XXVIII

1K 133 5
                                    

A/N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

A/N. Dalam rangka special comeback NCT dream aja


Kicauan burung dari luar terasa seperti melodi lembut yang menemani awal pagi.

Cahaya matahari mulai menghangatkan kamar, menyusup di antara tirai yang terbuka setengah.

Sinar keemasan itu jatuh di wajah Jeno dan Renjun yang masih terlelap dalam pelukan hangat.

Jeno membuka matanya perlahan, menyadari kehangatan tubuh Renjun di sampingnya.

Dengan lembut, ia menyentuh wajah Renjun, ibu jarinya mengusap pipi Renjun yang terasa hangat.

Seolah menikmati momen ini, Jeno memeluk Renjun lebih erat, merapatkan tubuh mereka hingga jarak di antara mereka nyaris tak bersisa.

Jeno menarik napas dalam, menghirup aroma tubuh Renjun yang khas, membuat hatinya terasa nyaman dan damai.

Renjun sedikit menggeliat, merasa geli dengan sentuhan lembut Jeno yang masih menempel padanya.

Renjun membuka matanya perlahan, menemukan tatapan Jeno yang sudah terjaga dan menyapanya dengan senyum hangat.

"Apa aku membangunkan mu?" bisik Jeno, suaranya rendah dan lembut, dengan nada penuh perhatian.

Renjun mengangguk kecil, matanya masih menatap lekat pada Jeno. “Iya… tapi tidak apa-apa. Memang sudah waktunya bangun.”

Jeno tersenyum kecil, lalu tanpa ragu menempelkan keningnya ke kening Renjun, menghilangkan jarak yang tersisa.

"Kalau begitu, bagaimana kalau kita tetap di sini… hanya berdua? Tidur seharian… atau mungkin hanya saling memeluk?" bisiknya dengan nada manja, menggoda.

Renjun tertawa kecil, matanya penuh kehangatan. “Kamu memang suka mengelak dari tanggung jawab ya?”

"Aku hanya ingin menikmati pagi ini bersamamu sedikit lebih lama," jawab Jeno lembut, sembari mengusap lembut rambut Renjun yang masih berantakan. “Kalau aku bisa, aku ingin memelukmu seperti ini setiap pagi.”

"Memangnya Pak Jeno tidak ke bengkel? Murid-murid Mas Jaemin akan datang PKL hari ini."

"Jangan panggil sepupuku, Mas— aku cemburu.."

Renjun tersenyum, membiarkan Jeno tetap memeluknya. "Kamu memang selalu punya gombal begini ya, Mas?"

"Yah, itu keahlian Mas." jawab Jeno sambil mengusap punggung Renjun pelan, membuat suasana pagi itu terasa begitu hangat dan intim, seolah dunia di luar mereka tak lagi penting. "Hanya padamu, tapi."

"Dor, dor, dor!"

Ketukan pintu terdengar keras di pagi hari yang masih sunyi. Jeno mendengus kesal, menoleh ke arah pintu kamar. "Siapa sih yang nggak tahu diri bertamu sepagi ini?" gumamnya sambil mempererat pelukannya pada Renjun, seolah enggan beranjak.

Istri Boss BengkelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang