10

1.2K 158 4
                                    

Shani terbangun dari tidurnya karna mendengar perdebatan dari luar.

"Emang gak punya hati kamu, tega jual anak kandungnya sendiri demi lunasin hutang kamu" teriak sarah.

"Gak usah ikut campur urusan saya sama anak saya sarah, harusnya dia bersyukur jadi pacarnya vito bukan simpanan papah nya" bentak andi.

"Bersyukur.? Kamu suruh shani bersyukur.? Yg harus nya bersyukur itu kamu andi, shani anak kamu yg sering kamu siksa fisik maupun batinnya tapi ia masih tetep sayang sama kamu, bahkan dia selalu melarang saya buat laporin kamu. Tapi sekarang kamu malah jual anak saya, dia bukan barang andi hiks" teriak sarah diiringi tangisan diakhirnya.

"Cukup hidup saya aja yg berantakan sama kamu jangan anak saya, saya mohon andi jangan kaya gini" ucap sarah lirih.

Shani menangis dibalik pintu kamar, dia sedih dan sakit ibu nya sampe mohon2 demi dia.

"Saya harus gimana sarah, saya gak bisa berbuat apa2 sama orang berkuasa itu, cuman shani yg bisa" ucap andi menekankan suaranya.

"Kamu yg berbuat kamu juga yg harus tanggung jawab bukan shani, kamu pernah mikir gak kalo sampe shani diapa apain sama cowo itu hah" ucap sarah.

"Apa boleh buat, shani udah milik dia" ucap andi yg bikin emosi sarah naik lagi.

"Bajingan kamu andi dasar gak punya hati arrrggghhj" bentak sarah yg langsung melempar vas bunga kearah andi tapi sayangnya gak kena.

"Apa apaan kamu sarah!" bentak andi yg terus menghindar karna mantan istrinya itu terus melempari ia barang.

"Brengsek kamu manusia paling brengsek mati kamu andi matiiii" ucap sarah ngamuk.

"Ibuuuu" teriak shani yg langsung lari memeluk sarah.

"Ibu tenang bu jangan kaya gini shani takut bu" ucap shani.

"Lepas shani, orang itu harus mati" ucap sarah berontak.

Shani makin erat memeluk ibunya, andi yg melihat sarah dalam pelukan shani ia langsung pergi dari rumah itu.

"Bu hiks jangan kaya gini hiks shani takut bu" ucap shani lirih.

Sarah meluruhkan tubuhnya kelantai dengan pandangan kosong.

Shani langsung pergi ke dapur mengambil minum buat ibunya. "Minum dulu bu" ucap shani.

Sarah meminum sedikit lalu ia menunduk dan terisak. "Maafin ibu nak maaf" ucap sarah lirih.

Shani langsung memeluk ibunya dan ikut menangis.

"Ibu akan berusaha buat kamu bebas, kamu sabar ya sayang, dan kamu harus hati2 sama si vito itu ya, langsung minta bantuan kalo dia berbuat macem2" ucap sarah.

"I iya bu" ucap shani.

"Shan.." ucap seseorang yg melihat keadaan rumah shani yg sangat berantakan dan ia melihat shani dan ibunya yg terisak dilantai.

Shani dan sarah melihat kesumber suara, lalu dhani mengelap air matanya dan berdiri.

"Feni" ucap shani menghampiri sahabatnya yg berdiri didepan pintu.

Feni yg melihat shani yg gak baik2 saja terlihat dari matanya banyak luka dan kekecewaan langsung saja membawa shani ke pelukan nya.

Tangisan shani kembali pecah di pelukan feni, feni yg mendengar tangisan pilu dari sahabatnya ikut meneteskan air matanya seberat apa masalah yg di hadapin shani pikirnya.

Kini mereka bertiga feni,shani,sarah sedang duduk di sofa setelah sedikit membereskan rumahnya.

"Gue gak liat lo dikampus shan, gak tau kenapa hati gue gak enak dan kepengen kerumah lo jadinya gue kesini" ucap feni.

Shani menatap feni dengan mata sembab nya, apa dia harus menceritakan masalahnya ke feni. Tapi ia takut sahabat nya itu jadi kepikiran.

"Bu ini ada apa.? Maaf kalo terkesan feni ingin tau, tapi setelah beberapa hari feni liat shani jadi beda jadi sering ngelamun, feni nanya ke ibu langsung karna feni tau kalo shani gak akan ngasih tau apa yg ia rasa" jelas feni menatap ibunya shani.

Sarah menghela nafas nya lalu mengusap pundak shani. "Gapapa nak, jelasin aja" ucap sarah, shani menggelengkan kepalanya tapi sarah menganggukkan kepalanya lalu pergi ke kamar.

Shani menatap feni yg juga menatapnya lalu shani menceritakan semuanya ke feni tanpa tertinggal sedikitpun.

Feni langsung memeluk shani, berat sekali hidup sahabatnya ini, dan ia merutuki dirinya kenapa baru sekarang ia mengetahui hal ini.

"Gue gak tau fen kedepannya bakal gimana hiks, gue capek fen gue nyerah hiks" ucap shani.

"Suutttt shan lelah boleh tapi jangan nyerah, gue bakal bantu sebisa gue untuk lo bebas dari si vito" ucap feni.

"Gimana caranya fen, hutang ayah gue banyak, bahkan dengan gue aja hutang itu masih banyak" ucap shani lirih.

Feni memikirkan caranya gimana lalu dia inget sesuatu.

"Lo ada perasaan sama cio.?" tanya feni.

"Kenapa jadi ke cio sih fen" ucap shani.

"Jawab jujur shan, lo ada perasaan sama gracio gak.?" ucap feni.

"Percuma fen, gue gak bakal bisa sama dia kalo masih terjerat sama vito" ucap shani lirih.

"Itu artinya lo punya perasaan sama cio" ucap feni.

"Iya terus apa hubungannya sama masalah gue ini fen" ucap shani.

"Kita minta bantuan cio" ucap feni.

"Engga engga ya fen, itu bukan ide yg bagus, gue gak mau melibatkan seseorang buat masalah gue apalagi ini cio yg mungkin udah gue sakitin" ucap shani.

"Lo sakitin.?" tanya feni bingung. Shani mengangguk lalu dia menceritakan tentang ia dan cio.

"Ihh bego banget sih lo" ucap feni menoyor kepala shani.

"Kan gue gak tau kalo besok nya ayah jual gue ke vito" ucap shani.

"Tapi shan kita tetep harus melibatkan cio, biar cio bisa ngawasin lo dari si vito, gue takut lo kenapa2 shan" ucap feni.

"Udah ya fen jangan bawa2 cio dalam masalah gue, gue gak bakal kenapa2, lo cukup bantu do'a aja buat gue" ucap shani.

Feni membuang nafasnya kasar batu sekali sahabatnya ini.

Tak lama dari itu vito datang kerumah shani.
Feni yg melihat itu menajamkan matanya nya.

"Kenapa lo.?" tanya vito yg duduk disamping shani.

"Lo yg kenapa, ngapain dateng kesini" ucap feni sinin.

"Serah gue lah, ini rumah cewe gue" ucap vito yg ingin mencium pipi shani untung shani langsung menghindar.

"Jangan keterlaluan vito!" ucap feni tegas.

"Keterlaluan apa sih, wajar lah orang shani pacar gue jadi bebas gue mau lakuin apa" ucap vito.

"Bebas mau lakuin apa.? Ingat dia masih anak saya" ucap sarah yg keluar dari kamar.

Vito yg melihat ibunya shani ada dirumah langsung kikuk malu, ia kira ibunya gak ada dirumah.

"Kalo pacaran sewajarnya jangan berlebihan" ucap sarah tegas.

"Shani masuk kamar dan kamu pulang lah ini udah sore gak enak cowo main kerumah cewe lama2" ucap sarah.

Vito mengeraskan rahangnya lalu dia pergi keluar tanpa pamit.

"Cih gak sopan" ucap feni.




TBC
Jangan lupa vote dan komen!
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

Siap2 part2 nanti bakal menguras emosi dan air mata.

Lika Liku LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang