Ndy kamu hebat banget langsung kupeluk dan dia memelukku balik, tidak lupa dia mengelus kepalaku. Semua pemain berkumpul di kursi penonton lapangan 1 sambil selebrasi kemenangan.
Sekarang pukul 11:30 sudah banyak yang pulang. Aku dan Andy masih di kursi penonton. Belum mau pulang ndy, tanyaku ?
*Nanti aja, pukul 14:00 kan mau main futsal.
Yakin kamu ndy masih kuat, tanyaku.
*Yakin dong kamu mau berapa ronde aja aku kuat kok.
(Batinku) maksudnya apa bilang berapa ronde ke aku, emang kamu mau ngapain. Dia nyengir-nyengir kuda lagi. Dia melepas kaosnya menampkan tubuh berotot perut sixpacknya yang terpahat indah dengan kulit putih dan tonjolannya ikut bergoyang-goyang. Aku menelan ludah.
*Do aku mandi dulu di ruang ganti, kamu tunggu disini. Dari sini kita lanjut makan siang dulu di restoran ******.
Iya ndy. Dia berpose binaraga didepanku.
*Gede ga punya aku do mau pegang ga.
Ini orang makin jadi, gumamku. Aku jawab iya gede banget ndy, nanti aku pegang semuanya. Dia nyengir lalu berjalan menuju kamar ganti.
Pukul 12:40 kami sudah di restoran ******, menu makanannya enak-enak. Aku pesan nasi ayam goreng kremes dan dia pesan nasi cumi sambel + ayam gulai. Aku lihat lahap banget dia makannya, lihat wajahnya lucu aku jadi gemes pengen cium pipinya. Selesai makan kami istirahat sebentar.
Yakin masih kuat, tanyaku.
*Yakin dong, kamu mau coba.
Eeh, dia malah ngakak. Sumpah hari ini aku dibuat spot jantung sama dia.
Pukul 13:45 kami sudah di lapangan futsal, seperti sebelumnya kami tegur sapa antar pemain, semua pemain tidak ada yang kukenal, sepertinya bukan orang kantor. Aku duduk dikursi penonton menyaksikan gagah dan machonya Andy. Setiap aku melihat ke arah tonjolannya nya seolah-olah mengajakku bergoyang.
Tak terasa beberapa menit berlalu, beneran kuat dia main. Tiba-tiba hujan mulai turun perlahan dan deras disertai angin. Untung lapangan ini indoor, kalo outdoor seperti lapangan sepakbola tadi pagi bisa basah semua.
Permainan selesai sekitar pukul 15:30, hujan sudah mulai reda. Setelah istirahat semua pemain berangsur pulang. Aku duduk disamping Andy yang sedang tidur terlentang meluruskan tubuhnya yang lelah, tonjolannya itu terpampang nyata di celana basah dan ketatnya.
Setelah Andy ganti pakaian kami pulang menuju ke kosku, ditengah perjalanan hujan mulai turun awalnya kami pikir hujannya sebentar jadinya terobos saja. Ternyata semakin deras dan disertai angin kencang. Kami menepi di ruko-ruko kosong dipinggir jalan, baju kami basah semua. Sambil menunggu hujan berhenti kami lepas kaos basah kami agar tidak masuk angin dan kami peras setidaknya tidak basah lagi. Namun di situasi dingin, mendung dan sepi ini aku masih merasakan kehangatan yang dipancarkan dari tubuh seksinya Andy walaupun aku hanya berdiri disebelahnya. Dalam hatiku peluk aku ndy aku ga kuat.
*Do kamu kedinginan ga ?
Iya ndy, tapi masih bisa aku tahan, lama banget hujannya reda, mana mendung sepi lagi, apa akses jalan kearah sini udah banjir ya ndy, makanya jalanan sepi (sebagian jalan di daerah ini kalo hujan lebat langganan banjir untung tempat kami berteduh ga banjir).
*Iya lama banget redanya, udah pukul 17:30 sekarang.
Selama menunggu hujan reda kami beberapa kali hening melihat hujan. Eh tiba-tiba dia nyeletuk,
*Aldo barangku tiba-tiba bangun
Barang apa yang bangun ? dia menunjuk ke arah tonjolannya. Ya ampun tonjolannya besar banget, lebih besar dari sebelumnya, dia pakai sempak dan celana pendek kondisi basah nampak banget. Aku dibuat gelisah oleh dia, trus aku bilang mau gimana ndy.
*Udah sesek do, sakit banget terkurung sempak.
Waduh aku harus ngapain jadi ndy.
*Kamu bisa apa aja do ?
duarr aku membeku dibuatnya, dia menggoda aku atau bagaimana sih. Pikiranku masih jalan dan aku belum berani ngelakuin apapun, aku takut dia hanya bercanda dan aku juga ga tau apakah dia juga tertarik sama aku, meskipun aku sudah mulai suka dia. Kalo ga kan bisa bahaya, dia marah trus tersebar di kantor aku kena batunya nanti. Udah kamu berpikir positif aja dulu ndy, ntar tidur sendiri barangnya kamu.
*Ga bisa do, barangku kalo udah bangun susah tidur lagi.
Ya tuhan obrolan macam apa di tengah dingin nya hujan dan ruko kosong ini. Usahain aja dulu ndy, ga mungkin kan kamu ngocok disini.
*Iya juga sih do ntar penghuni disini marah lagi.
Aku nyengir aja lihat kelakuatnya, meskipun hatiku bergejolak.
*Do udah pukul 18:00 belum ada tanda-tanda hujannya reda, kita terobos aja yok udah kedinginan aku do.
Ya udah ayok ndy, pakai dulu kaos basah kita. Kami langsung terobos hujan dan beberapa jalan yang banjir agar cepat sampai kosku. Akhirnya kami sampai, hujan pun semakin deras dan angin kencang. Didalam aku ambilkan Andy handuk dan pakaian ganti untuknya, walaupun aku ragu pas atau tidak dengan dia. Dia mandi duluan, setelah dia selesai mandi gantian aku mandi biar ga sakit akibat kehujanan. Sebelum masuk kamar mandi masih sempat aku melirik tonjolannya yang terbungkus handuk, ya tuhan emang gede banget, segede badannya yang indah.
Selesai aku mandi dan ganti pakaian, aku panggil dia mau ga minum teh hangat. Tapi kenapa ga ada respon dari kamar, ketika aku cek ternyata Andy tertidur di kasur dengan wajah pucat, langsung aja aku cek kondisinya ternyata dia demam, aku tempelkan tanganku di dahi dan lehernya panas banget. Segera aku kompres dan aku siapkan Paracetamol untuk dia minum dengan air hangat agar panasnya segera turun.
******
Next, Andy demam tinggi
******
Terima kasih yang sudah membaca
Semoga suka 😀
KAMU SEDANG MEMBACA
Mencintai Dalam Diam (End)
FantasiOrientasi Seksual yang dirahasiakan karena tidak semua orang bisa menerimanya. Sebuah kebahagiaan saat perasaan dan keinginan terwujud. cerita pertama ⚠️ Cerita ini terdapat adegan sexual, jika tidak berkenan di skip aja ⚠️
