-nya Habis-habisan bahkan sampai mengusirnya, di saat ayahnya akan memukulnya menggunakan guci Meteor entah datang dari mana yang langsung sigap melindunginya dan membawanya pergi.

Scarla lemah jika berurusan dengan seorang ayah, Scarla memang bukan gadis baik dia gadis jalanan yang terdengar buruk di telinga orang lain. Jika ada yang bilang gadis jalanan itu nakal, pintar, licik, dan tidak lemah itu hanya omong kosong.

Nyatanya Scarla adalah salah satu gadis jalanan yang bersembunyi dari topengnya, dia selalu berkata bahwa dia hebat dan kuat tapi itu hanya kata semata.

" Angin malam ga baik buat tubuh, ayo masuk " Ucap Meteor sambil menyodorkan tangan kekarnya.

Mereka berjalan masuk ke dalam dengan tangan Meteor yang memegang kedua bahu Scarla.

Meteor mendudukkan Scarla di bangku ruang tengah " Gue pulang dulu kalau lo laper ada mie instan kalau mau tambahannya di kulkas lo ambil aja " Ucap Meteor sambil menutup pintu balkon.

Meteor berjalan mengambil handphone nya di atas meja.
" Kalau ada apa-apa bilang ya " Ucapnya sebelum berjalan menuju pintu keluar.

" Meteor, makasih " Kata Scarla sebelum Meteor menutup pintunya kembali.

Scarla melihat jam dinding yang menunjukkan pukul 11 malam.

*

*

*

Vote and comment ✨

Ada kata buat

Scarla~

Meteor~

Atau bapak durjanannya Scarla~.

transmigrasi: the fate of AlunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang