Akhir tahun semakin dekat, kami mendapatkan apresiasi dari kantor pusat bahwa realisasi pekerjaan unit kerja kami tercapai 120 %. Manager dan semua karyawan bersorak gembira atas kerja keras dan pencapaian kami.
Atas pencapaian tersebut kantor pusat memberikan kami apresiasi berupa dana untuk outing ke pantai yang ada diujung pulau. Pasir pantainya putih, air lautnya jernih dan ombaknya tidak terlalu besar.
Hari ini kami menyelenggarakan rapat terkait perjalanan kami, pihak bus pariwisata dan travel sudah memberikan itinerary outing kami. Bus pariwisata yang kami gunakan tipe medium bus keluaran terbaru berjumlah 2 bus. Hotel yang kami pilih adalah resort yang menghadap langsung ke pantai bertipe bungalow, 1 bungalow untuk 2 orang. Untuk posisi duduk di bus pimpinan yang atur, sedangkan teman 1 kamar kami bisa request. Aku sendiri jelas memilih sekamar dengan Andy temanku.
Selesai rapat kami kembali ke tempat kerja masing-masing. Andy pun tidak sabar ingin mendengar hasil rapat kami. Aku infokan clue nya aja, kalo kita satu kamar nanti, resort nya bagus tipe bungalow menghadap pantai.
*Aku sangat senang mendengar kami sekamar outing nanti. Akupun berbisik ke Aldo, do kamu siap-siap ya disana kita akan berbulan madu, senyumku.
Aku tersenyum menanggapi bisikan Andy, karena jika aku tolak dia akan tetap melakukannya. Jadi aku harus jaga stamina. Satu lagi, di bus kita duduknya terpisah ya.
*Loh kok gitu, komplain ku. Ga bisa gitu dong.
Pak bos yang nentuin tempat duduk
*Ga suka aku do, kenapa kamu ga duduk sebelah aku. Jadi siapa duduk disebelah kamu ? Awas saja dia macem-macem sama kamu, aku pantau terus kamu do.
Aku mengernyitkan dahi, itu si Admin Data kita yang duduk disebelahku.
*Sih Damantara, laki-laki yang sok cool itu. Pokoknya aku harus tukar tempat duduk sama dia. Enak aja dia deket-deket sama kamu.
Tenang aja ndy, aku aman kok. Jangan cari masalah gara-gara tempat duduk. Dia tetap dengan ekspresi kesal.
*Aku diam dalam kesal mendengar aku tidak bisa duduk sebelahan dengan Aldo.
Aku lanjut teruskan pekerjaanku, sesekali aku menoleh ke Andy, ternyata dia masih kesal. Aku elus pundaknya, aku berbisik sabar ya sayang kita kan sekamar, senyumku. Dibalas senyum terpaksa olehnya.
------
Hari jumat malam tanggal 13 Desember pukul 20:00 kami berkumpul di halaman kantor dan bersiap berangkat menuju lokasi outing. Kulihat Andy masih saja kesal sambil menatapku tajam, dia duduk di kursi baris kedua di belakangku. Bus mulai berjalan keluar halaman kantor menyelusuri jalanan kota, gedung-gedung tinggi berjejer rapi. Bus mulai memasuki jalan toll. Aku menoleh kebelakang Andy terus saja mengawasi ku sepanjang jalan, dia gelisah banget. Padahal status kami sebenarnya belum berpacaran melainkan Teman Tapi Mesra (TTM), namun kemesraan dan ikatan kasih sayang kami melebihi orang pacaran. Makanya dia tidak suka kalo aku dekat dengan laki-laki lain, karena aku miliknya Andy.
Pukul 00:00 kami beristirahat di rest area, kami semua turun ada yang ke toilet, makan dan ada juga yang meregangkan tubuh di area parkir. Aku dan Andy langsung ke toilet, selanjutnya kami berdua membeli minuman hangat dan duduk berdua ditepi rest area. Dia bilang aku ga tenang do, kamu ga duduk disebelah aku. Aku bilang sabar ya ndy, kita ga terlalu lama lagi nyampe kok.
Setelah istirahat 1 jam di rest area kami kembali ke bus, aku jadi kaget kenapa Andy bisa tukar tempat duduk disebelahku, dia hanya senyum bahagia melihat ku. Kenapa kamu bisa duduk disini ndy ?
*Bisa dong, aku ga mau jauh dari kamu do dan aku ga suka kamu deket laki-laki lain, kamu milik aku do.
Iya Andy sayang, bisikku. Dia genggam tanganku sepanjang jalan dibalik selimut agar tidak ketahuan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Dalam Diam (End)
FantasyOrientasi Seksual yang dirahasiakan karena tidak semua orang bisa menerimanya. Sebuah kebahagiaan saat perasaan dan keinginan terwujud. cerita pertama ⚠️ Cerita ini terdapat adegan sexual, jika tidak berkenan di skip aja ⚠️