09

1.1K 155 7
                                    

Keesokan harinya shani langsung di sidang sama temen2 nya, setelah dianterin sama vito sampe kedepan kelas feni langsung menarik shani untuk ke taman diikuti celine dan siska.

"Kita minta penjelasan lo" ucap feni to the point.

"Penjelasan apa.?" tanya shani bingung.

"Soal lo sama vito" sambar celine

"Bukannya kalian juga udah tau, ngapain nanya lagi" ucap shani menolehkan pandangannya kearah lain.

"Maksud kita tuh kenapa lo bisa pacaran sama dia. Bukannya lo lagi deket sama Gracio" ucap feni

"Shan kita kan sering bilang sama lo kalo si vito itu gak sebaik gracio shan" ucap celine gereget.

"Udah deh jangan ikut campur urusan shani, kita cukup dukung aja keputusan dia, lagian si vito gak seburuk itu ko" ucap siska.

Shani membuang nafasnya kasar. "Betul kata siska ini biar jadi urusan gue,gue yg jalani." ucap shani.

"What the.... Shan, lo sendiri kan yg bilang ke gue kalo lo gak nyaman dideketin si vito. Kenapa sekarang lo malah kaya gini, lo dipaksakan sama dia jujur shan biar gue bantu" ucap feni memegang kedua bahu shani.

"Apasih fen jangan berlebihan kaya gini, hargai keputusan shani karna lebih milih vito" ucap siska.

"Oiya mami gue bilang kalo lo berenti kerja, kenapa shan.?" ucap celine.

"APAA.? shan..." ucap feni

"Udah ya tolong hargai keputusan gue, gue cuman minta suport nya doang dari kalian" ucap shani yg langsung pergi dari sana.

"Ini ada yg gak beres" ucap feni.

"Udah deh fen jangan ikut campur urusan dia" ucap siska memutar bola matanya malas dan pergi ke kelas nyusul shani.

Ditengah perjalanan shani papasan dengan gracio, dia yg sudah siap dengan sapaan dari gracio harus menelan pahit karna cio melewati dirinya tanpa melihat keberadaan nya.

Shani menunduk lalu menarik nafas berat, dia harus sadar dengan status nya sekarang kalo dia sudah milik vito.

"Maaf cio" batin shani.

***

Sepulang dari kampus vito nungguin shani selesai kelas.

"Akhirnya keluar juga" ucap vito tersenyum sambil mengusap kepala shani.

Shani diperlakukan seperti itu bukannya seneng malah risih.

"Udah ayok cepet gue mau pulang capek" ucap shani.

"Aku, inget kita udah pacaran" ucap vito tegas.

"Iya, cepet aku mau pulang" ucap shani.

Vito langsung merangkul bahu shani dan berjalan menuju parkiran yg mana disana juga ada gracio yg sedang berjalan menuju mobilnya.

"Sayang sebelum pulang mau kemana dulu hemm" ucap vito memanas mana si cio.

Bukannya menjawab shani malah menatap gracio yg pura2 gak melihatnya.

"Sayang hei ko diem aja" ucap vito sedikit meremas bahu shani.

"Ehh emm langsung pulang aja" ucap shani kaget.

"Ohh yaudah kalo kamu mau langsung pulang, yuk naik jangan lupa pegangan" ucap vito yg menarik tangan shani untuk memeluk perutnya.

Gracio yg melihat itu mengeraskan rahangnya, dia langsung masuk mobil dan melempar tasnya ke belakang.

"Arrrggghhh" teriak cio memukul setir.

"Ayok cio move on, dia udah gak bisa dimilikin" ucap cio lirih sambil melihat kepergian vito dan shani.

Lika Liku LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang