Papi, mami, dan chika sudah berada di rumah jaenan. Mereka kumpul diruang keluarga.
"Bang cio kenapa.?" tanya chika ketika melihat lebam disudut bibir nya.
"Ada apa ini.?" tanya papi.
"Jelasin gracio" ucap jaenan tegas.
"Pih mih sebelumnya cio mau minta maaf, maaf kalo cio udah ngecewain mami papi, maaf kalo cio gak bisa nahan nafsu cio. Maaf Cio sudah ngehamilin shani" ucap cio diakhiri dengan lirihan.
"Apa kamu bilang.? Gak salah kamu bilang kaya gini sama papi.?" ucap papi datar.
"Maaf pih" ucap cio menunduk.
"Berdiri" sentak papi yg sudah berdiri didepan cio.
Plak bugh bugh brukk, 1 tamparan, 2 pukulan, dan diakhiri dengan tendangan yg papi nya lakukan ke cio.
Cio tersungkur kelantai dengan terbatuk batuk.Chika mematung mendengar penuturan dari abangnya ia gak menyangka kalo abangnya tega melakukan hal kaya gini.
Sedangkan mami nya ia mengepalkan tangannya ia tidak terima dengan ini semua."Sayang tenangin papi" bisik cindy ke jaenan.
"Udah gapapa papi gak bakal kelewatan ko" ucap jaenan.
"Bangun!" ucap papi tegas dan cio dengan susah payah untuk bangun.
"Nikahin dia secepatnya" ucap papi tegas.
"Gak bisa gituh dong!! Papi jangan langsung percaya siapa tau itu bukan anak cio" ucap mami ikut berdiri.
"Kalian tau sendiri kan gimana perempuan itu dulu yg pernah dilecehkan, kalo itu bukan anak cio bagaimana.?" ucap mami lagi.
"Mih itu anak cio mih, cio yg bikin shani hamil" ucap cio.
"Itu pasti bukan anak kamu cio, kamu jangan termakan omongan dia" ucap mami.
"Kalo mami gak percaya cio siap untuk tes DNA nanti" ucap cio.
"Pokonya mami gak setuju kamu nikah sama perempuan murahan itu" ucap mami.
"Kamu yakin shani hamil sama kamu.?" tanya papi
"Sangat yakin pih, bahkan cio yg sudah ngambil sesuatu yg berharga yg perempuan punya" ucap cio
"Mih, mau gimanapun kamu harus setuju, karna ada anak cio di rahim shani, tolong untuk kali ini saja jangan egois" ucap papi.
"Mami tetep gak setuju" ucap mami.
"Mih cio mohon" ucap cio memohon.
"Keputusan tetep ada di papi, kamu nikahin dia cio, berani berbuat berani bertanggung jawab" ucap papi tegas.
"Papi serius.? Makasih pih makasih, maaf kalo cio udah ngecewain papi" ucap cio memeluk papinya.
***
Malam harinya gracio, jaenan, dan papi datang ke rumah shani tanpa pemberitahuan sebelumnya.
"Silahkan masuk" ucap sarah menyuruh tamunya masuk.
"Maaf disini kondisinya seperti ini" ucap sarah.
"Tidak apa2 bu, maaf kami merepotkan dan tidak memberitahu sebelumnya" ucap papi.
"Oiya sebentar saya panggil shani nya dulu ya" ucap sarah yg langsung ke kamar shani.
"Shan, ada cio sama papi nya kesini" ucap sarah.
"Hah ngapain mereka kesini bu.?" tanya shani.
"Gak tau, cepet ayok keluar gak enak udah ditungguin" ucap sarah.
Shani dan sarah keluar kamar dan menyiapkan minum untuk tamunya.
"Wajah cio kenapa." batin shani ketika melihat wajah pacarnya yg bonyok.
"Langsung saja ya, sebelumnya kami minta maaf mendadak datang kemari, seperti yg kita tau bahwa anak2 kita mempunyai hubungan yg cukup lama sampe akhirnya saya mengetahui hal yg mungkin membuat rugi dari pihak perempuan nya, saya sekeluarga mohon maaf atas tindakan anak saya yg mengecewakan keluarga perempuan, maka dari itu dengan perbuatan nya cio anak saya akan bertanggung jawab kepada shani dan anak yg dikandungnya" jelas papi dengan berwibawa.
Deggg
"Anak yg dikandung.? Maksudnya gimana ya pak.?" tanya sarah kaget yg mana ia belum mengetahui persoalan itu.
"Bu" ucap shani memegang tangan ibu nya, sarah melirik shani sekilas lalu menatap gracio.
"Maksudnya apa ini cio.?" tanya sarah lagi.
"Maaf bu, cio udah ngehamilin shani" ucap cio merasa bersalah.
"Apaa.? Maaf sebelumnya pak, saya baru mengetahui hal ini, apa boleh saya berbicara dulu dengan anak saya, pembicaraan ini bisa dilanjut kapan hari" ucap sarah yg masih sopan.
"Baik nya seperti itu, saya kira ibu sudah mengetahui, yaudah saya permisi bu, sekali lagi saya atas nama cio meminta maaf yg sebesar besarnya" ucap papi yg langsung berdiri diikutin jaenan dan cio.
"Pih cio disini dulu ya, ada yg harus cio jelasin" ucap cio dan diangguki papi.
Kini dirumah itu cuman ada shani sarah dan gracio.
"Kenapa kamu gak ngasih tau ibu.? Apa ibu udah gak penting di hidup kamu sampe hal kaya gini ibu tidak tau apa2" ucap sarah kecewa.
"Bu dengerin dulu penjelasan shani" ucap shani dengan nada yg sudah capek.
"Bu kita duduk lagi ya, cio jelasin semuanya" ucap cio.
"Shani sama cio baru mengetahui kemaren bu kalo shani hamil, dan kenapa shani gak pulang karna shani dirawat dirumah sakit karna banyak pikiran dan stres mengakibatkan shani pingsan. Maaf kita berdua sudah membohongi ibu shani waktu kemaren sangat syok mengetahui hal ini yg mana ia gak bisa berpikir jernih" jelas cio.
Sarah langsung menitihkan air matanya ia menangkup wajahnya dengan kedua tangan.
"Bu maafin shani, shani banyak salahnya sama ibu, shani beberapa kali udah ngecewain ibu, shani juga gak mau takdir ini terjadi pada shani, shani capek bu shani gak sanggup melewati ini semua kalo tidak bersama ibu, shani mohon maafin shani bu, shani mau ngelakuin apapun asalkan shani dapat maaf dari ibu dan ibu tetep ada disamping shani" ucap shani dengan bergetar.
Sarah melihat anaknya yg mungkin saat ini butuh dukungan dari dia, apalagi ia lagi hamil muda sangat sensitif. Sarah langsung memeluk shani dengan erat, menumpahkan air matanya di bahu shani, tak beda jauh shani pun sama, sama sama menangis di pelukan ibunya.
"Maafin ibu nak, maaf" ucap sarah lirih.
"Engga bu yg harusnya minta maaf itu shani bukan ibu, maafin shani ya bu" ucap shani dan diangguki sarah. Sarah melepaskan pelukannya dan melihat kearah gracio yg menunduk.
"Gracio" ucap sarah.
"Iya bu." ucap cio mengangkat kepalanya dan menatap ibu dari pacarnya.
"Tolong jaga shani, harapan ibu cuman sama kamu, tolong bahagiain anak ibu dengan cara kamu" ucap sarah lirih.
"Cio gak bisa janji bu, cio takut mengingkari dan mengecewakan ibu lagi, tapi cio akan berusaha untuk selalu membahagiakan shani dengan cara cio" ucap gracio. Sarah mengangguk dan tersenyum.
"Bilang maaf juga sama keluarga kamu karna sudah menyia-nyiakan waktu mereka yg sudah mereka sempatkan datang kesini" ucap sarah.
"Iya bu gapapa, cio ngerti ko, ada hari lain untuk hal ini" ucap cio.
"Kata dokter usia kandungannya udah berapa.?" tanya sarah.
"U udah d dua minggu bu" ucap shani gugup.
"Sehat sehat ya cucu nenek, nanti ketemu nenek ya kita bikin kue bareng" ucap sarah mengusap perut shani yg masih rata.
Shani menitihkan air matanya, ternyata kehadiran anak nya sangat dinantikan, tapi ia sebagai ibu nya dengan bodoh ingin anaknya tiada.
"Maafin mama nak" batin shani
•
•
•
TBC
Jangan lupa vote dan komen!
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.