35

1.3K 187 20
                                    

Sudah 2 minggu lebih setelah kejadian, hubungan cio dan shani bukannya makin lengket malah jadi renggang, entahlah shani merasa hubungannya dengan gracio tidak akan berakhir bahagia. Melihat mami nya cio yg sampai sekarang belum merestui hubungannya dan bahkan tidak suka dengan shani itu menjadi harapan yg sangat kecil untuk ia bersama cio.

Berbeda dengan shani yg sudah putus harapan, cio justru lebih berusaha untuk hubungannya terus berlanjut dan berakhir bahagia, apalagi ia sudah mengambil sesuatu berharga dari pacarnya yg mana ia harus bertanggung jawab.

Shani sedang fokus meeting dengan beberapa klien pak jaenan. Entah kenapa hari ini kepala ia sangat pusing.

"Shan kamu kenapa.?" tanya jaenan yg melihat shani memijit pelipisnya terus.

"Hah gapapa ko pak cuman pusing dikit" ucap shani.

Jaenan mengangguk mengerti.

Setelah selesai meeting shani kembali ke ruangan dan mengistirahatkan tubuhnya sebentar.

"Gak mungkin" gumam shani ketika melihat tanggal di kalender.

Perhatian shani teralihkan ke hp nya berdering.
Dia sangat males untuk mengangkat telpon dari pacarnya itu.

"Hallo sayang kamu udah makan.?"

"Hallo belum"

"Ko lemes gini, kamu kenapa.?"

"Gapapa,ada apa.?"

"Cuman pengen nelpon, aku kangen udah beberapa hari kita gak ketemu"

"Pulang kerja jemput aku"

"Beneran kamu mau pulang bareng aku.? Oke nanti aku jemput sayang"

"Yaudah aku tutup telpon nya"

Tuut!!

"Yesss akhirnya shani mau lagi ketemu aku" ucap cio kesenengan.

"Yok semangat cio kerjanya biar cepet selesai dan jemput bidadari" ucap cio lagi.

***

Sekarang gracio sedang menunggu shani keluar dari kantor nya. Tadi shani mengirimi ia pesan kalo ia disuruh nunggu dimobil saja jangan masuk.
Cio tersenyum ketika shani keluar kantor dengan rambut yg diterpa angin sore.

"Maaf nunggu lama" ucap shani ketika masuk kedalam mobil.

"Gapapa ko, kamu apa kabar.?" tanya cio basa basi sambil menjalankan mesin mobilnya.

"Baik, kamu.?" ucap shani.

"Kurang baik karna gak ketemu kamu beberapa hari, apalagi kamu sering cuekin aku" ucap cio cemberut yg membuat shani menghela nafas nya.

Bukan maksud shani mencueki pacarnya itu, cuman ia gak mau terlalu berharap lagi sama hubungan yg gak jelas kedepannya gimana.

"Sebelum pulang mau kemana dulu nih.? Mau jajan atau beli ice cream.?" ucap cio

"Apotik" ucap shani tanpa melihat cio.

Cio melirik shani sebentar "apotik.? Mau apa.?" tanya cio.

Tapi shani tak menjawab pertanyaan cio.

Sesampainya di apotik cio menghentikan mobil nya.

"Kamu tunggu disini, biar aku aja yg masuk" ucap shani yg langsung keluar dari mobil.

"Kamu kenapa sih shan,kenapa jadi kaya gini" gumam cio melihat punggung shani yg berjalan masuk ke apotik.

"Udah.? Beli apa.?" tanya cio penasaran.

Shani melihatkan apa yg ia beli yaitu vitacimin dan larutan.

Cio mengangguk dan menjalankan kembali mobilnya.

"Jangan pulang kerumah ibu dulu, aku mau ke apart" ucap shani yg membuat cio kaget karna setelah kejadian itu shani selalu menolak kalo diajak ke apart.

Cio mengangguk saja dia masih bingung dengan pacarnya sekarang yg menurutnya sangat aneh apa jangan2 ini bukan shani tapi setan yg menyerupain tubuh shani.
Cio bergidik takut.

"Kamu kenapa.?" tanya shani ketika tanpa sengaja melihat cio kaya ketakutan.

"Hah gapapa ko" ucap cio mencoba biasa biasa.

Setelah sampe di apart. Shani mematung didepan pintu.

"Ayok masuk yank" ucap cio.

Shani mengangguk dan berjalan masuk "aku mau ke kamar mandi dulu" ucap shani yg langsung pergi ke kamar mandi deket dapur.

Cio membuka jas dan mendudukan dirinya di sofa, ia sedikit memijit keningnya yg terasa pusing.

Setelah beberapa menit shani ke kamar mandi, shani keluar dengan keadaan yg mungkin tidak baik baik saja.

"Kamu kenapa.?" tanya cio yg melihat shani hanya berdiri didepannya.

Shani menarik nafas panjang, lalu memberikan sesuatu ke cio.

"Apa ini.?" tanya cio yg langsung membuka benda itu, ia melihat benda itu tidak mengerti "maksudnya apa ini.?" tanya cio lagi.

"A aku positif ha hamil" ucap shani gugup

Cio mengernyit dia mencerna ucapan shani lalu dia berdiri melihat shani yg sudah menangis.

"Ini serius.? Kamu gak becanda kan.?" tanya cio didepan shani.

Cio langsung memeluk tubuh shani dengan erat.
"Kamu beneran hamil sayang.? Dalam perut kamu ada anak aku.?" tanya cio memastikan dan shani cuman bisa mengangguk.

"A aku harus gimana hiks" tanya shani

"Gimana apanya sayang.?" tanya cio melepaskan pelukannya lalu menatap wajah shani.

"Aku harus gimana dengan anak ini hiks, sedangkan hubungan kita gak jelas kedepannya gimana" ucap shani yg mulai emosi.

"Sayang tolong lebih percaya sama aku bahwa kita akan berakhir bahagia" ucap cio

"Dengan cara apa cio.? Dengan cara apa hah.? Dengan cara menikah.? Iya itu kan yg selalu kamu bilang, tapi mami kamu sendiri tidak menerima aku, lantas bagaimana kita menikah dan berakhir bahagia hiks" ucap shani emosi mengeluarkan unek unek nya.

"Harusnya aku lebih dulu sadar sebelum anak ini hadir bahwa hubungan ini tidak jelas mau dibawa kemana" ucap shani lagi.

"Sayang....."

"Aku mau gugurin anak ini, dan menjauh dari kehidupan kamu" ucap shani.

"SHANI KAMU SADAR TIDAK DENGAN UCAPAN KAMU" bentak cio emosi.

"Sadar sangat sadar, ini keputusan aku gracio" ucap shani tak kalah emosi.

"Keputusan yg kamu ambil tidak akan membuat masalah selesai shani" ucap cio.

"Kamu salah, justru dengan keputusan ini semua akan selesai bahkan dengan hubungan kita" ucap shani

"Aku gak ngerti jalan pikiran..... Shan hei kamu kenapa shani" ucap cio panik ketika shani tiba tiba pingsan.

Cio langsng menggendong shani dan membawa shani kerumah sakit.

"Gimana keadaan shani dok.?" tanya cio ketika dokter baru saja keluar.

"Kondisi pasien tidak ada yg perlu dikhawatirkan, cuman ia kelelahan karna banyak pikiran, oiya satu lagi pasien sedang hamil 2 minggu yg mana janin nya sangat rentan jadi jangan biarkan ibu nya stres dan banyak pikiran, dan pasien harus dirawat dulu sebelum kondisinya sudah kuat" ucap dokter.

"Terimakasih dok" ucap cio

Cio masuk ke ruangan yg mana shani sudah dipindahkan, ia melihat pacar nya yg masih terlelap.

Cio mengusap kepala shani dengan lembut lalu mencium kening shani.
"Aku bener2 sayang sama kamu shan, aku harap kamu menarik semua omongan kamu tadi" gumam cio




TBC
Jangan lupa vote dan komen!
Semakin banyak vote semakin cepet buat up.

Lika Liku LukaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang